"Nyeri tengkuk atau nyeri pada daerah belakang kepala, merupakan keluhan yang hampir semua orang pernah alami. Ada banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami keluhan nyeri tengkuk, diantaranya masalah pada otot, saraf, tulang dan bisa juga masalah psikis. Jika keluhan ini muncul ketika stress timbul dan berulang selama 3 bulan, bisa jadi kamu mengalami Fibromialgia. Bagaimana penjelasan dan cara menangani nyeri tengkuk ini? Silahkan menyimak penjelasan berikut!"
Rubrik “Ngobrol Bareng Dokter”
Oleh dr. Nisa Utami, Sp.PD
NarasiPost.Com-“Aku sering banget masuk angin dengan gejala bagian tengkuk sering nyeri terasa pegal seperti kecapean. Bagian bahu terasa capek seperti habis memikul beban. Ada gak metode atau obat untuk menyembuhkan?”
-Ummi Biyan
“Saya punya kerabat laki-laki berusia 55 tahun, pekerjaan karyawan swasta di perusahaan konstruksi. Ia memiliki keluhan sering tegang di area tengkuk, dan terdapat keluhan dengung di dalam kepala. Beberapa kali cek ke dokter umum didiagnosa gejala kolesterol dan hipertensi, padahal hanya sesekali tekanan darah naik yaitu jika tingkat stres bertambah. Jika dalam kondisi santai seperti saat cuti kerja, gejala-gejala ini berkurang bahkan hilang sama sekali. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana memastikan keluhan tersebut bukan pertanda penyakit serius”
-Uqie Nai, Bandung
Sahabat NarasiPost.com yang semoga selalu dalam lindungan Allah, saya akan mencoba membahas dua pertanyaan di atas. Semoga bagi yang berkonsultasi ataupun yang membaca, bisa mendapatkan pencerahan dan manfaat dari tulisan ini.
Nyeri tengkuk atau nyeri pada daerah belakang kepala, merupakan keluhan yang hampir semua orang pernah alami. Baik usia muda, dewasa atau lansia. Namun berdasarkan pengalaman saya menjadi dokter, keluhan ini banyak dirasakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang menjadi pasien saya. Kira-kira kenapa ya?
Hal yang keliru dipahami masyarakat selama ini adalah bahwa nyeri tengkuk merupakan tanda dari tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi. Ini pemahaman yang keliru. Karena ketika seseorang memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol yang tinggi, tidak selalu merasakan gejala. Saya pernah menerima pasien yang datang ke IGD karena demam berdarah, namun saat diperiksa tekanan darahnya tinggi mencapai 170 mmHg dan dia tidak mengeluhkan nyeri tengkuk sama sekali. Karena tidak adanya gejala yang khas inilah, maka tekanan darah tinggi disebut penyakit ‘Silent Killer’. Maksudnya adalah penyakit yang tidak selalu bergejala (silent) namun sangat mematikan (killer). Dari sini, kita sepakat ya bahwa nyeri tengkuk tidak selalu berarti tekanan darah dan kolesterol tinggi? Tekanan darah hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat tensimeter, sementara kadar kolesterol hanya dapat diperiksa dengan pemeriksaan darah.
Kalau bukan karena tekanan darah dan kolesterol tinggi, lalu nyeri tengkuk disebabkan karena apa, dok?
Ada banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami keluhan nyeri tengkuk, diantaranya masalah pada otot, saraf, tulang dan bisa juga masalah psikis.
Nyeri tengkuk yang disebabkan karena ketegangan otot, biasanya didahului dengan adanya riwayat aktivitas fisik yang berat, adanya kesalahan postur (membungkuk) saat melakukan pekerjaan, atau bisa juga penggunaan bantal yang terlalu tinggi saat tidur. Biasanya akan dijumpai ketegangan otot area leher dan pundak, atau disebut dengan muscle spasm. Hal ini dapat dihilangkan dengan fisioterpi, latihan peregangan, pemijatan, atau obat-obatan penghilang nyeri.
Sementara nyeri tengkuk karena kelainan saraf dan tulang, perlu penanganan yang lebih serius. Tanda bahayanya adalah terdapat gangguan gerakan leher (leher tidak dapat ditekuk ke depan hingga dagu menyentuh tulang dada), kelumpuhan anggota gerak (tangan dan kaki sulit digerakkan), hilangnya sensasi perabaan (terasa tebal atau ba’al) pada kulit anggota gerak, atau adanya nyeri yang menjalar sesuai penjalaran saraf leher. Jika ada keluhan ini, maka perlu diperiksa secara langsung ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan selanjutnya.
Penyebab nyeri tengkuk yang lainnya adalah gangguan psikosomatis, hal ini lah yang saya curigai terjadi pada kedua penanya.
Dari Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, gangguan psikosomatis adalah ketika seseorang memiliki gejala-gejala fisik yang berkaitan dengan adanya peristiwa psikososial. Dalam kajian ilmu psikosomatis, ketika seseorang mengalami keluhan nyeri pada otot atau sendi, sebenarnya ada juga yang dipengaruhi kondisi psikis. Namun dengan catatan, sudah dipastikan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang (rontgen) tidak ditemukan kelainan atau normal.
Apalagi daerah tengkuk, sangat erat terjalin hubungan antara otot dan psikis. Orang yang mengalami nyeri tengkuk biasanya, sedang menghadapi kesulitan dan rintangan yang membuat dia berusaha bertahan dengan ‘kepala tegak’. Kepala tegak di sini maksudnya adalah seseorang sedang berusaha tegar dan bersikeras bertahan. Namun ketika ujian tersebut terlampau berat, maka sikap bersikeras ini akan menimbulkan ketegangan di tengkuk dan timbullah keluhan nyeri pada daerah leher.
Kondisi distress psikis yang dihadapi biasanya bersifat depresif, artinya masalah tersebut sudah berlangsung lama dan membebani hingga membuat tertekan. Jika benar faktor distress psikis ini ada, biasanya akan disertai keluhan di organ tubuh lain, seperti gangguan pencernaan, nyeri ulu hati, kembung, mual, dada berdebar, kaki tangan terasa dingin, dan sering berkeringat. Jika semua keluhan ini timbul ketika ada beban psikis, maka perlu dicurigai gangguan psikosomatis.
Hal lain yang membuat kecurigaan psikosomatis lebih kuat adalah, keluhan-keluhan fisik ini akan hilang atau berkurang jika penderitanya melakukan refreshing atau kegiatan yang menyenangkan. Seperti yang terjadi pada saudara penanya kedua, ketika dia tidak bekerja atau sedang cuti maka keluhannya hilang. Atau pada penanya pertama sebagai ibu rumah tangga, jika pergi jalan-jalan atau shopping dan keluhannya menghilang berarti menjurus ke arah gangguan psikosomatis.
Apabila keluhan-keluahan ini sudah menetap selama 3 bulan, bisa dicurigai kondisi bernama Fibromialgia.
Fibromialgia adalah kondisi kronis yang berkaitan dengan gangguan psikosomatis dan menyebabkan rasa nyeri, kekakuan pada otot, tendon (jaringan penyambung otot dan tulang) serta sendi. Biasanya keluhan nyeri didapatkan pada Fibromialgia tender point, yaitu titik tekan nyeri pada daerah tertentu di tubuh yang timbul hanya dengan tekanan lembut atau sentuhan ringan. Jika didapatkan nyeri pada 11 dari 18 tender point, bisa dicurgai adanya Fibromialgia. Berikut lokasi fibromyalgia tender point tersebut:
Lalu, bagaimana pengobatan untuk kondisi ini?
Tidak ada obat spesifik untuk fibromyalgia, layaknya antibiotik untuk obat infeksi bakteri. Namun Fibromialgia dapat diatasi dengan pengobatan yang efektif yaitu menggabungkan edukasi, olahraga teratur, mengurangi stres, dan obat-obatan untuk nyeri serta peradangan.
Edukasi ini berkaitan dengan memahami bahwa fibromyalgia adalah gangguan psikosomatis. Artinya, secara fisik sebenarnya sehat. Hanya saja, adanya stres psikis inilah yang menyebabkan timbulnya keluhan fisik.
Olahraga yang teratur penting untuk menjaga otot tetap sehat dan mengurangi kekakuan. Olahraga dapat dilakukan sebanyak 3 kali seminggu dengan latihan ringan seperti senam aerobik, bersepeda, jogging atau berjalan. Perlu diingat bagi para ibu rumah tangga, bahwa mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci atau menyetrika, BUKAN termasuk olahraga, ya? Walaupun sama-sama melelahkan dan menimbulkan keringat, namun pekerjaan rumah tangga termasuk ke dalam non-exercise physical activity (NEPA). Jadi, tetap harus diluangkan waktu untuk olahraga.
Metode penanganan stress dapat dilakukan dengan mengubah lingkungan kerja, kondisi rumah, mendengarkan lagu relaksasi atau murotal alquran, dan konseling psikologis. Penting juga adanya dukungan dari anggota keluarga, pasangan, atau teman (support system) bagi pasien. Jika ada hal yang mengganjal di hati, sebaiknya disampaikan dan dididkusikan untuk dicari solusinya bersama. Jangan beranggapan bahwa mereka ‘seharusnya’ sudah paham, ingat bahwa orang lain tidak dapat membaca pikiran kita maka kitalah yang harus menyampaikan apa yang membuat kita merasa terbebani itu.
Jika kita merasa lelah saat bekerja atau mengurus rumah tangga, semoga sebuah hadist dari riwayat Imam Ahmad bisa menjadi penawarnya:
“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang MUJAHID di jalan Allah azza wajalla”. (HR. Ahmad)
Adapun jika beratnya ujian kehidupan yang membuat berat pundak kita memikulnya, ingatlah bahwa setiap ujian itu ‘sudah ditakar’ sesuai dengan kemampuan kita (Q.S. Al-Baqarah ayat 286). Ini artinya, segala badai ujian yang menerpa akan terlewati juga. Kita hanya perlu memastikan diri ini tetap dekat dengan-Nya, menjalankan segala syariat Islam, dan memohon diberikan kesabaran dan kekuatan. Semoga segera diberikan kesembuhan dan kepulihan seperti sedia kala. Aaamin ya robbal ‘alamin.[]
Photo : Medical source