"Kaum Mukmin itu dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi—bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan demam (turut merasakan sakitnya) (HR Muslim).
NarasiPost.Com-Lebih dari sepekan ini kaum Muslimah India di Negara Bagian Karnataka mengalami pelarangan berjilbab di semua lingkungan pendidikan, sekolah maupun kampus. Baik tenaga pengajar perempuan maupun pelajar dan mahasiswi dipaksa melepas jilbab mereka saat memasuki lingkungan sekolah/kampus. Pelarangan ini disebut-sebut merupakan instruksi langsung dari Kementerian Pendidikan India.
Para Muslimah berjilbab di Karnataka bukan saja dilarang memasuki sekolah/kampus. Mereka juga mengalami berbagai pelecehan dan intimidasi oleh warga Hindu. Sejumlah pemberitaan dan video yang beredar memperlihatkan berbagai persekusi yang dilakukan warga Hindu terhadap kaum Muslimah yang bertahan dengan busana islami mereka.
Muslim Minoritas Tertindas
Muslim India adalah warga minoritas. Di negara bagian Karnataka jumlah Muslim hanya 12 persen dari seluruh warga. Pemerintah Karnataka diketahui diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP)/Perdana Menteri Narendra Modi. Secara nasional, kaum Muslim memang kelompok minoritas di India. Populasi Muslim di India hanya 15 persen dari populasi atau hanya sekitar 200-an juta orang dari 1,39 miliar orang India. Meski menjadi agama terbesar kedua setelah Hindu, Muslim di India telah menjadi salah satu kelompok minoritas yang tertindas terbesar di dunia.
Perdana Menteri India Narendra Modi yang beragama Hindu telah sengaja menjadikan Muslim sebagai sasaran peraturan yang dia buat; mulai dari yang berujung pada hukuman penjara hingga diusir dari India. Pada Desember 2019 India mengeluarkan rancangan undang-undang kewarganegaraan yang menolak mengakui warga Muslim sebagai penduduk India. RUU tersebut memicu kemarahan dan protes serta tindakan kekerasan selama berbulan-bulan.
Pada 2019, sebuah laporan menyebutkan bahwa lebih dari 90 persen korban kekerasan di India dalam 10 tahun terakhir adalah Muslim. Namun, para pelaku kekerasan tersebut rata-rata bebas dari hukuman. Ada dugaan rangkaian kekerasan tersebut mendapatkan dukungan politik dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Modi.
Masjid-masjid di India juga sering mengalami penyerangan seperti disemprot dengan kotoran sapi. Kaum Muslim pun sering dipaksa mengucapkan puji-pujian kepada dewa-dewa mereka, yang jadi slogan partai Hindu yang berkuasa di India. Tempat usaha dan kediaman warga Muslim sering jadi sasaran serangan sehingga memaksa sebagian warga Muslim mengungsi ke tempat lain.
Karena itu kekerasan dan intimidasi yang dialami Muslimah di Negara Bagian Karnataka sesungguhnya hanyalah bagian dari rangkaian gelombang Islamofobia di India. Tragisnya, Muslim India nyaris tidak mendapatkan perlindungan dari negara, juga dari lembaga-lembaga dunia, termasuk dari para pemimpin Dunia Islam.
Wajib Menolong Sesama Muslim
Penderitaan yang dialami kaum Muslim, khususnya Muslimah di India, haruslah menjadi bagian dari derita kita. Jangan lupa, kaum Muslim itu bersaudara. Laksana satu tubuh. Satu sama lain saling terhubung. Satu sama lain bisa merasakan derita bersama-sama. Nabi saw. bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Kaum Mukmin itu dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi—bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan demam (turut merasakan sakitnya) (HR Muslim).
Allah SWT telah memerintahkan umat Muslim untuk senantiasa memberikan bantuan manakala saudaranya membutuhkan pertolongan. Allah SWT berfirman:
وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ
Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama maka kalian wajib memberikan pertolongan (TQS al-Anfal [8]: 72).
Menolong sesama Muslim yang dianiaya adalah fardhu kifayah. Haram berdiam diri saat melihat saudara seiman terzalimi. Kewajiban ini baru tuntas saat mereka yang terzalimi mendapat perlindungan sempurna.
Nabi mengingatkan tidaklah seorang Muslim membiarkan penganiayaan terhadap sesama Muslim melainkan Allah SWT pun akan membiarkan mereka terzalimi pula. Nabi saw. bersabda:
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا عِنْدَ مَوْطِنٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْطِنٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ
Tidaklah seseorang membiarkan (tidak menolong) saudaranya sesama Muslim dalam kondisi kehormatannya sedang dilanggar dan harga dirinya direndahkan, kecuali Allah akan membiarkan (tidak menolong) dia saat dia ingin ditolong. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim pada saat harga dirinya direndahkan dan kehormatannya dilanggar, kecuali Allah akan menolong dia saat dia ingin ditolong (HR Ahmad).
Umat Tanpa Perisai
Penghinaan dan penindasan yang dialami kaum Muslim India, khususnya para Muslimahnya, seharusnya menjadi peringatan keras bagi kaum Muslim sedunia, bahwa persoalan ini tidak bisa ditangani secara individual, organisasi atau lembaga dunia sekalipun seperti PBB. Kaum Muslim sedunia harus memiliki institusi sendiri yang bersifat global dan memiliki kekuatan besar untuk melindungi dan membela kehormatan mereka, termasuk kaum Muslim/Muslimah India. Institusi global itu tidak lain adalah Khilafah Islam. Derita kaum Muslim sedunia, khususnya di India, tidak akan terjadi manakala Khilafah Islam hadir sebagai perisai kokoh yang menjaga dan membela kehormatan umat. Nabi saw. telah mengingatkan kita betapa urgen keberadaan Khalifah/Imam sebagai perisai bagi umat. Beliau bersabda:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ، يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ، وَيُتَّقَى بِهِ
Sungguh Imam (Khalifah) itu (laksana) perisai; orang-orang akan berperang di belakang dia (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya (HR al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad).
Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahîh Muslim berkomentar, “(Imam/Khalifah itu perisai), yakni seperti as-sitr (pelindung), karena Imam (Khalifah) menghalangi/mencegah musuh dari mencelakai kaum Muslim; mencegah manusia satu sama lain saling mencelakai, memelihara kemurnian ajaran Islam; manusia berlindung di belakang dia dan tunduk di bawah kekuasaannya.” (An-Nawawi, Syarh an-Nawawi ‘ala Muslim, 4/134, Maktabah Syamilah).
Di Madinah, pernah terjadi seorang muslimah yang tengah berbelanja di Pasar Yahudi disingkap pakaiannya oleh seorang Yahudi dari Bani Qainuqa. Seketika seorang pedagang Muslim melakukan pembelaan terhadap Muslimah tersebut. Namun, pedagang Muslim tersebut lalu dibunuh beramai-ramai oleh para Yahudi lainnya.
Mendengar peristiwa tersebut, Rasulullah saw. murka. Beliau lalu mengirimkan pasukan untuk menghukum Bani Qainuqa. Kaum Muslim mengepung benteng Yahudi Bani Qainuqa selama 15 hari 15 malam. Akhirnya, mereka menyerah dan diusir dari Madinah. Demikianlah ketegasan Rasulullah saw.—sebagai kepala Negara Madinah saat itu—terhadap kaum Yahudi yang menista kaum Muslim/Muslimah.
Contoh lain bagaimana kaum Muslimah dibela kehormatannya terjadi pada bulan April tahun 833 M. Seorang gubernur Romawi di Kota Ammuriah (bagian dari wilayah Turki) pernah menodai kehormatan seorang Muslimah. Saat mendengar kejadian tersebut Khalifah Mu’tashim Billah, yang saat itu berada di Baghdad, segera mengirimkan pasukan untuk memerangi Kota Ammuriah. Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 lainnya ditawan. Pembelaan kepada Muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh Khalifah untuk membebaskan Ammuriah dari jajahan Romawi.
Demikianlah, dengan adanya Khilafah sebagai perisai, kehormatan kaum Muslim/Muslimah senantiasa terjaga. Khilafah juga akan menciptakan suasana kerukunan umat beragama, dengan tetap mempersilakan umat beragama lain beribadah dan hidup sesuai dengan keyakinan agama mereka.
Umat Terbelenggu Nasionalisme
Selain ketiadaan Khilafah Islam, hari ini kaum Muslim juga terkerat-kerat oleh batas-batas teritori negara mereka masing-masing. Hati dan pikiran mereka juga terbelenggu oleh paham kebangsaan. Paham ini menjadikan umat dan para pemimpin mereka tidak punya kepedulian dan enggan menolong saudara-saudara mereka yang tertindas. Mereka juga lebih takut dengan aturan internasional soal larangan intervensi terhadap negara lain. Padahal saudara mereka seiman terzalimi di sana.
Beda dengan negara-negara imperialis seperti AS, Inggris atau Prancis. Mereka bisa leluasa mengintervensi bahkan melakukan invasi militer ke negeri-negeri kaum Muslim seperti ke Irak, Afganistan dan Suriah. PBB atau badan dunia manapun tidak mencegah mereka. Para penguasa Dunia Islam juga tak memprotes atau menahan mereka. Akibatnya, pasukan imperialis Barat leluasa menjarah, menangkapi, menyiksa bahkan melakukan pembantaian terhadap penduduknya sesuka mereka.
Wahai kaum Muslim, sadarlah! Tak ada yang bisa menolong saudara-saudara kita, khususnya kaum Muslim/Muslimah India, kecuali kita kembali ke pangkuan Islam; kembali melanjutkan kehidupan Islam dalam institusi Khilafah. Lalu bersama Khilafah Islam kita bisa membebaskan saudara seiman di mana pun di seluruh dunia. Inilah yang dulu pernah dilakukan oleh kaum Muslim saat mereka berada di bawah naungan Khilafah.
WalLâhu a’lam bi ash-shawwâb. []
---*---
Hikmah:
Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ أُذِلَّ عِنْدَهُ مُؤْمِنٌ، فَلَمْ يَنْصُرْهُ وَهُوَ يَقْدِرُ عَلَى أَنْ يَنْصُرَهُ، أَذَلَّهُ اللَّهُ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Siapa saja yang di hadapannya ada seorang Mukmin yang dihinakan, namun dia tidak menolong Muslim tersebut, padahal dia mampu menolongnya, maka Allah akan menghinakan dia di hadapan seluruh makhluk-Nya pada Hari Kiamat. (HR Ahmad). []
Buletin Kaffah No. 232 (16 Rajab 1443 H/18 Februari 2022 M)