Valentine’s Day dan Ancaman Ketahanan Keluarga

"Valentine’s day memang sering diidentikkan dengan anak muda. Namun, efek dari pergaulan bebas yang dilakukan dalam peringatan ini sangat berkontribusi pada kehancuran keluarga. Seks bebas banyak dilakukan saat Valentine’s day, otomatis berimplikasi pada banyaknya kehamilan di luar nikah, aborsi, hingga kelahiran generasi tanpa nasab yang jelas. Lalu, apakah kita masih mengira bahwa Valentine’s day tidak mengancam keluarga kita?"

Oleh. Annisa Fauziah, S.Si
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bulan Februari digadang-gadang menjadi bulan yang banyak dinanti anak muda. Sebab, ada satu hari yang dinilai istimewa. Ialah Valentine’s day yang diperingati setiap tanggal 14 Februari. Namun, ternyata hari kasih sayang ini pun sering dijadikan momentum bagi banyak keluarga muslim untuk mengekspresikan rasa cinta.

Awal Februari menjadi begitu spesial, saat toko bunga, swalayan, hingga toko perhiasan mungkin lebih ramai dari biasanya. Ya, hari kasih sayang ini identik dengan hadiah, kejutan, dan ungkapan cinta. Tak ketinggalan, timeline media sosial kita dipenuhi dengan ucapan mesra untuk pasangan. Bahkan, dianggap menjadi momentum yang tepat untuk “nembak” pacar ala anak remaja.

Apakah hal seperti ini hanya sekadar tren dan dianggap wajar oleh masyarakat kita? Padahal, hari kasih sayang ini justru sering juga dijadikan ajang untuk melakukan seks bebas yang kian merajalela. Lalu, bagaimana seharusnya keluarga muslim menyikapi fenomena ini? Apakah layak bagi kita untuk ikut merayakannya?

Ada Apa di Balik Valentine’s Day?

Valentine’s day sejatinya bukanlah peringatan tanpa makna. Bukan sekadar hadiah cokelat yang diberi pita. Namun, peringatan Valentine’s day erat kaitannya dengan sejarah dan tradisi Romawi Kuno yang jelas-jelas tak sesuai dengan syariat Islam. Namun, kita mungkin bertanya-tanya, jika sejarah kelam Valentine’s day sudah diketahui banyak orang, mengapa hingga kini pun peringatan ini masih digandrungi berbagai kalangan?

Fenomena ini marak terjadi sebab saat ini kita sedang digempur dengan serangan pemikiran dari Barat (ghazwu fiqr). Oleh karena itu, berbagai standar dan nilai yang diadopsi oleh Barat dijadikan sebagai alat penjajahan kepada negeri-negeri muslim di seluruh dunia. Tak terkecuali menerpa sendi-sendi ketahanan keluarga.

Valentine’s day memang sering diidentikkan dengan anak muda. Namun, efek dari pergaulan bebas yang dilakukan dalam peringatan ini sangat berkontribusi pada kehancuran keluarga. Seks bebas banyak dilakukan saat Valentine’s day, otomatis berimplikasi pada banyaknya kehamilan di luar nikah, aborsi, hingga kelahiran generasi tanpa nasab yang jelas. Nau’dzubillahi min dzalik. Lalu, apakah kita masih mengira bahwa Valentine’s day tidak mengancam keluarga kita?

Di tengah masyarakat, mungkin masih ada keluarga muslim yang beranggapan bahwa ini hanyalah sebuah momentum untuk saling berbagi hadiah. Bukankah sesuatu hal yang baik jika kita bisa menyenangkan pasangan? Nah, sebelum mengambil sebuah kesimpulan, ada baiknya kita kembali melihat terkait asas lahirnya perayaan ini.

Perayaan Valentine’s day sejatinya bisa mengancam ketahanan keluarga bahkan menggoyahkan akidah keluarga muslim. Sebab, ide sekuler dan liberal di balik perayaan Valentine’s day mampu menggeser standar nilai kehidupan keluarga muslim. Balutan hedonisme yang diaruskan telah menafikan keterikatan kita akan hukum syarak.

Aturan syariat terkait larangan khalwat, ikhtilat, dan mendekati zina diabaikan. Sebab, standar kebahagiaan materi menjadi sesuatu yang diagung-agungkan. Bahkan asas sekularisme dan liberalisme yang amat kental dalam perayaan ini telah menggiring banyak keluarga untuk tak melihat lagi bahwa akidah Islam adalah fondasi di dalam kehidupannya, termasuk dalam berumah tangga dan mengikat cinta dengan pasangan. Lalu, bagaimana syariat Islam mampu merawat cinta yang hakiki tumbuh di tengah keluarga?

Mewujudkan Rasa Cinta yang Hakiki di dalam Keluarga

Berbicara tentang cinta, sejatinya ia adalah manifestasi dari naluri yang dimiliki oleh manusia. Ialah gharizah nau’, yaitu naluri untuk melestarikan jenis. Bentuk ekspresi dari naluri tersebut misalnya, yaitu rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya ataupun suami kepada istrinya. Sebab, gharizah nau’ adalah naluri untuk melestarikan keturunan.

Lalu, bukankah orang-orang yang merayakan Valentine’s day pun adalah orang-orang yang memiliki naluri tersebut serta ingin mengekspresikannya? Nah, kita perlu meluruskan dahulu bahwasannya naluri tersebut tidak bisa dipenuhi dengan standar akal dan hawa nafsu manusia. Namun, kita harus memenuhinya berdasarkan syariat Islam yang bersumber dari wahyu Allah Swt.

Firman Allah Swt. menjelaskan bahwasannya, “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka, apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS.al-Furqan: 43)

Maka, mengungkapkan cinta pada nonmahram bukanlah bentuk ekpresi cinta yang sejati. Justru itu hanyalah ungkapan cinta semu yang muncul karena dorongan hawa nafsu. Jadi, apakah kita masih percaya dengan perayaan semacam Valentine’s day sebagai wasilah untuk menguatkan cinta?

Bagaimana mungkin cinta antara suami istri, orang tua dan anak bisa terwujud menjadi cinta yang sejati jika yang mengikatnya bukanlah karena landasan cinta kita kepada-Nya? Bahkan, tanpa sadar kita justru mengikuti sudut pandang Barat dalam menjalani kehidupan. Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Dalam skala yang lebih besar, ternyata ancaman ketahanan keluarga ini tak cukup dicegah dengan langkah individual ataupun komunal semata. Orang tua tak akan pernah mampu menghalau anak-anak untuk mengikuti tren lingkungan pertemannya jika sistem pendidikan yang diterapkan pun mengusung nilai moderasi.

Orang tua tidak akan mampu melarang anak-anaknya ikut dalam euforia Valentine’s day jika ternyata masyarakat sekitar pun menganggap perayaan ini adalah hal yang biasa. Orang tua mungkin bisa saja melarang dengan keras anak-anaknya untuk ikut perayaan ini. Namun. nyatanya kita tak akan pernah mampu menghalau tsunami informasi yang ada di media sosial anak-anak kita selama 24 jam tanpa henti.

Oleh karena itu, memang diperlukan peran negara untuk benar-benar menjaga masyarakatnya dari “penjajahan” pemikiran ala Barat. Negara memiliki tugas sebagai pelindung untuk menjaga akidah dan kepribadian Islam masyarakatnya. Begitupun amar makruf nahi mungkar harus senantiasa hadir di tengah masyarakat agar Valentine’s day tidak lagi dianggap sesuatu yang biasa saja.

Khatimah

Perayaan Valentine’s Day sejatinya bukan sekadar ancaman bagi rusaknya pergaulan di kalangan generasi muda. Namun, menjadi sebuah ancaman nyata goyahnya ketahanan keluarga muslim. Jika tidak ada institusi yang mampu mengkonter berbagai ide sekuler dan liberal ini maka umat akan kian tersesat tak tahu standar baik dan benar.

Oleh karena itu, penting bagi negara untuk menerapkan Islam secara kaffah dalam mengatur kehidupan masyarakat. Begitu pun fondasi akidah harus senantiasa ditanamkan di tengah keluarga dan masyarakat kita. Sebab, tanpa akidah yang kokoh maka ketahanan keluarga muslim akan tergadaikan oleh nilai-nilai peradaban Barat.
Wallahu ‘alam bi shawab[]


Photo : pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Annisa Fauziah, S.Si. Kontributor NarasiPost.Com
Previous
My V-Day is A Valuable Day
Next
JHT Cair Usia 56 Tahun, Dana Rp553 Triliun Mau Dipalak?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram