"Bagi pasangan suami istri yang menginginkan kehamilan, maka ikhtiarnya dapat dilakukan pada masa subur tersebut. Tentu saja tidak serta merta kehamilan akan terjadi meski sudah memperhatikan ciri-ciri masa subur, karena banyak faktor lain yang memengaruhi. Terlebih, pada perempuan dengan siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih pendek mempunyai perhitungan yang berbeda pula. Oleh karenanya, pemeriksaan kesehatan yang saksama tetap harus dilakukan oleh ahlinya."
Oleh. Rery Kurniawati Danu Iswanto
(Praktisi Pendidikan)
NarasiPost.Com-Allah Swt. menciptakan anatomi dan fisiologi tubuh perempuan dengan sangat spesial, sangat berbeda dengan anatomi dan fisiologi tubuh laki-laki. Hal yang sangat berbeda adalah pada bagian sistem reproduksi. Pada sistem ini terdapat organ reproduksi yang karenanya perempuan mempunyai fungsi khas yaitu menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Fungsi ini menjadi khas karena tidak terdapat pada tubuh laki-laki.
Fungsi sistem reproduksi perempuan mempunyai ciri kesuburan yang khas pula. Dengan mengetahui ciri khas masa subur tersebut, dapat diketahui kapan tubuh seorang perempuan dalam kondisi kesuburan atau sebaliknya. Dan dengan mengetahui masa subur, bagi pasangan suami istri yang menginginkan kehamilan dapat digunakan untuk ikhtiar mendapatkan kehamilan ataupun menghindarinya bagi yang ingin menjaga jarak kehamilan.
Masa subur berkaitan dengan siklus menstruasi sebagaimana telah diulas dalam artikel sebelumnya di https://narasipost.com/2021/12/10/menstruasi-siklus-yang-berulang-setiap-bulan-siapa-yang-mengatur/. Perkiraan masa subur pada siklus yang normal (kurang lebih 28 hari) ada dipertengahan siklus. Di sekitar hari ke-14 adalah puncak kesuburan, sedangkan masa subur berada diantara 2 hari sebelum, hingga 2 hari sesudahnya. Sehingga lama masa subur kurang lebih sekitar 1 minggu. Pengamatan ciri masa subur dilakukan dengan memperhatikan lendir yang keluar melalui vagina. Meski demikian, proses ini berkaitan dengan kerja sistem hormonal di otak dan proses pematangan ovum (ovulasi) yang terjadi di dalam ovarium.
Ciri khas masa subur ini ditandai dengan adanya lendir yang keluar melalui vagina. Lendir masa subur sangat khas yaitu encer, jernih, licin, dan mulur atau elastis. Hal ini karena pengaruh kerja hormon estrogen selama proses ovulasi berlangsung. Pada hari ke-14, saat hari puncak kesuburan, lendir akan terasa sangat encer, sangat licin, dan sangat mulur. Inilah hari ketika ovum telah siap dibuahi. Karena usia ovum yang optimal untuk dibuahi kurang lebih hanya 24 jam saja, jika tidak terjadi pembuahan maka periode siklus akan berlanjut.
Selanjutnya, masa subur berganti dengan masa tidak subur. Ciri khas lendir berubah menjadi putih kental karena pengaruh kerja hormon progesteron, hingga akhirnya kering atau tidak ada lendir sama sekali karena fungsi ovarium untuk mengeluarkan hormon estrogen maupun progesteron sudah berakhir. Inilah akhir siklus menstruasi yang ditandai dengan meluruhnya lapisan uterus disertai dengan keluarnya darah menstruasi.
Bagi pasangan suami istri yang menginginkan kehamilan, maka ikhtiarnya dapat dilakukan pada masa subur tersebut. Tentu saja tidak serta merta kehamilan akan terjadi meski sudah memperhatikan ciri-ciri masa subur, karena banyak faktor lain yang memengaruhi. Terlebih, pada perempuan dengan siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih pendek mempunyai perhitungan yang berbeda pula. Oleh karenanya, pemeriksaan kesehatan yang saksama tetap harus dilakukan oleh ahlinya.
Inilah fitrah seorang perempuan. Begitu khas penciptaan tubuh seorang perempuan. Dengan memahaminya, semestinya membuat kita makin mengerti bahwa tidak seharusnya anatomi dan fisiologi perempuan yang khas ini disetarakan fungsinya dengan laki-laki yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda. Sedang keberadaan perbedaan tersebut, mempunyai derajat yang sama di sisi Allah Swt. Oleh karenanya, tidak tepat jika konsep kesetaraan gender diartikan dengan perempuan dapat melakukan apa pun yang juga dilakukan oleh laki-laki. Bagi perempuan, ia mempunyai tugas dan tanggung jawabnya sendiri, demikian juga bagi laki-laki. Dan di sisi Allah Swt., keberadaan tugas dan tanggung jawab yang berbeda ini mempunyai nilai yang setara.
Hal yang harus dilakukan adalah menggunakan apa yang telah menjadi fitrah perempuan untuk sebaik-baiknya mengabdi pada Penciptanya, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah Swt. berfirman dalam QS. An-Nisa’ ayat 97, "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami berikan padanya kehidupan yang baik."
Wallahu alam bishowwab.[]
Photo : Medical Source