Kesalahan Terbesar

"Kesalahan terbesar itu adalah digantinya aturan Allah dengan aturan manusia. Sejak dihancurkannya daulah Turki Utsmaniyyah pada Maret 1924, maka hilanglah institusi yang menerapkan Islam secara kaffah."

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Setiap manusia tak luput dari kesalahan. Sebuah kesalahan bisa membawa pada permasalahan yang besar dan mungkin tak terbayangkan sebelumnya. Satu kesalahan yang tampak sepele bisa sangat fatal akibatnya. Kesalahan yang pada akhirnya merugikan banyak pihak dan menelan banyak biaya. Satu kesalahan yang kemudian menjadi penyesalan seumur hidup.

Pada tahun 1998, dua anak muda bernama Larry Page dan Sergey Brin hendak menjual algoritma milik mereka berdua yang bernama PageRank. Alasan mereka menjualnya adalah karena ingin fokus pada kuliah mereka di Universitas Stanford, AS.

Saat itu, Page dan Brin ingin menjual algoritma mereka dengan harga murah, yakni 1 juta dolar AS atau sekitar 14 miliar (dengan kurs 1 dolar AS = Rp 14.000,00). Mereka menawarkannya ke berbagai perusahaan teknologi, termasuk Yahoo, namun ditolak. Mereka juga ditolak oleh perusahaan Excite yang dipimpin George Bell. Pada akhirnya, Page dan Brin tetap mempertahankan proyek mereka.

Namun, siapa nyana karya mereka yang ditolak di mana-mana tersebut justru sekarang menjadi raksasa di bidangnya. Google yang kini begitu lekat dengan pengguna internet, adalah ciptaan Larry Page dan Sergey Brin. Penolakan Yahoo dan Excite menjadi kesalahan yang amat mereka sesali sebab Google kini menjadi perusahaan termahal di dunia. Diperkirakan bahwa Alphabet, Inc., induk yang menaungi Google bernilai sekitar 1,42 triliun dolar AS atau sekitar Rp 19.800,00.

Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh satu orang bisa memberikan penderitaan pada banyak orang. Inilah yang menyebabkan terjadinya tragedi Chernobyl pada 26 April 1986. Peristiwa meledaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl itu diakibatkan kesalahan manusia dalam mengoperasikannya. Sebagai dampaknya isotop radioaktif tersebar ke seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat kala itu hingga ke Eropa.

Selain melayangnya nyawa manusia, tragedi ini juga menimbulkan luka-luka dan dampak lanjutan karena terpapar radiasi nuklir. Selain itu, ribuan orang terpaksa mengungsi, jutaan hektar hutan dan lahan pertanian terkontaminasi, serta mencemari airnya. Begitu dahsyatnya dampak ledakan tersebut hingga wilayah bekas PLTN yang meledak itu kini menjadi seperti kota mati. Ia ditinggalkan karena bahaya dari paparan radiasinya yang masih tinggi. Udara di kawasan tersebut masih berbahaya sehingga tak bisa berlama-lama di sana, apalagi ditempati kembali.

Itulah kisah tentang kesalahan. Sebuah kesalahan yang bisa terjadi karena tidak sengaja atau keteledoran. Untuk memperbaikinya adalah sesuatu hal yang sangat berat jika tanpa kesungguhan.

Sesungguhnya ada sebuah kesalahan teramat besar yang hingga kini memiliki dampak luar biasa dalam kehidupan. Kesalahan ini dilakukan oleh umat Islam sendiri. Sebagai akibatnya, beragam permasalahan terus berkelindan. Umat terus-menerus dalam keadaan terpuruk. Begitu susah bagi umat ini untuk bisa bangkit dan maju. Mereka terus terkungkung oleh kekacauan yang terjadi secara sistemik.

Kesalahan terbesar ini menjadikan umat Islam tercerai-berai tanpa perlindungan. Kesalahan yang telah berlangsung begitu lama. Sebagian ada yang menyadari, sebagian menyadari namun tak peduli, sebagian lain ada yang tak menyadari sama sekali. Kesalahan ini seolah tersamarkan oleh pekatnya suasana sistemik yang berlaku sekarang. Dibutuhkan upaya perbaikan yang revolusioner dan tepat padanya. Bila tidak, maka akan gagal.

