Ramadan Kurindu: Saatnya Wujudkan Totalitas Ketakwaan

"Semoga ketaatan secara totalitas ini mampu kita wujudkan dengan sebenar-benarnya. Spirit perjuangan menegakkan Islam kaffah akan terus kita gelorakan sampai maut menjemput."

Oleh. Rufaida Aslamiy

NarasiPost.Com-Tak terasa, Ramadan yang kita rindu sudah hadir di pelupuk mata. Marhaban ya Ramadan, bulan mulia penuh ampunan. Begitu banyak keutamaan, penuh rahmat, dan keberkahan. Berbahagia menyambut datangnya bulan Ramadan adalah wujud keimanan kita seorang muslim. Bagaimana tidak, begitu banyak kucuran pahala yang Allah sediakan bagi orang-orang yang mengisi Ramadan dengan penuh amal saleh. Setiap siang dan malamnya Allah anugerahkan berkali-kali lipat pahala. Rugilah kita jika menyia-nyiakannya.

Tarhib (menyambut) Ramadan di berbagai pelosok wilayah Indonesia begitu maraknya. Begitu bahagia dan sukanya kita menyambut datangnya bulan Ramadan, karena Allah akan memberikan ampunan sekaligus kesempatan yang seluas-luasnya bagi setiap hamba-Nya. Allah Swt. akan melipatgandakan pahala ibadah kita. Ibadah sunah disamakan seperti pahala ibadah wajib, sementara pahala ibadah wajib dilipatgandakan hingga 70 kali, dan setiap amal kebaikan yang dilakukan di bulan ini Allah lipatkan 10 kali kebaikan sampai dengan 700 kali. Sebagaimana telah sampai kabar gembira pada kita mengenai datangnya bulan Ramadan dalam hadis Rasulullah saw. “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan).” HR. Ahmad

Mengisi dan menyambut datangnya bulan Ramadan tak cukup sekadar dengan sambutan perasaan suka cita bergembira, melaksanakan puasa semata, tapi hendaknya Ramadan ini bisa menghantarkan kita pada derajat takwa. Totalitas ketakwaan ini akan tercermin pada sikap dan juga perilaku kita, bukan hanya di bulan Ramadan saja, melainkan di bulan-bulan lain selain Ramadan. Mari kita bekali diri dengan ilmu, agar ibadah di bulan Ramadan yang kita jalankan ini menjadi ibadah yang sah dan sempurna. Menjauhkan diri dari hal-hal yang berbau kesyirikan, dan kembali pada ajaran Islam yang lurus sebagaimana Rasulullah contohkan.

Jika kita melihat kondisi umat muslim secara umum, maka kondisi tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun kondisi pandemi sudah hampir mendekati endemi, namun masalah-masalah besar masih mendera umat ini. Kemiskinan, kesenjangan sosial, pengangguran, buruknya kesehatan masyarakat, naiknya berbagai bahan pokok, sinkretisme dengan balutan moderasi agama, semua bermuara karena masih berlandaskan pada sistem kapitalis-sekuler.

Hal yang memilukan di awal tahun ini sampai menjelang Ramadan, banyak kebijakan yang justru merugikan masyarakat. Kenaikan bahan-bahan pokok dari awal tahun sudah cukup mencekik rakyat, tapi tetap saja kita diperas dengan besaran pajak yang terus dinaikkan. Keberadaan para mafia seolah mendapat tempat dengan kinerja para oligarki dewasa ini.

Belum lagi tontonan kesyirikan yang dipertontonkan atas nama kearifan lokal. Di manakah letak kewarasan para elite bangsa ini? Prosesi kendi nusantara di titik nol IKN ataupun adanya pawang hujan di Mandalika adalah sesuatu yang seharusnya tidak dipertontonkan, terlebih di zaman modern seperti sekarang karena jelas merusak akidah. Maka, saatnyalah di bulan Ramadan ini kita jadikan momen untuk bertobat dengan sebenar-benarnya.

Ramadan Saatnya Wujudkan Totalitas Ketakwaan

Mari kita jadikan momentum Ramadan tahun ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita.” Demikian potongan pidato Presiden Joko Widodo di istana kepresidenan Bogor (Sabtu, 2/04/2022) menyambut datangnya bulan Ramadan 1443 H, dilansir dari mediaindonesia.com (3/04/2022).

Semoga saja ini bukan sekadar ucapan, tapi benar-benar kita aplikasikan dalam kehidupan nyata. Sehingga, momen Ramadan yang mulia ini tidak lagi kita rusak dan kita nodai kesuciannya dengan aktivitas-aktivitas maksiat. Jadikan bulan Ramadan ini sebagai wasilah untuk mewujudkan derajat kita sebagai seorang yang bertakwa.

Apalagi sebagai seorang muslim, setidaknya kita harus memiliki agenda besar untuk proses perubahan di tengah umat. Terlebih dalam bulan Ramadan ini, mari kita isi dengan berbagai amal saleh, membaca Al-Qur’an, mempelajari dan mentadaburi isinya, mengamalkan serta mendakwahkannya. Menggencarkan dakwah untuk memahamkan umat akan pentingnya penerapan Islam secara kaffah harus jadi perhatian besar, terlebih para pengemban dakwah juga para pemimpin bangsa ini. Semoga Allah memberikan keberkahan dan kebaikan tidak hanya kepada diri kita juga keluarga kita, namun juga memberikan keberkahan dan kebaikan untuk umat Islam sedunia.

Cukuplah firman Allah Swt. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 21 ini jadi peringatan, “Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

Juga dalam QS. Al-An’am ayat 153, “Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.”

Semoga ketaatan secara totalitas ini mampu kita wujudkan dengan sebenar-benarnya. Spirit perjuangan menegakkan Islam kaffah akan terus kita gelorakan sampai maut menjemput. Inilah bukti keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Hidup untuk berjuang menegakkan syariat-Nya bukan tampil sebagai penghalang apalagi pecundang.

Hal ini pun dicontohkan oleh Rasul dan para sahabat terdahulu, bahwa spirit Ramadan akan terus kita gaungkan demi terwujudnya keberkahan dengan syariat kaffah. Karena sesungguhnya Islam adalah ad-din yang syamilan (menyeluruh) dan kamilan (sempurna). Cakupan pembahasannya meliputi seluruh aspek kehidupan dan wajib kita terapkan. Wallohu’alam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ummu Firda Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pemenuhan Kebutuhan Listrik: Kewajiban Negara, Hak Publik
Next
Balada Kebijakan Mudik Lebaran
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram