"Sikap teguh Muskaan Khan menjadi inspirasi bagi para muslimah sedunia, bahwa muslimah harus berkiprah dalam mewujudkan hak-haknya. Muslimah harus berjuang membela Islam. Perubahan itu ada di tangan kita, bukan yang lain."
Oleh. Ragil Rahayu
NarasiPost.Com-Gadis berhijab hitam itu mengangkat genggaman tangannya dan mengucapkan takbir sambil melangkah memasuki kampus. Sementara itu, puluhan laki-laki berselendang safron berjalan mendekatinya sembari meneriakkan "Jai Shri Ram" yang merupakan slogan nasionalis Hindu.
Mereka terus mengejek gadis bernama Muskaan Khan itu dan memaksa menanggalkan hijabnya. Namun, mahasiswi tersebut tetap mempertahankan hijabnya dan mengucapkan takbir. Pihak kampus akhirnya mengantarnya ke dalam kampus. Itulah video viral yang menggambarkan apa yang dialami Muskaan Khan. Kini, ia menjadi ikon perjuangan hijab di India.
Kehilangan Hak
Pelarangan hijab merupakan sesuatu yang baru di India. Selama ini, muslimah India sudah biasa mengenakan hijab dalam kesehariannya. Namun, keadaan menjadi buruk dalam beberapa pekan terakhir.
Sebuah perguruan tinggi di distrik Udupi Karnataka mengeluarkan larangan berhijab. Siswa boleh mengenakan hijab di kampus, tetapi terlarang di dalam kelas. Sekolah lain pun ikut mengeluarkan larangan yang sama.
Akibat larangan tersebut, para siswi muslim tak bisa bersekolah dan mendapatkan hak pendidikannya. Mereka diizinkan memasuki kelas jika melepaskan hijab. Atas pelarangan ini, kaum muslimin India telah melakukan protes. Selain aksi massa, mereka juga menyampaikan tuntutan ke pengadilan.
Rezim Anti-Islam
Pelarangan hijab di India merupakan bagian dari agenda anti-Islam Partai Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Sejak Modi berkuasa, serangan terhadap muslim meningkat.
Inilah secuil gambaran nasib muslim India. Di negeri yang dulu merupakan Kesultanan Islam ini, umat Islam dipinggirkan dan kehilangan hak-haknya. Paham fasisme Hindutvan yang menjadi asas Partai BJP tidak menghendaki adanya kaum muslim di India. Itulah sebabnya, umat Islam diburu, dianiaya, dilecehkan, disiksa, dibunuh, dibakar, dan digantung. Muslim India terus mengalami diskriminasi. Masjid mereka pun dibakar, sedangkan para pelakunya dibiarkan bebas dari jerat hukum.
Pada akhir 2019, Modi mengesahkan Undang-undang (UU) Amandemen Warga Negara (UU CAB) yang antimuslim. UU itu mengizinkan orang-orang dari Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan mengajukan kewarganegaraan India. Namun, muslim tidak diperbolehkan. UU ini dipandang sebagai upaya untuk mengusir migran muslim yang masuk ke India.
Demikianlah nasib muslim ketika tidak memiliki kekuasaan. Meski jumlah muslim India mencapai 200 juta jiwa, mereka tidak memiliki kekuatan untuk mendapatkan hak-hak dasarnya.
Kekuasaan Islam
Padahal dulu, Islam pernah berkuasa di India. Islam telah masuk ke India sejak abad ke-1 Hijriah, yakni ketika Khalifah Umar bin Khaththab mengirimkan ekspedisi (futuhat) ke sana. Khilafah Bani Umayyah melanjutkan futuhat ke India di bawah Panglima Muhammad bin Qasim. Umat Islam berhasil menguasai wilayah Sind dan menjadi penduduk India.
Kejayaan Islam di India terjadi pada masa Kesultanan Mughal. Saat itu wilayahnya sangat luas, meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Kasmir, Bajipur, Galkanda, Tahore, dan Trichinopoli. Kekuasaan Islam mampu membawa India pada kemakmuran. Kesultanan ini memproduksi rempah-rempah, gula, garam, wol, parfum, dan bahkan mampu mengekspor kain ke Eropa.
Kesultanan Mughal juga berhasil mewujudkan pendidikan nan gemilang, sehingga silabusnya masih dipakai hingga hari ini. Bangunan madrasah, masjid, dan perpustakaan tersebar di seantero wilayah. Perpustakaannya memiliki koleksi puluhan ribu buku. Ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Kemajuan arsitektur Kesultanan Mughal masih tampak jejaknya hingga kini. Bangunan megah seperti Benteng Merah, Masjid Jami, Taj Mahal, istana di Delhi dan Lahore, adalah saksi bisu kejayaan Islam di India.
Padahal, ketika Islam menguasai India, umat Islam pun merupakan minoritas sebagaimana saat ini. Hal itu karena penguasa muslim tidak memaksakan Islam pada warga Hindu. Mereka dibiarkan menganut agamanya. Muslim dan Hindu hidup secara harmoni di bawah pemerintahan Islam.
Merebaknya fasisme Hindu berawal ketika Kesultanan Islam Mughal runtuh dan Inggris menjajah India. Sistem demokrasi sekuler yang Inggris tegakkan di India telah membangun identitas politik fasisme sebagai basis partai politik. Setelah Inggris hengkang, jadilah pemerintahan Hindu yang berkuasa di India terus memusuhi umat Islam dan bahkan berupaya menyingkirkannya.
Oleh karena itu, politik fasisme di bawah sistem demokrasi merupakan akar masalah diskriminasi muslim di India. Selama sistem ini tegak, umat Islam akan terus dimusuhi. Solusi atas kondisi muslim India adalah adanya kekuasaan yang akan menumbangkan demokrasi di India dan menggantinya dengan sistem Islam yang mampu mewujudkan harmoni antara muslim dan Hindu.
Perjuangan Muslimah
Sikap teguh Muskaan Khan menjadi inspirasi bagi para muslimah sedunia, bahwa muslimah harus berkiprah dalam mewujudkan hak-haknya. Muslimah harus berjuang membela Islam. Perubahan itu ada di tangan kita, bukan yang lain.
Kita tidak bisa berharap pada negara Barat maupun lembaga dunia. Buktinya, mereka mandul saat para muslimah dilecehkan. Para aktivis perempuan dan hak asasi manusia (HAM) tiba-tiba bungkam kehilangan suaranya. Para muslimah harus berjuang mengandalkan lisan dan kekuatan mereka sendiri.
Namun yakinlah, kekuasaan diktator tidak akan berumur panjang. Kekuasaan akan dipergilirkan. Allah Swt. akan menolong hamba-Nya yang terus berjuang melawan kezaliman.
Allah Swt. berfirman,
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, 'Kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS al-Baqarah: 214)
Wallahualam bissawab []
masyaallah, jazakillah tulisannya mbak Ragil dan NP