Kesalahan terbesar itu adalah digantinya aturan Allah dengan aturan manusia. Sejak dihancurkannya daulah Turki Utsmaniyyah pada Maret 1924, maka hilanglah institusi yang menerapkan Islam secara kaffah. Akibat tindakan keji sang pengkhianat, Mustafa Kemal, umat Islam tidak lagi memiliki pelindung dan penjaga. Syariat Islam pun ditinggalkan dan diganti dengan aturan kehidupan yang sekuler. Islam bukan lagi menjadi pedoman kehidupan.

Ketiadaan Daulah Khilafah membuat kehidupan umat Islam mengalami banyak kekacauan. Rundungan masalah terus berdatangan. Umat pun tersibukkan dengan permasalahan tersebut hingga lupa dengan ajaran Islam yang dimiliki. Mereka juga kesulitan untuk menerapkan syariat Islam secara menyeluruh sekalipun mereka sangat menginginkannya.

Negeri-negeri muslim terpecah dan terjajah oleh kafir penjajah. Negeri-negeri tersebut bagai kue yang menjadi rebutan bangsa Barat yang telah bersiap dengan garpu dan pisaunya untuk memotong dan melahapnya. Meski negeri-negeri itu kemudian merdeka, namun kemerdekaan tersebut hanyalah untuk mengalihkan perhatian dan memberi kesenangan sesaat. Masuklah mereka dalam penjajahan gaya baru yang dilancarkan oleh bangsa Barat.

Secara fisik, penjajahan memang tidak ada, namun secara pemikiran, ekonomi, dan sosial budaya tetaplah Barat itu menguasai negeri-negeri muslim. Kaum muslimin telah tersekat oleh nasionalisme. Akibatnya, segala kebijakan dalam negeri dikendalikan oleh Barat yang dipimpin oleh negara adidaya, Amerika. Apa pun yang terjadi di dalam negeri telah sepengetahuan dan dengan persetujuan dari negara AS. Tidak boleh sedikit pun melanggar kepentingannya bila ingin hidup tenang dan nyaman.

Dengan begitu, negeri kaum muslim hingga kini tak bisa lepas dari cengkeraman kafir Barat. Negeri-negeri tersebut laksana budak bagi tuannya. Dalam segala hal harus mematuhi apa yang diperintahkan. Maka, aturan yang diterapkan juga harus tunduk pada titah tuannya. Berani menentang sudah pasti akan tak aman hidupnya.

Meski aturan tersebut bertentangan dengan keyakinannya sebagai muslim, namun ia tak berdaya menolaknya. Ia terlalu lemah untuk bisa melawan. Atau mungkin terlanjur menikmati hidup dalam naungan sistem yang memuaskan kebebasannya sebagai manusia. Meskipun kesenangan tersebut berujung kenestapaan, namun ia tak mampu atau tak mau menyadarinya. Telah terlampau sulit baginya untuk lepas dari jerat sistem kufur nan rusak.

Islam tidak menjadi pedoman dalam kehidupan. Umat Islam telah meninggalkan syariat Allah yang agung. Kehidupan diatur oleh aturan yang bertentangan dengan Islam yang mereka katakan sebagai keyakinan. Nyatanya, itu hanyalah ucapan di mulut semata. Islam hanya dalam tataran ritualitas semata. Sementara dalam aspek kehidupan lainnya, aturan kufurlah yang mereka terapkan. Islam hanya sekadar simbol dan hiasan belaka. Mereka telah mengikuti jalan-jalan orang kafir yang dibenci oleh Allah Swt., sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Ma’idah ayat 44: “… Siapa pun yang tidak berhukum dengan apa-apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir.

Propaganda dan rekayasa keji kaum kufur telah membuat Islam menjadi dipandang buruk. Makar mereka terhadap agama ini memunculkan Islamofobia di mana-mana. Islam menjadi sasaran kebencian tak berdasar. Bahkan, umat Islam sendiri pun banyak yang termakan oleh hasutan kafir Barat. Ajaran Islam dibenci dan ditinggalkan karena dianggap sebagai penghambat untuk mendapatkan kenikmatan dunia. Kaum muslim sendiri enggan menerapkannya. Padahal, Allah telah memberikan peringatan bagi mereka yang mendustakan perkataan-Nya dalam surah Al-An’am ayat 39: “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah tuli, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barang siapa yang Allah kehendaki (berada dalam kesesatan), niscaya disesatkan-Nya. Dan siapa saja yang Allah kehendaki, maka niscaya dijadikan berada di atas jalan yang lurus.”

Berbagai cara, baik kasar dan halus, selalu dilancarkan oleh kaum kafir untuk mencegah umat Islam kembali pada ajaran agamanya. Mereka berusaha untuk membuat Islam dan umatnya terus tenggelam dalam kegelapan. Kafir Barat tak akan pernah membiarkan sedikit pun celah bagi Islam untuk kembali bangkit. Akan membahayakan kedudukan mereka bila umat Islam sampai bangkit.

Tak mengherankan jika kaum kafir terus mengerahkan seluruh tenaga dan dana untuk membungkam Islam ideologis. Sebab Islam ideologis adalah yang mampu menjadi jembatan bagi umat untuk bangkit. Islam yang mengasah pemikiran manusia agar tajam membedakan berbagai fakta kerusakan yang ada. Islam yang menjadi pandangan hidup inilah yang akan menjernihkan pemikiran manusia dari kotornya pemikiran kufur. Membersihkan dari segala ide dan pemahaman yang batil kembali pada Islam yang cemerlang.

Kehidupan umat manusia dalam sistem sekarang ini telah nyata penuh dengan masalah. Tiada hari tanpa permasalahan yang mendapatkan solusi hakiki. Solusi tambal sulam justru terus menambah masalah. Kesalahan pun dilakukan berulang-ulang. Sudah tahu jalan ini salah dan menyesatkan, namun tetap saja dipertahankan. Kesalahan besar yang menjadikan hawa nafsu berkuasa dan mengendalikan jalannya kehidupan.

Kesalahan ini harus segera diakhiri. Kesalahan yang telah membawa umat Islam pada penderitaan tiada henti. Umat harus kembali pada jalan Ilahi. Terkecuali bila memang ingin terus dalam kemurkaan Allah. Maka, pertobatan sebenar-benarnya harus diteguhkan dengan meninggalkan seluruh aturan buatan manusia. Tidak boleh ada tempat untuk selain aturan-Nya.

Saatnya Islam menjadi satu-satunya panduan hidup sebagaimana hanya Islam agama yang benar di sisi-Nya. Hanya Islam yang menjadi jalan keselamatan. Ingatlah kita pada firman-Nya yang tertulis dalam surah Ali Imran ayat 19: “Sesungguhnya agama yang diridai oleh-Nya hanya Islam. Dan tidaklah saling bertentangan mereka yang telah mendapat Al-Kitab, kecuali setelah datang kepada mereka ilmu pengetahuan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Dan siapa saja yang mengingkari ayat-ayat Allah, maka sungguh Allah sangat cepat penghisaban-Nya.”

Saatnya Islam memimpin pemikiran umat. Saatnya hidup kembali diatur oleh syariat. Saatnya syariat diterapkan secara kaffah dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyyah. Kini, saatnya hukum Allah yang berkuasa di muka bumi, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 57: “… Menetapkan hukum itu adalah hak Allah saja. Dia menjelaskan yang haq dan Dialah sebaik-baik Pemberi keputusan.”

Wallahu a’lam bish-shawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Ibadah Ramadan Butuh Persiapan, Hati-Hati Sekularisme Mengalihkan Tujuan
Next
Kisah Pilu Seorang Ibu, ke Mana Mereka Harus Mengadu?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram