Dahsyatnya Doa dan Istigfar Membuka Tabir

"Barang siapa memperbanyak istigfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).

Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Penulis)

NarasiPost.Com-Seorang ulama, Ibnul Qayyim Al Jauzi mengatakan, "Bila engkau ingin berdoa, sementara waktu yang kau miliki begitu sempit, padahal dadamu dipenuhi oleh begitu banyak keinginan, maka jadikan seluruh isi doamu istighfar, agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi-Nya tanpa engkau memintanya."

Pernah baca ungkapan ini, begitu mengena di hati. Sebagai manusia pasti memiliki banyak sekali keinginan dan semua dipanjatkan dalam doa-doa. Namun, ternyata keinginan manusia amat banyak, sementara waktu untuk berdoa seakan sempit. Entah, mungkin karena terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga waktu untuk berdoa kadang ala kadarnya. Maka, penuhi doa yang dipanjatkan dengan istigfar.

Pernah tidak, saat banyak sekali doa yang ingin dipanjatkan tapi berkaca pada diri yang hina. Ada rasa malu mendera, banyak meminta pada-Nya tak seimbang dengan penunaian kewajiban sebagai hamba. Akan tetapi, jika kita sebagai manusia tidak meminta pada Sang Pencipta, lalu meminta pada siapa?

Saat dada sesak butuh jawaban segera dari segala doa yang dipanjatkan, kapankah Ya Allah? Sadarlah wahai diri, bahwa membuka tabir antara Rabb dan hamba bukan hanya sekadar berdoa tapi perbanyak istighfar. Doa pasti dikabulkan, hal itu sudah Allah sampaikan dalam firman-Nya (QS. Ghafir: 60).

Namun, bagaimana dan kapan Allah mengabulkan doa hamba-Nya itu urusan Allah. Fokus seorang hamba adalah meminta dengan sebaik-baiknya. Ya, terus saja meminta dan berharap hanya kepada Allah bukan yang lain dibarengi dengan istigfar sebanyak-banyaknya. Terkadang, Allah sangat suka dengan cara meminta seorang hamba kepada-Nya. Oleh karenanya, doa belum dikabulkan bahkan ditangguhkan dulu tersebab sangat menyukai cara berdoa hamba-Nya.

Hingga, ketika nanti doanya dikabulkan apakah hamba tersebut akan tetap berdoa seperti pada saat doanya belum dikabulkan? Di sini diuji keistikamahan dalam berdoa dan berharap kepada Allah. Karena banyak sekali manusia, saat meminta begitu berharap dengan sungguh-sungguh hingga sering meneteskan air mata. Namun, ketika doa sudah dikabulkan tidak lagi meminta, merintih dan menangis seperti saat doanya belum dikabulkan.

Berdoa ada adabnya, jangan sampai kita sebagai manusia datang pada Allah saat ada maunya saja. Setelah keinginan dikabulkan lari begitu saja bahkan melupakan-Nya. Allah menguji manusia, ketika berdoa begitu khusyuk namun tak jua dikabulkan doanya. Banyak yang akhirnya tak lagi berdoa dan mengatakan, "Allah tak pernah mengabulkan doa, padahal aku sudah banyak berdoa dan berharap pada-Nya"

Ingatlah, jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Seorang hamba hendaknya memiliki sifat roja (berharap) doanya dikabulkan oleh Allah. Serta memilki sifat khauf (takut) doanya tidak dikabulkan karena melihat pada diri betapa banyak dosa yang dilakukan. Namun, yakinlah bahwa Allah Maha Mengabulkan doa, Maha Melihat dan Mendengar apa yang dilakukan hamba-Nya.

Cara Allah Swt. mengabulkan doa sudah Rasul sampaikan dalam hadisnya, yang diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, "… bisa jadi Allah akan mempercepat terkabulnya doa itu saat di dunia; atau Allah akan menyimpan terkabulnya doa di akhirat kelak, dan bisa jadi Allah akan memalingkan keburukan darinya sesuai dengan kadar doanya. Para sahabat berkata, 'Kalau begitu kami akan memperbanyak doa.' Rasulullah saw. bersabda, "Allah akan lebih banyak lagi (mengabulkannya)."

Allah Maha Rahman pada hamba-Nya, sekalipun hamba tersebut banyak maksiat namun kasih sayang-Nya melebihi kebencian-Nya. Allah punya wewenang kapan doa bisa dikabulkan dan dalam bentuk apa, karena Allah lebih tahu yang terbaik bagi setiap hamba-Nya. Bisa jadi saat ini yang dibutuhkan seorang hamba yaitu kesehatan, padahal yang diminta adalah harta. Sebagai hamba harus yakin bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik.

Salah satu adab ketika berdoa yaitu memperbanyak istigfar. Rasulullah dalam sehari lebih dari seratus kali beristigfar, walaupun Beliau salah satu yang dijanjikan surga oleh Allah. Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa memperbanyak istigfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir)

Maka, teruslah berdoa dan beristigfar dalam membuka tabir baik kemudahan, kelapangan dan rezeki. Memosisikan diri sebagai hamba yang lemah, penuh harap doa dikabulkan. Karena Allah tak pernah ingkar janji untuk mengabulkan doa hamba-Nya. Sudahkah berdoa dan memohon ampun pada-Nya?

Allahu A'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Sherly Agustina M.Ag. Kontributor NarasiPost.Com dan penulis literasi
Previous
Timbunan Minyak Ditemukan, Benarkah Negara Kehilangan Kewibawaan?
Next
Kapitalisme Menyuburkan Pemuja Syahwat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram