Pertolongan Allah itu mahal dan tidak dapat diberikan kepada sembarang orang. Mereka yang sungguh-sungguh berjuang, akan memberikan waktu terbaik, harta terbanyak, dan kesempatan emas yang dimiliki. Mereka adalah orang-orang yang rela menukar kenikmatan hidup di alam fatamorgana dengan kebahagiaan yang kekal di surga.
Oleh. Ahsani Annajma
NarasiPost.Com-Ketika lelah dan derita mendera, acapkali lisan ini lalai dalam berdakwah. Jiwa-jiwa liar hingga setan terus memprovokasi manusia untuk melakukan kemaksiatan. Dunia seolah bersolek indah dan hawa nafsu muncul sebagai pemenang. Sejatinya, empat perkara ini yaitu jiwa, setan, dunia dan hawa nafsu merupakan perkara-perkara yang benar-benar merupakan musuh yang nyata. Jika kita berhasil menaklukkannya, tentu kita akan lebih mudah menaklukkan musuh kita dari kalangan manusia.
Ketahuilah, kita senantiasa akan dihadapkan pada kelelahan yang luar biasa. Ujian demi ujian serta tertimpa cobaan demi cobaan saat kita menempuh jalan kebenaran serta menyibukkan diri dengan perjuangan Islam. Namun, jika kita tetap berjalan di atas kebenaran dan bersabar dalam menghadapi cobaan, penderitaan itu akan sirna dan kelelahan akan hilang. Bukankah Allah Swt. telah berjanji, bahwa bersama kesulitan itu akan selalu ada kemudahan? Sebagaimana yang tertuang dalam kalam-Nya surah Al-Insyirah, Inna ma’al-‘usri yusra. Tidak patut rasanya kita mengingkari ayat tersebut.
Yakinlah selepas derita sirna, yang tersisa hanyalah balasan yang baik dan pahala bagi kita. Bukankah nikmat, bagi orang yang berpuasa di tengah hari itu hilang rasa hausnya ketika ia meneguk segelas air saat berbuka puasa? Pun, saat kita masuk dan menginjakkan kaki di surga, maka saat itulah segala kelelahan yang pernah kita rasa, duka yang dahulu mendera, serta luka yang dialami di jalan Allah Swt. sirna seketika. Kelelahan dan penderitaan tidak akan ada lagi, sebab segalanya telah berubah menjadi kegembiraan, kebahagiaan dan kenikmatan.
Kabarkanlah kepada mereka (para pejuang agama Allah Swt.) bahwa surga adalah sebaik-baiknya balasan yang tak akan dapat ditukar dengan kebahagiaan dan kenikmatan apa pun. Mereka akan berangan-angan, andai saja dahulu kami mencurahkan tenaga dan mengalami kelelahan lebih banyak lagi di jalan agama ini. Andai saja, dahulu kami lebih banyak lagi mengorbankan diri kami untuk menempuh kilometer, mengetuk-ngetuk pintu dan menyampaikan risalah mulia ini. Andai saja, kami berkorban di jalan Allah lebih banyak lagi daripada apa yang telah kami korbankan selama ini. Dan mereka pun berangan-angan, andai saja dulu kami bisa mengikuti jejak para syuhada, kami akan rela mati syahid berkali-kali. Karena karunia dari Allah di dalamnya dan bagaimana Allah memulikan para syuhada.
Demikianlah, dengan para pembela agama Allah, akan tetap ada di tengah-tengah umat yang mulia ini, sebuah kelompok yang teguh dan konsisten memperjuangkan kebenaran. Sedikit pun tidak menyimpang dari hukum Allah, dan Insyaa Allah bahwa ia adalah kelompok yang pasti dimenangkan (al-manshurah), dengan pertolongan dan kemenangan dari Allah Swt., Zat yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Kelompok ini akan tetap teguh dan konsisten memperjuangkan kebenaran dan berjalan di atas sunah Baginda Nabi Muhammad saw. Allah menjamin mereka akan mendapat pertolongan-Nya di yaumil akhir kelak. Dalam firmanNya:
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
"Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang." (Q.S. Al-Maidah: 56)
Ketahuilah, sesungguhnya perjuangan Islam ini adalah agenda yang sangat penting dan menjadi prioritas amal kita. Pertolongan Allah itu mahal dan tidak dapat diberikan kepada sembarang orang. Mereka yang sungguh-sungguh berjuang, akan memberikan waktu terbaik, harta terbanyak dan kesempatan emas yang dimiliki. Mereka adalah orang-orang yang rela menukar kenikmatan hidup di alam fatamorgana dengan kebahagiaan yang kekal di surga.
Bukankah kita tahu, kisah sahabat Abu Bakar yang pernah mendermakan seluruh hartanya untuk perjuangan dakwah di jalan Allah? Hingga Rasulullah saw. bertanya, Wahai Abu Bakar, apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu? Abu Bakar menjawab, Aku menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka. Bukankah kita pun tahu, sahabat Utsman bin Affan pernah mendanai sendiri pasukan perang Tabuk? Bayangkanlah, satu orang mampu mendanai pasukan lengkap dengan senjata, perbekalan, dan kendaraaanya. Jumlah pasukan yang ia danai saat itu lebih dari sepuluh ribu orang. Silakan bandingkan sendiri dengan realitas saat ini, sudahkan kita melakukan sebagaimana kontribusi Abu Bakar dan Ustman bin Affan?
Atau rela meninggalkan kemewahan dunia layaknya sahabat Mush’ab bin Umair, seorang pemuda tampan, keturunan bangsawan, dan menjadi idaman para gadis Quraisy, lengkap dengan jubah kemuliaan yang disandangnya. Namun ketika masuk Islam, ia mendermakan apa saja yang ia miliki untuk Islam dan tidak pernah pelit dengan apa yang ia miliki. Semua itu ia tinggalkan demi masuk Islam, bahkan di akhir hayat hidupnya, ia tidak memiliki kain kafan yang cukup untuk menutupi tubuhnya. Semasa hidupnya, setiap hari ia mempersembahkan kemenangan baru untuk Islam di medan dakwah dan jihad.
Dialah pemuda dai Islam pertama di Madinah. Pemuda ini pula adalah peletak batu pertama, cikal berdirinya Daulah Islam di Madinah. Itulah nilai seorang pejuang Islam sejati, persembahan sejatinya hanya untuk Islam dan jemaah dakwahnya yang lurus dan selamat. Allah akan memuliakan mereka dan kabarkanlah kepada mereka yang berjuang, bahwa pengorbanan mereka tak akan pernah sia-sia di mata Rabb-nya. Mereka akan mendapatkan kenikmatan yang tak akan pernah ia rasakan sebelumnya. MasyaAllah, semoga kita adalah bagian dari para pejuang sejati itu. Hadanallah waiyyakum ajma’in.[]