Saatnya dunia butuh untuk kembali kepada penerapan syariah kaaffah, aturan yang lahir dari sang Pencipta Allah Swt. Selain kebutuhan, penerapan Islam dalam bingkai khilafah merupakan kewajiban yang telah dijanjikan Allah akan kembali.
———————————————
Oleh: Yeni Marlina, A.Ma
(Penulis dan Aktifis Muslimah)
NarasiPost.com - Mengikuti perkembangan geliat dan antusias umat Islam dalam menjajaki kembali sejarah Islam membawa angin segar untuk perubahan menuju kebangkitan. Terlebih lagi fenomena kehidupan saat ini telah membuktikan keterbelakangan umat dalam pemikiran Islam. Bahkan mengenal Islam Kaaffahpun sangat beragam. Namun ada semacam semangat baru di era kekinian gelombang tuntutan kembali kepada penerapan Islam. Walau tidak mudah, berbagai tantangan dan hambatan sunatullah akan selalu ada. Baik muncul dari dalam diri sendiri sebagai faktor internal ataupun tantangan eksternal.
Kebenaran tidak bisa tergantikan. Bagaimanapun tetaplah sebuah keniscayaan akan menyatu kembali ke tubuh umat. Begitupun pencarian terhadap jalan kebenaran, khususnya memahami Islam kaaffah dalam makna yang sesungguhnya membutuhkan waktu. Kadang bisa cepat dipahami dan diterima, namun tidak sedikit juga yang harus melalui waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun atau lelah hingga menyerah.
Seperti halnya yang dialami oleh sebagian muslimah yang akan penulis ceritakan dalam tulisan singkat ini. Menggelitik dari hasil pencarian memahami jalan berliku hingga sampai paham tentang Islam kaaffah yang sesungguhnya. Ternyata masing-masing perjalanan hidup beragam warnanya. Jalan kebaikan membawa pada satu titik temu yang sama dalam kesatuan pemahaman setuju Islam kaaffah hingga bersedia berjuang merealisasikannya.
Menjawab berbagai tantangan dan sekaligus kebutuhan umat dalam meluruskan pemahaman Islam sebagai syariat, sepakat sekitar 21 orang tokoh muslimah bersedia berbagi pengalaman dalam perjalanan mencapai hidayah Islam kaaffah yang digoreskan dalam bentuk tulisan bersama menjadi sebuah buku antologi "Road to be Kaaffah". Inisiasi ide tokoh muslimah yang komitmen di jalan dakwah, Dr.Hj.Septimar Prihatini, M.Pd bersama Yeni Marlina, A.Ma sebagai teman perjuangan, mengajak tokoh muslimah dari berbagai bidang profesi untuk sama-sama menuangkan cerita hingga sampai pada paham Islam kaaffah.
Alhamdulillah satu bulan proses maraton dan persiapan penulisan naskah hingga menjadi sebuah karya buku, Kamis, 12 November 2020 berhasil dilaunching. Acara ini di hadiri oleh sebagian penulis dan beberapa tokoh muslimah yang sedang melakukan pencarian ingin mantap dalam memahami Islam kaaffah. Acara berlangsung dengan hangat dan antusias peserta untuk berbagi cerita dan mendengarkan penjelasan dari para penggagas buku ini.
Acara yang dibuka oleh Ibu Diansyah Novi Susanti,S.Pt dengan menjelaskan susunan acara yang dilaksanakan siang menjelang sore di salah satu rumah makan Tangerang ini adalah launching buku Road to be Kaaffah dan sharing pendapat perjuangan menghadapi tantangan zaman.
Sesi launching buku dibuka oleh Ibu Dr.Hj.Septimar Prihatini, M.Pd, dengan rasa syukur mendalam menyampaikan latar belakang dan tujuan buku ini dibuat. Tujuan utamanya adalah ingin berbagi cerita dan kisah perjalanan dalam menemukan hidayah bisa paham ide Islam Kaaffah.
Tujuan berikutnya bagaimana ide ini bisa bergulir sampai ke seluruh lapisan masyarakat khususnya untuk kalangan tokoh yang tampil di garda terdepan dalam membawa aspirasi Islam ke tengah-tengah umat. Para penulis selain yang berdomisili di Tangerang, salah satu ruang naskah juga ditulis oleh Ibu Hj.Andi Latifah Badiu dari Kota Makasar.
Saatnya Islam tampil dengan perjuangan, sesi motivasi ghiroh (semangat) diisi oleh Ibu Dra. Ai Nurhasanah, M.Ag yang juga salah satu penulis dalam buku ini. Dengan suara nyaring dan lantang beliau mengajak untuk berjuang melalui dakwah. Umat Islam harus merapatkan barisan dan berjamaah dalam memperjuangkan Islam.
Pertanyaan peserta, lalu perjuangan yang seperti apa?, bagaimana metodenya mengingat saat ini arus perjuangan sudah mulai digaungkan dan umat mulai antusias menyambut. Tentu butuh sebuah metode (thariqah) dakwah yang pas agar mencapai tujuan pada cita-cita mulia mengembalikan penerapan Islam secara sempurna.
Selain Ibu Ai dan Ibu Hj.Septimar memberikan gambaran bahwa kita harus memulai dari diri sendiri dan menyampaikan dakwah bil hikmah kepada orang-orang terdekat. Bahwa Islam kaaffah ini hanya bisa terealisasi dalam bingkai sebuah institusi khilafah. Khilafah dalam wawasan sebuah sistem yang universal bagi seluruh umat di dunia bukan tataran parsial.
Dilengkapi oleh Ibu Yeni Marlina A.Ma, yang sangat suport bekerjasama dengan Ibu Hj. Septimar menggagas event buku bersama ini sebagai kolaborasi dakwah menuju khilafah. sekaligus sebagai aktifis muslimah yang komitmen berdakwah dan berjuang menegakan khilafah menambahkan pentingnya khilafah bagi umat saat ini. Selain sebagai perisai upaya menegakan kembali kekhilafahan islamiyyah merupakan kewajiban dari Allah dan sekaligus ajaran Islam.
Rasulullah Saw telah mencontohkan sebuah metode baku dan terbukti dalam sirah (perjalanan) dakwah beliau bersama sahabat saat di Mekah hingga Madinah berdiri kokoh sebuah institusi negara khilafah pasca hijrahnya nabi ke Madinah.
Metode inilah yang harusnya kembali diikuti oleh kaum muslimin saat ini ketika ingin berjuang mengembalikan khilafah.
Tiga tahapan dakwah nabi adalah, pertama tahap pengkaderan (tastqif), melakukan pembinaan kepada kader-kader dakwah hingga tertancap kekuatan keyakinan dan siap mengemban misi Islam. Dalam dakwah konteks kekinian termasuk mempelajari pemahaman Islam kaaffah dan khilafah. Kedua, tahap interaksi dengan masyarakat (tafau'ul ma'al Ummah) , kader dakwah yang sudah mengkristalkan ide-ide dalam pemikirannya, lalu menyampaikan kembali kepada masyarakat berbagai pemikiran-pemikiran Islam. Ketiga, penerapan seluruh hukum-hukum syariat Islam (tathbiq ahkam al-Islam). Sampai pada tahap ketiga, Ibu Yeni menegaskan pada fase inilah seorang khalifah akan tampil memimpin dan menerapkan Islam kaaffah. Peserta menyambut positif ajakan untuk siap bersama-sama turut dalam barisan perjuangan.
Sebagaimana dalam salah satu pengantar di bagian awal buku Ibu Ir.Ratu Ermayanti tokoh aktifis dakwah ini menggambarkan mengembalikan khilafah saat ini bak mutiara dalam lumpur. Mutiara yang mesti dibersihkan karena umat Islam belum melihat kemilaunya. Maka para tokoh yang akan menghilangkan lumpurnya dan menunjukan kemilaunya kepada umat salah satunya dalam tulisan di buku ini. Terakhir Ibu Erma mengingatkan bahwa menegakan khilafah adalah mahkota kewajiban, karena hanya khilafah satu-satunya institusi yang akan merealisasikan seluruh hukum-hukum Allah dengan paripurna.
Sinopsis buku yang baru di launching ini menggambarkan ketiadaan khilafah sejak satu abad lalu, menghantarkan umat dan dunia tersandera dalam tatanan aturan manusia. Berbagai goncangan, kezaliman dan ketidakadilan menimpa umat Islam di berbagai belahan negeri. Umat kehilangan perisai dan pelindung, tercecer bercerai berai. Pemahaman terhadap Islam kaaffah kian tergerus akibat serangan pemikiran (ghazwul fikr) sebagai alat penjajahan dunia barat.
Kegagalan hukum buatan manusia dalam mengatasi berbagai masalah adalah bukti ketidakmampuan dan lemahnya makhluk ciptaan Allah ini. Saatnya dunia butuh untuk kembali kepada penerapan syariah kaaffah, aturan yang lahir dari sang Pencipta Allah Swt. Selain kebutuhan, penerapan Islam dalam bingkai khilafah merupakan kewajiban yang telah dijanjikan Allah akan kembali.
Melalui pengkajian, pendalaman fakta-fakta, keterbukaan, sifat ketaqwaan melalui pemikiran cemerlang, siapapun akan mampu menerima ide ini. Khilafah sebuah jawaban solusi multidimensi masalah saat ini. Jiwa yang hanif, tawakal, penuh keikhlasan akan mampu menerima Islam kaaffah tanpa alasan. Sekalipun butuh kesabaran menghadapi tantangan zaman, namun percayalah masa ini akan segera berlalu, lenyap dan hanya menyisakan kemuliaan sebagai wujud Islam Rahmatan lil Aalamiin.
Raod to be Kaaffah adalah sebuah perjalanan pencarian hingga "klik" ide Islam kaaffah dan khilafah yang dikisahkan dalam buku ini, semoga bisa menjadi inspirasi serta referensi menghilangkan berbagai kecemasan. Lika-liku menuju hidayah, biidznillah dalam waktu dekat segera berganti dengan harapan dalam satu perjuangan. Seluruh para penulis berharap buku ini bisa tersebar ke seluruh Nusantara bahkan Mancanegara, Aamiin.
‐--------------------------------------------------------
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]