Resah sang Jelata

Satu dua episode kaududuk bertahta.
Rakyat berharap bisa hidup mulia.
Namun nyatanya hanya angan-angan belaka.
Justru sengsara yang hadir menjelma

Oleh. drh. Lailatus Sa'diyah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Aku termangu
Melihat dunia penuh tipu-tipu
Mendengar kata yang menyembilu
Menguntai rasa menusuk kalbu

Kau pun begitu
Menyambut kecewa tak hanya satu
Berantak menjadi kelabu
Menggerus asan sang Pemandu

Rasaku pun kaujamu
Berjibaku menawan ragu
Mengumpat kinerja ambigu
Wahai raja pemilik serdadu

Dulu, kaudatang dengan berjuta penggawa
Kautabur janji begitu menggoda
Kata-katamu membius rana jiwa
Seakan engkau paling wibawa

Sikapmu membumi penuh karisma
Layaknya tak ada jarak di antara kita
Orang mengira kau orang paling peka
Nyatanya itu hanya sandiwara

Satu dua episode kaududuk bertahta
Rakyat berharap bisa hidup mulia
Namun nyatanya hanya angan-angan belaka
Justru sengsara yang hadir menjelma

Kutahu ini bukan salahmu semata
Kau hanya pelaksana titah maharaja
Kausebut itu kontribusi untuk negara
Nyatanya hatimu berkiblat memenuhi kepentingannya

Rakyatmu kehilangan arah
Banyak ranah yang dijajah
Untuk makan saja mereka susah
Namun ulahmu makin membawa resah

Akan korporasi kau begitu ramah
Seakan kau tak tahu mereka menjarah
Bagai lintah haus akan darah
Mengisap dengan penuh gairah

Ah sudahlah…
Harus kepada siapa kami mengadu
Padamu pun layaknya jalan buntu
Tak sedikit pun asa kami penting bagimu
Hanya menambah luka haru biru

Ah sudahlah…
Kapitalisme telah membuatmu gugu
Liberalisme menghalalkanmu berbuat semaumu
Sekulerisme telah menjadikan agama sebagai candu
Sayangnya kau tak juga sadar akan hal itu

Ah sudahlah…
Kini kami kehilangan percaya
Pada dirimu yang ada di singgasana
Pada rezim yang berkuasa
Pada siar yang kau kata

Ingatlah wahai raja
Rezimmu berbatas masa
Tatkala nanti waktunya tiba
Kau akan jatuh tak berdaya

Ingatlah wahai raja
Tidakkah kau takut akan kuasa-Nya
Membalas kezaliman yang kau cipta
Merusak tatanan agama dan kehidupan bangsa

Ingatlah wahai raja
Pada saatnya kami akan bersaksi
Atas hidup yang kami dapati
Kau tak pandai membawa diri
Kepada siapa kau harus bersimpati

Wahai raja…
Ingatlah pesanku ini
Bahwa bangkitnya Islam hal yang pasti
Jangan terus kau lenakan diri
Karena akan kau pertanggungjawabkan pada Ilahi

Sidoarjo, 17 Maret 2022[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
drh. Lailatus Sa'diyah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kopi Ternoda Bahan Kimia, Islam Hadir untuk Menjaga
Next
Solusi Tuntas Masalah Stunting dalam Perspektif Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram