Penyakit Jantung Koroner

"Menurut WHO, pada tahun 2019 terdapat 17,9 juta orang di dunia yang meninggal disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Termasuk di dalamnya adalah penyakit jantung koroner (PJK)."

Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPos.Com)

NarasiPost.Com-Pernahkah mengalami nyeri pada bagian dada disertai sesak napas? Ketika hal tersebut terjadi secara bersamaan, maka waspada akan risiko penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner terjadi saat arteri koroner tersumbat oleh timbunan lemak dalam darah. Semakin besar sumbatan, maka semakin sempit pembuluh arteri jantung, mengakibatkan suplai darah menipis. Hal tersebut pada akhirnya akan menimbulkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, dan gejala penyakit jantung lainnya. Bahayanya, ketika dibiarkan dapat memicu gagal jantung.

Di Indonesia sendiri, penyakit jantung koroner terjadi pada lebih dari dua juta orang setiap tahunnya. Sedangkan menurut WHO, pada tahun 2019 terdapat 17,9 juta orang di dunia yang meninggal disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Termasuk di dalamnya adalah penyakit jantung koroner (PJK).

Pengertian dan Fungsi Arteri Koroner

Pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah bersih atau darah kaya oksigen ke jantung disebut Arteri Koroner. Arteri koroner bercabang dari pembuluh darah besar (aorta). Terdapat dua jenis arteri koroner, yakni arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri utama.

Arteri koroner kanan berfungsi mengalirkan darah menuju serambi kanan dan bilik kanan jantung. Sedangkan arteri kiri utama bertugas mengalirkan darah menuju serambi kiri dan bilik kiri. Jika dinding arteri koroner tersebut terdapat banyak timbunan lemak, maka arteri koroner akan menyempit dan menebal, kondisi ini akan menyebabkan alirah darah kaya oksigen menuju jantung menjadi terhambat, sehingga akan menimbulkan gejala penyakit jantung.

Penyebab dan Gejala Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner tidak datang dengan sendirinya. Namun, jantung koroner muncul disebabkan adanya beberapa faktor risiko, seperti :

Merokok

Beberapa bahan yang terkandung dalam rokok, seperti nikotin dan karbon monoksida menjadikan kerja jantung lebih berat, selain itu kandungan tersebut juga meningkatkan risiko pembekuan darah yang dapat memicu masalah pada jantung. Begitu pula dengan bahan kimia yang terdapat dalam asap rokok bisa merusak lapisan arteri koroner.

Hipertensi

Tekanan darah yang terlalu tinggi menjadikan pembuluh darah arteri mengeras dan menebal. Hal ini berakibat pada terhalangnya laju darah ke jantung. Yang akan memperbesar risiko terkena jantung koroner.

Kolesterol Tinggi

Sebenarnya tubuh manusia membutuhkan sedikit kolesterol agar kinerja tubuh lebih optimal. Salah satu fungsi hati adalah memproduksi kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh, namun kolesterol juga bisa didapat dari makanan tertentu. Sayangnya, mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol secara berlebihan tak memberikan efek baik bagi tubuh. Sebaliknya, kolesterol tersebut malah menjadi pemicu dari berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung koroner. Darah yang terlalu banyak kandungan kolesterol akan membentuk plak yang dapat menyumbat aliran darah ke jantung.

Kurangnya Olahraga dan Gerak

Kurangnya olahraga dan gerak, menyebabkan timbunan lemak yang ada di dalam tubuh akan semakin menumpuk. Gagalnya pasokan darah bersih ke jantung akan menimbulkan penyakit jantung koroner, sedangkan gagalnya darah mengalir ke otak akan menyebabkan stroke pada seseorang. Oleh karena itu, olahraga dan bergerak menjadi faktor yang juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Diabetes

Darah yang penuh dengan gula, dapat menyebabkan lapisan pembuluh darah menebal. Hasilnya, aliran darah ke jantung pun menjadi tidak lancar yang dapat menjadi penyebab jantung koroner.

Trombosis

Pembentukan gumpalan darah yang terletak di pembuluh darah vena atau arteri, akan menyebabkan pasokan darah menuju jantung berkurang. Yang kemudian dapat memicu serangan jantung.

Obesitas

Kelebihan berat badan mempunyai risiko lebih besar berkembangnya plak di pembuluh darah. Orang dengan obesitas juga lebih besar risikonya terserang sindrom metabolik, yakni penyakit kombinasi antara diabetes, kolesterol, dan hipertensi.

Stres

sebagai orang dewasa, tentu menjadi wajar jika mengalami stres dalam mengahadapi masalah harian. Namun, stres yang berlebihan dapat merusak arteri, semakin lama akan menyebabkan penyakit jantung koroner.

Pola Makan Tidak Sehat

Memiliki gaya hidup yang tidak sehat, ditambah dengan pola makan yang tidak sehat pula, lambat laun akan menyebabkan penyakit jantung. Makanan tidak sehat adalah makanan yang banyak mengandung lemak jenuh, lemak trans, gula, garam, dan alkohol berlebihan.

Penyebab Lain

Nyatanya banyaknya deretan faktor di atas, belum menjamin penyakit jantung tidak muncul dalam keadaan lain. Ada beberapa faktor lain seperti masalah tidur, preeklamsia, keturunan, juga penyakit autoimun, menjadi beberapa faktor lanjutan yang dapat memicu penyakit jantung.

Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner membuat kita harus lebih waspada dalam memerhatikan kesehatan kita. Sebab penyakit jantung merupakan penyakit fatal, yang dapat merenggut nyawa.

Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Pengobatan penyakit jantung koroner biasanya akan disarankan untuk mengubah pola hidup yang dikombinasikan dengan mengonsumsi obat-obatan, dan tindakan medis jika diperlukan. Mengubah pola hidup yang umumnya disarankan adalah dengan berolahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, berhenti mengonsumsi minuman beralkohol dan memakan makanan yang sehat, yakni makanan yang tidak mengandung lemak jenuh, lemak trans, gula, dan garam secara berlebihan. Sedangkan obat-obatan yang biasanya akan disarankan untuk dikonsumsi adalah obat pengencer darah, obat untuk menurunkan kolesterol, obat untuk mengatasi hipertensi, obat untuk mencegah angina, juga obat yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan otot di pembuluh darah, serta obat untuk mengurangi kadar air dan garam dalam darah yang akan dibuang melalui urine.

Namun, bila obat-obatan sudah tidak mampu membendung laju penyakit, maka tindakan medis menjadi metode selanjutnya dalam menangani penyakit jantung. Tindakan medis atau operasi yang biasanya dilakukan adalah:

Pertama, pemasangan ring jantung atau angioplasti koroner. Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan kateter pada bagian arteri yang menyempit. Setelah itu, pemasangan ring (stent) di arteri yang berfungsi sebagai pencegah penyempitan datang kembali. Diharapkan aliran darah akan kembali lancar.

Kedua, Bypass Jantung. Tindakan ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh lain yang kemudian akan dicangkokkan pada bagian antara aorta dan arteri dengan melewati area yang menyempit. Tujuan dilakukan operasi ini adalah agar darah kembali mengalir lancar melalui rute yang dibuat tersebut.

Ketiga, Transplantasi Jantung. Jika kerusakan pada jantung sudah terlalu parah dan tidak teratasi oleh obat-obatan, maka transplantasi jantung menjadi satu-satunya pilihan. Transplantasi terjadi dengan mengganti jantung yang rusak dengan jantung baru dari pendonor. Inilah tiga tindakan operasi yang biasanya akan dilakukan oleh dokter dalam menangani penyakit jantung.

Pengobatan Jantung pada Masa Nabi

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, pada masa Rasulullah saw. terdapat seorang sahabat yang tengah sakit, beliau adalah Sa’ad. Sa’ad megisahkan, “Suatu hari aku menderita sakit, kemudian Nabi saw. menjengukku. Nabi meletakkan tangannya di tengah dadaku, hingga jantungku merasakan sejuknya tangan Nabi. Beliau pun bersabda, ‘Kamu menderita penyakit jantung. Temuilah Al-Harits bin Kaladah dari Bani Tsaqif karena sesungguhnya dia adalah seorang tabib (dokter), dan hendaknya ia mengambil tujuh buah kurma ajwah, kemudian ditumbuk beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya.”

Ustaz Ahmad Sarwat dalam bukunya yang berjudul Islam dan Teknologi menjelaskan dalam hadis di atas tindakan Nabi mengindikasikan bahwa beliau mengetahui jenis penyakit dan obatnya, namun Nabi masih menyuruh Sa’ad untuk mendatangi tabib, sebab Nabi hanya mengetahui ramuan obat secara umum. Sementara Al-Harits dianggap lebih mengetahui detail dari pengobatan tersebut.

Penyakit Jantung dalam Kedokteran Islam

Dalam sejarahnya, kaum muslim telah mengalami kemajuan peradaban yang gemilang pada masa-masa Khilafah Abbasiyah dan Utsmaniyah. Pada saat itu, ilmu pengetahuan mencapai puncaknya, begitu pula dengan ilmu pengobatan. Dokter muslim sepanjang masa yang terkenal tak hanya di dunia muslim, namun juga di dunia Barat, Ibnu Sina (Avicenna) dalam bukunya Al-Adwiyat Al-Qalbia atau dalam bahasa Inggris diartikan dengan Avicenna’s Tract on Cardiac Drugs and Essays on Arab Cardiotherapy telah berhasil menemukan cara untuk mendiagnosa penyakit jantung. Ia juga berhasil menjelaskan penyakit jantung secara logis, di mana pada saat itu, Barat masih mengartikan penyakit sebagai tindakan-tindakan sihir yang tidak logis.

Hal ini dikukuhkan dalam tulisan Rachel Hajar yang berjudul "The Air of History (Part V) Ibn Sina (Avicenna): The Great Physician and Philosopher" ia menuliskan bahwa Ibnu Sina memberikan fokus lebih pada detak jantung dan bagaimana mengartikan kondisi organ vital tersebut. Singkatnya, dengan memfokuskan perhatian pada detak jantung, maka akan bisa diketahui apakah ada masalah pada jantung, juga dimana letak permasalahan tersebut. Sebab Ibnu Sina dalam bukunya The Canon of Medicine menyampaikan bahwa, “Setiap denyut nadi terdiri atas dua gerakan dan dua jeda sehingga alurnya adalah ekspansi, jeda, kontraksi, jeda”

Sepanjang sejarah kedokteran, denyut nadi menjadi parameter dalam menilai adanya gangguan pada jantung. Pun saat itu, Ibnu Sina telah berhasil mendeteksi berbagai penyakit termasuk penyakit jantung dengan memeriksa denyut nadi.

Umat Islam Jantung Peradaban

Berbicara tentang jantung, terdapat satu umat yang setiap gerakannya akan diamati. Bahkan sekecil apa pun perubahan dalam umat ini dapat memengaruhi peradaban di dunia. Inilah umat Islam yang digadang-gadang sebagai jantung peradaban. Sebab di tangan mereka telah diletakkan pedoman sepanjang masa dalam menakklukkan peradaban, yakni Al-Qur’an dan Sunah.

Sudah seharusnya umat Islam bangun dari koma panjangnya. Kembali menjadi jantung peradaban yang detaknya selalu dinanti dan dicari. Mengamputasi peradaban kapitalis yang telah rusak, dengan transplantasi jantung peradaban baru, yakni Islam. Allahu a’lam bis-showwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Langkah yang Terarah
Next
Kazakhstan Rusuh, Blok Barat dan Timur Berlomba Mencari Pengaruh
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram