Tapak Tilas Perjalanan Dakwah Rasulullah saw.

"Allah mengutus Nabi Muhammad saw. ke tengah-tengah kaumnya. Saat diangkat menjadi nabi, Beliau saw. berusia 40 tahun. Dalam Sirah Ibnu Hisyam disebutkan bahwa saat Muhammad saw. berusia 40 tahun, Allah Swt. mengutusnya sebagai rahmat bagi seluruh alam dan pemberi kabar gembira bagi seluruh manusia. Sejak itulah dimulainya perjalanan dakwah Beliau saw. yang dilakukan dalam dua periode; periode Makkah dan periode Madinah."

Oleh. Mariyah Zawawi
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sebelum Islam datang, kondisi masyarakat di Makkah sangat rusak. Mereka suka minum khamar, berjudi, berperang, dan berbagai perbuatan buruk lainnya. Mereka juga memperlakukan perempuan seperti benda yang dapat diwariskan. Bahkan, kelahiran seorang bayi perempuan dianggap sebagai sebuah aib yang harus ditutupi. Maka,mereka kubur hidup-hidup bayi perempuan tak berdosa itu.

Mereka juga menyembah berhala. Berhala-berhala itu mereka buat sendiri. Kemudian, mereka letakkan di sekitar Ka'bah. Berhala yang terbesar bernama Latta dan Uzza. Berhala-berhala hasil kreasi tangan mereka yang tidak mampu berbuat apa-apa itu pun mereka mintai pertolongan. Padahal, untuk berpindah tempat saja tidak mampu. Bagaimana mungkin benda mati itu mampu memberikan pertolongan?

Pada saat itu, mereka juga melaksanakan ibadah haji di Baitullah. Namun, mereka telah menyimpang dari syariat Nabi Ibrahim a.s. Saat melakukan ibadah haji, para perempuan bertelanjang, sedangkan para lelaki berpakaian lengkap.

Itulah sebabnya masa itu disebut masa jahiliah. Sebab, mereka ditimpa kebodohan yang sangat. Akal yang mereka miliki tidak mereka gunakan dengan baik. Mereka dikuasai oleh hawa nafsu sehingga tidak mampu berpikir dengan jernih.

Dalam kondisi seperti itulah, Allah mengutus Nabi Muhammad saw. ke tengah-tengah kaumnya. Saat diangkat menjadi nabi, Beliau saw. berusia 40 tahun. Dalam Sirah Ibnu Hisyam disebutkan bahwa saat Muhammad saw. berusia 40 tahun, Allah Swt. mengutusnya sebagai rahmat bagi seluruh alam dan pemberi kabar gembira bagi seluruh manusia. Sejak itulah dimulainya perjalanan dakwah Beliau saw. yang dilakukan dalam dua periode; periode Makkah dan periode Madinah.

Periode Dakwah di Makkah

Dakwah Nabi saw. di Makkah terdiri dari dari dua marhalah (tahapan). Marhalah pertama disebut marhalah tatsqif. Dalam marhalah ini, Rasulullah saw. melakukan pembinaan dan pengkaderan. Marhalah ini dimulai setelah turunnya surah al-Muddatstsir[74] ayat 1-2. Dalam ayat tersebut, Allah Swt. berfirman,

يٰٓأيها الْمدثر • قمْ فَأنْذر

"Hai orang yang berselimut! Bangunlah. Lalu, berilah peringatan!"

Dalam tiga tahun pertama, Beliau saw. menyampaikan Islam secara sembunyi-sembunyi (sirriyyah). Yang pertama beliau seru adalah istri dan keluarga dekatnya. Maka, bersyahadatlah Khadijah binti Khuwailid ra. dan Ali bin Abi Thalib ra. Disusul Zaid bin Haritsah, mantan budak Beliau saw.

Kemudian, Beliau saw. mendakwahkan Islam kepada kerabat dan para Sahabat. Orang yang mau menerima dakwah Beliau saw. adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beberapa Sahabat pun masuk Islam melalui Abu Bakar Ash-Shiddiq. Di antara mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Abu Ubadah bin Al-Jarrah. QKemudian, orang-orang pun masuk Islam secara bergelombang sehingga Islam menjadi bahan perbincangan di Makkah.

Setelah melakukan aktivitas secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun, Allah Swt. pun memerintahkan Rasulullah saw. untuk berdakwah secara terang-terangan. Allah memerintahkan hal itu melalui firman-Nya dalam surah Al-Hijr[15]: 94,

فاصْدعْ بما تُؤْمر وأعْرضْ عن الْمشركين

"Maka, sampaikanlah secara terang-terangan segala yang diperintahkan kepadamu, dan berpalinglah dari orang-orang musyrikin."

Menurut Ibnu Hisyam, arti fashda' adalah memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Inilah tahapan dakwah yang kedua, yaitu tahap berinteraksi dengan masyarakat (marhalah tafa'ul ma'al ummah). Dalam tahapan dakwah yang kedua ini, Rasulullah saw. semakin gencar menyampaikan Islam ke tengah-tengah masyarakat. Berbagai kesempatan yang ada Beliau saw. gunakan untuk berdakwah. Di mana pun Beliau saw. berada, tidak lupa Beliau sampaikan dakwah Islam.

Para pembesar Quraisy yang khawatir kehilangan posisinya sebagai pemimpin di Makkah pun tidak tinggal diam. Berbagai upaya mereka lakukan untuk menghalangi dakwah Rasulullah saw. Maka, berbagai ujian dakwah harus dihadapi Rasulullah. Bahkan ada di antara mereka yang mendapat penyiksaan secara fisik. Misalnya penyiksaan yang dialami oleh Bilal bin Rabah, keluarga Yasir, Abu Dzar Al-Ghifari, dan Ibnu Mas'ud.

Ketika tekanan terhadap dakwah semakin berat, Rasulullah saw. pun berharap dakwah Islam akan diperkuat dengan masuk Islamnya Umar bin Khaththab atau Abu Jahal. Dalam hadis riwayat Thabrani, Rasulullah saw. menyampaikan sebuah doa,

اللهم ايِّد الإسلامَ بِعمرَ بن الْخطابِ أو بِأبي جهل بن هشامٍ

"Ya Allah, perkuatlah dakwah Islam dengan Umar bin Khaththab atau Abu Jahal bin Hisyam."

Doa Rasulullah saw. pun dikabulkan oleh Allah Swt. Pada tahun keenam kenabian, Umar bin Khaththab masuk Islam. Meskipun demikian, tekanan orang-orang kafir Quraisy tidak berkurang. Bahkan, kaum muslimin mengalami pemboikotan selama hampir tiga tahun.

Hingga tahun kesepuluh kenabian, dakwah Rasulullah saw. yang dilakukan di Makkah belum juga mencapai tujuan. Dalam kondisi seperti itu, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, istri Beliau saw. dipanggil menghadap Sang Pencipta. Kemudian disusul paman Beliau, Abu Thalib.

Masyarakat Makkah yang mengalami kejumudan membuat Beliau saw. berusaha untuk mencari para penolong dakwah. Pilihan Beliau jatuh pada Bani Tsaqif di Thaif. Sayangnya, upaya Beliau belum membawa hasil. Bahkan, Beliau menerima perlakuan yang buruk dari mereka. Mereka mengerahkan orang-orang bodoh dan para budak untuk menertawakan Beliau saw. Setelah itu, Beliau juga menyampaikan dakwah Islam ke beberapa kabilah di Arab. Namun, upaya itu tidak membawa hasil.

Pada musim haji, Rasulullah saw. menemui enam orang kabilah Khazraj dari Madinah. Beliau sampaikan dakwah Islam kepada mereka. Mereka pun menerima dakwah Beliau. Pada musim haji berikutnya, 12 laki-laki dari Madinah melakukan Baiat Aqabah yang pertama. Setelah itu, mereka kembali ke Madinah bersama Mushab bin Umair. Mushab pun mengajarkan Islam di Madinah. Setahun berikutnya, tidak ada rumah di Madinah yang di dalamnya tidak disinari cahaya Islam, kecuali beberapa rumah saja.

Mushab bin Umair pun kembali ke Makkah bersama 73 orang laki-laki dan 2 orang wanita yang telah memeluk Islam. Saat itulah dilakukan Baiat Aqabah yang kedua. Baiat ini merupakan baiat politik, yakni baiat dari para pemimpin kabilah Aus dan Khazraj yang bersedia diterapkan Islam atas mereka. Di samping itu juga kesediaan mereka untuk senantiasa taat dan membela Rasulullah saw.

Setelah Rasulullah saw. berhasil menyiapkan Madinah untuk menerapkan Islam dalam kehidupan, Rasulullah saw. memerintahkan kepada para Sahabat untuk berhijrah ke Madinah. Beliau sendiri melaksanakan hijrah setelah ada perintah dari Allah Swt. ditemani_Sahabat_ yang paling setia, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Rasulullah saw. pun hijrah ke Madinah.

Periode Dakwah di Madinah

Periode ini dimulai dengan penyerahan kepemimpinan di Madinah kepada Rasulullah saw. Tahapan ini disebut marhalah tathbiq 'alaa al-ahkaam. Maka, berbagai hukum dan aturan Islam pun diberlakukan. Bukan hanya dalam masalah ibadah, tetapi juga masalah muamalah, termasuk dalam kehidupan bernegara. Sejak itulah, Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Islam kemudian menyebar semakin luas dan memimpin dunia.

Namun, musuh-musuh Islam tak pernah berhenti menghancurkan Islam. Setelah berkuasa selama 13 abad lamanya, kekuasaan Islam pun runtuh. Di tangan Mustafa Kamal, hancurlah kekuatannya. Wilayahnya yang meliputi hampir dua per tiga dunia dijadikan negara-negara kecil yang tidak lagi memiliki kekuatan. Sejak itu, hilanglah kemuliaan Islam dan kaum muslimin, berganti dengan kehinaan dan kesengsaraan.

Maka, untuk mengembalikan kemuliaan itu, tidak ada jalan lain selain meneladani langkah-langkah dakwah yang telah ditempuh oleh Rasulullah saw. melalui dakwah pemikiran, menyadarkan umat agar kembali kepada Islam yang kafah. Dengan demikian, Islam akan kembali tegak dan menyebarkan rahmatnya ke berbagai penjuru dunia. Wallaahu a'lam bishshawaab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Harga Daging Sapi Melonjak, Negara Gagal Jaga Pangan Nasional
Next
Kedelai Naik Lagi, Tahu Tempe Tak Terbeli
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram