Pengaturan Pengeras Suara Masjid, Mencegah Intoleran atau hanya Pembatasan?

"Kapitalisme sebagai sistem yang dianut negeri ini dan oleh sebagian besar negara di dunia, akan selalu menjalankan misinya agar sistem ini tetap langgeng dalam kehidupan dunia. Setiap aroma agama yang berusaha menembus dinding kehidupan akan diupayakan untuk dihapus ataupun dikurangi."

Oleh. Nita Savitri

NarasiPost.Com-Marah dan geram, ketika melihat cuplikan video Menag tentang pengaturan suara azan. Dalam tayangan tersebut Menag menjelaskan urgensi pengaturan azan. Penjelasan pun diakhiri dengan memberi contoh suara anjing yang menggonggong, menimbulkan kebisingan bagi sekitarnya. Walau Kemenag sudah mengklarifikasi pernyataan tersebut bukan untuk membandingkan. Namun, hanya sebagai permisalan untuk setiap suara yang bising akan mengganggu kenyamanan sekitar.

Surat edaran no.5 tahun 2022 yang mengatur pengeras suara/toa, menuai protes dari semua elemen masyarakat. Mereka beralasan bahwa suara azan selama ini tidak menimbulkan masalah. Sehingga dalih untuk toleransi dan menimbulkan harmonisasi digunakan untuk kasus ini, sebenarnya tidak tepat.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, menanggapi adanya SE ini tidak bisa digeneralisasi untuk semua wilayah. Ada wilayah yang luas, seperti Sumatra, sehingga jika memakai aturan 100 desibel maka tidak terdengar oleh masyarakat. Dirinya pun meminta agar Menag mengevaluasi kebijakan tersebut, agar tidak terjadi konflik horizontal antarkaum muslimin. Sehingga amat tidak bijak jika demi menghormati umat beragama lain, namun terhadap sesama muslim terjadi perselsihan. (Republika.com, 27/2/22)

Sementara Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Bukhori Yusuf, menganggap bahwa aturan tersebut tidak memperhatikan dinamika kondisi sosiologis dan kultural masyarakat setempat seperti di wilayah pedesaan. Menurutnya ada wilayah yang memang terbiasa melantunkan selain adzan, dengan pengeras suara. Hal ini terjadi dalam masyarakat tradisional yang komunal, mereka relatif memiliki penerimaan yang lebih positif terhadap tradisi melantunkan azan, zikir, atau pengajian dengan suara keras melalui speaker masjid.(Tribunnews, 23/2/22)

Azan sebagai seruan berisi ajakan untuk menunaikan salat sekaligus syiar bagi kaum muslimin. Lantunan azan mengingatkan akan kebesaran asma Allah dan ketauhidan. Hal ini sebagai pembeda dengan umat lain seoerti Yahudi dan Nasrani, yang menyembah selain Allah Swt.

Islam Menjunjung Keadilan antarumat Beragama

Keberadaan Islam sebagai agama paripurna dan sempurna, harus diyakini bagi setiap muslim. Sehingga tidak ada ketakutan dan kekhwatiran, ketika menyampaikan apa pun yang berasal dari Islam. Kebenaran dan kemuliaan ajarannya, menjadikan kaum muslim sebagai umat yang termulia. Hal ini tertuang dalam QS. Ali Imran : 110, yang artinya :

"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."

Dari ayat tersebut menunjukkan, gelar khairu ummah hanya teruntuk umat Islam. Allah Swt. memberi gelar tersebut, karena ada keunggulan yang dimiliki oleh umat ini. Salah satunya adalah kewajiban berdakwah bagi setiap muslim, baik laki-laki, maupun perempuan, di usia muda ataukah tua. Adanya dakwah adalah bukti cinta kepada sesama manusia. Apalagi jika ditujukan kepada sesama saudara muslim yang menjadi penguasa.

Sehingga keberadaan masjid/musala yang identik sebagai tempat ibadah umat Islam, sudah dipahami sebagai tempat yang mengumandangkan syiar Islam serta menjalankan aktivitas ibadah dan dakwah dalam batas yang dibutuhkan wilayah tersebut. Kadang sebagai syiar dakwah, memang wajar harus diperdengarkan secara jelas dan terang. Adanya pembatasan pengeras suara dalam, seperti dalam SE Menag, untuk acara pengajian yang diselenggarakan oleh masjid/musala, menjadikan pembatasan daya cakupan penerimaan dakwah.

Nasib Islam dalam Kapitalisme

Kapitalisme sebagai sistem yang dianut negeri ini dan oleh sebagian besar negara di dunia, akan selalu menjalankan misinya agar sistem ini tetap langgeng dalam kehidupan dunia. Setiap aroma agama yang berusaha menembus dinding kehidupan akan diupayakan untuk dihapus ataupun dikurangi. Islam sebagai satu-satunya agama yang mengurus kehidupan, akhirnya menjadi sasaran yang ditekan dan dikorbankan. Mulai narasi teroris, radikal, pemetaan masjid dan ustaz, hingga pengaturan pengeras suara. Walau umat Islam menjadi mayoritas, tetapi lemah dan tidak berdaya menghadapi kekuatan sistem Kapitalisme yang didukung oleh negara sebagai pelaksanannya.

Sehingga tidak sebanding, menghadapkan Islam yang belum menjadi kekuatan ideologi/sistem dengan kapitalisme yang saat ini dianut sebagai sistem bagi mayoritas negara dunia. Sehingga satu-satunya jalan untuk menghadapi kapitalisme adalah dengan mewujudkan Islam sebagai ideologi/sistem kehidupan. Jika Islam telah berhasil menjadi sistem/ideologi, maka syariat Islam yang benar dan mulia dari Allah Swt akan diterapkan oleh negara secara sempurna. Maka, hal inilah yang akan membawa kaum muslimin kembali menjadi umat terbaik, sebagaimana tertulis dalam sejarah.

Wallahu'alaam bishawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Nita Savitri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Ukraina Vs Rusia, Di mana Posisi Muslim?
Next
Rintik Kepiluan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram