Kebijakan impor senantiasa berbanding lurus dengan makin terpuruknya nasib para petani bawang putih di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh liberalisasi ketahanan pangan, menjadikan negara hanya sebagai regulator kebijakan. Tanpa menimbang kemaslahatan para petani lokal.
By : Sri Astuti
NarasiPost.Com-Bawang putih merupakan komoditas rempah yang selalu dibutuhkan sebagai bumbu dapur. Menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat, maka harga dan ketersediaan bawang putih menjadi hal yang sangat penting.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengakui tidak semua komoditas pangan seperti bawang putih bisa dipenuhi di dalam negeri. Sehingga kebijakan impor harus diambil oleh pemerintah. (kumparan BISNIS, 18/11/2020 )
Sayangnya, kebijakan impor senantiasa berbanding lurus dengan makin terpuruknya nasib para petani bawang putih di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh liberalisasi ketahanan pangan, menjadikan negara hanya sebagai regulator kebijakan. Tanpa menimbang kemaslahatan para petani lokal.
Oleh sebab itu, liberalisasi ketahanan pangan harus ditinggalkan. Beralih pada aturan kebijakan yang akan mewujudkan kedaulatan pangan tanpa mengambil kebijakan impor, yaitu arah pandang kebijakan Islam yang menjadikan peran dan fungsi negara sebagai pelayan dan penjaga bagi rakyatnya.[]
Photo: Google Source
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]