"Sistem kapitalisme memberikan kebebasan kepada siapa pun untuk berkepemilikan, sehingga lambat laun dapat memicu ketidakstabilan ekonomi. Hal ini tentu berdampak besar terhadap masyarakat. Ada yang tertindas dan ada yang ingin berkuasa. Seperti yang terjadi di El Savador ini, perekonomiannya mengalami pasang surut selama pemerintahan Partai Aliansi Republika Nasional."
Oleh. Ira Rahmatia
(Aktivis Dakwah Nisa Morowali)
NarasiPost.Com-Pembunuhan hari demi hari semakin menjadi-jadi, bagai tak terkendali manusia-manusia kian beringas menunjukkan seberapa kuat eksistensinya.
Jika di Indonesia ada KKB Papua, di negara lain pun ada kelompok bersenjata yang jauh lebih mengerikan lagi. Tepatnya di El Savador, salah satu negara di Amerika Tengah yang saat ini mengalami krisis keamanan. Baru-baru ini pemerintah setempat mendeklarasikan status keamanan darurat setelah adanya perseturuan antargeng yang mengakibatkan 62 orang tewas dalam satu hari. (Cnnindonesia.com, 28/3/2022)
Geng tersebut ialah Mara Salvatrucha atau MS-13 yang awalnya berasal dari Los Angeles. Geng tersebut beranggotakan ratusan ribu orang dari berbagai belahan dunia. Aktivitas-aktivitas geng tersebut berkaitan dengan tindakan kejahatan, seperti penjualan narkoba, penjualan senjata gelap, perdagangan manusia, penculikan, pencurian mobil, perlawanan pada petugas hukum, hingga pembunuhan.
Negara ini beserta dua negara tetangganya memang dikenal sebagai wilayah paling berbahaya di dunia walaupun tidak ada peperangan dengan tingkat pembunuhan yang tinggi. Tercatat pada tahun 2021, jumlah pembunuhan oleh kelompok tersebut telah menewaskan 1140 orang.
Kebebasan yang Kebablasan
Perlu diketahui bahwa semboyan negara ini ialah “Tuhan, Persatuan, dan Kebebasan”. Secara tidak langsung, semboyan kebebasan ini membuat masyarakatnya hidup bebas. Jika pemerintahnya tak mampu mengendalikan kebebasan rakyatnya, maka seperti inilah yang terjadi.
Dalam sistem kapitalisme akan banyak memunculkan problematika di tengah masyarakat, seperti pengangguran dan pemerintahan yang korup sehingga masyarakatnya pun lambat laun akan saling mengikat diri membentuk suatu organisasi atau geng. Akhirnya, dengan adanya geng-geng ini akan saling beradu, memperkuat eksistensinya walau harus berseteru dengan geng lain. Para gangster seperti ini bisa meluas dan menjadi benalu di dalam negara. Akhirnya keamanan yang tak terjamin membuat warga negaranya satu per satu mengungsi demi mencari tempat yang aman dan nyaman, jika bertahan maka bertaruh nyawa menjadi pilihan.
Sebenarnya, kita juga dapat melihat dari rusaknya sistem yang digunakan, yakni sekularisme (pemisahan agama dalam kehidupan), dimana negara Barat memandang minum minuman beralkohol adalah kebolehan dan wajar dilakukan. Bahkan menjadi barang yang diperjualbelikan secara bebas. Akhirnya, banyak kejahatan lain yang bermunculan, karena akal tak lagi jalan. Seperti, pemerkosaan dan ketidaktenangan dalam hidup yang mendorong diri memakai obat-obatan terlarang. Dengan demikian, banyaknya warga membutuhkan barang haram tersebut menjadi ladang bisnis bagi para gangster untuk mengedarkannya dengan diam-diam. Sehingga, salah satu pemicu perselisihan antargeng ini juga karena peredaran barang haram tersebut.
Terjadi karena Ketidakstabilan Ekonomi
Sistem kapitalisme memberikan kebebasan kepada siapa pun untuk berkepemilikan, sehingga lambat laun dapat memicu ketidakstabilan ekonomi. Hal ini tentu berdampak besar terhadap masyarakat. Ada yang tertindas dan ada yang ingin berkuasa. Seperti yang terjadi di El Savador ini, perekonomiannya mengalami pasang surut selama pemerintahan Partai Aliansi Republika Nasional yang menggagas pasar bebas, seperti swastanisasi perbankan, distribusi listrik, penghapusan kendali harga dan subsidi. Pada tahun 1999, seperlima penduduk terkaya menerima 45% keuntungan negara, sementara seperlima penduduk miskin hanya menerima 5.6%.
Secara umum, semua negara-negara yang menerapkan sistem kapitalis memang terdapat sekat yang memisahkan jauh warga kaya dan miskin, bahkan semakin lama ketimpangannya sangat besar, akhirnya lambat-laun kan berujung pada ketidakstabilan ekonomi yang memunculkan ketidakpatuhan warga negara terhadap hukum yang ada.
Pendidikan Sekuler Melahirkan para Gangster
Pendidikan dalam sistem kapitalis hanya berfokus membangun masyarakat pekerja yang jauh dari nilai-nilai agama.
Sekolah-sekolah yang ada pun banyak dikuasai oleh swasta yang berbayar mahal, pendidikan negeri pun hampir sama. Maka, sekalipun banyak pabrik atau pun investasi yang ada di negeri tersebut juga tidak berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat karena dikelola dengan nilai-nilai kapitalis yang hanya mempekerjakan yang berpendidikan saja. Tak heran banyak warga kecil yang tak mampu mengenyam pendidikan, lalu menjadi pengangguran.
Manusia Tak Sejahtera di Bawah Iklim Demokrasi
Demokrasi yang katanya dapat memberi kesejahteraan bagi masyarakat, kenyatannya dapat kita lihat sendiri bagaimana hasilnya. Empat pilar kebebasan yang diusungnya ternyata tak mampu memberikan kesejahteraan sebagaimana diharapkan. Fakta yang terlihat justru bertolak belakang, dimana pembunuhan terus terjadi mengintai setiap jiwa hari demi hari. Maka, jika sistem ini dianggap gagal, adakah sistem yang benar-benar dapat memberikan rasa aman kepada setiap individu masyarakat?
Solusi Real Menangani Pemberontak
Islam memberikan jaminan hidup aman juga sejahtera jika menerapkan segala aturan-Nya, misalnya aturan hukum meminum khamar atau alkohol adalah haram. Pengharaman ini sebagai salah satu solusi untuk menyingkirkan faktor penting yang memengaruhi terjadinya gelombang kejahatan. Lebih jauh lagi, Islam mendorong timbulnya semangat untuk melakukan amar makruf nahi mungkar dalam setiap anggota masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menegakkan hukum Allah Swt di muka bumi semata-mata untuk meraih rida-Nya. Hal ini digambarkan dengan sangat indah dalam hadis Rasulullah yang sangat terkenal, yaitu hadis safinah, hadis tentang kapal. Dengan demikian, pada hakikatnya sistem berfungsi untuk melindungi masyarakat dari perbuatan-perbuatan tertentu, yang bila dilakukan akan membahayakan seluruh masyarakat.
Adanya sanksi yang tegas dalam Islam juga berpengaruh penting dalam menumpas kejahatan hingga akar-akarnya. Hal ini tentu saja bukan sekadar untuk kepentingan umat Islam di dunia agar sejahtera, namun juga sebagai penebus dosa bagi pelaku di dunia sehingga di akhirat tidak akan di hisab lagi.
Semasa perjalanan Rasulullah saw hingga para khalifah saat memimpin dunia, terdapat beberapa peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh warga negara seperti pembangkangan Maslamah Al-Kadzdzab, pemberontakan orang-orang yang tak mau membayar zakat pada masa Abu Bakar dan murtad ketika Nabi wafat, juga Khawarij pada masa antara pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan. Dalam hal ini Nabi Muhammad saw pernah bersabda, "Barang siapa yang datang kepada kalian, ketika kalian bersatu di bawah satu pimpinan, dia berkeinginan untuk memecah belah persatuan kalian, maka bunuhlah dia.” (HR.Muslim)
Terkait hadis di atas, Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa terdapat perintah agar memerangi orang atau kelompok pemberontak kepada kepemimpinan Khalifah, juga pemberontak yang ingin memecah belah kesatuan kaum muslim. Maka, tak lain kita hanya mampu hidup aman dan tentram jauh dari berkembangnya para pemberontak atau gengster sebagaimana di El Savador jika mengganti seluruh sistem yang digunakan dalam kehidupan. Karena Islam memandang ketika kesejahteraan sudah diberikan, namun masih muncul pemberontak dengan alasan lain semisal, kekuasaan atau hasutan pihak luar, maka pemimpin yakni Khalifah akan memerintahkan untuk melumpuhkan mereka dengan perang.
Wallahu a’lam bis-shawwab.[]