"Wanita berusia >35 tahun memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami kehamilan anggur, sementara wanita >40 tahun memiliki risiko 5-10 kali lebih tinggi mengalami kehamilan anggur. (emedicine.medscape.com)
Q : Ukhty Kutai Kaltim
A: dr.Nisa Utami Sp.PD
NarasiPost.Com-Saya 4 bersaudara, semuanya perempuan. Keluarga kami mengalami gangguan hormon. Ibu saya dinyatakan hamil anggur dan telah diangkat rahim, adik saya yang nomor 4 juga pernah operasi kista, sekarang adik yang nomor 3 yang operasi kista sebesar 5 cm. Oh ya, saya berumur 46 tahun dan kakak 48 tahun.
Riwayat penyakit sebagai berikut: sinusitis, asma alergi, maag, mudah lelah, penyumbatan vena jantung dari hasil pemeriksaan matalogi/iridologi), namun belum ditemukan secara medis.
Faktanya, saya memang beberapa kali mengalami sakit nyeri jantung kiri secara tiba-tiba tengah malam tahun 2017 (keluarga pihak ibu dan ayah rata-rata ada riwayat jantung).
Pertanyaan:
Apakah saya dan kakak saya bisa mengalami hal yang sama? Mengingat kami berempat sebelumnya telah operasi appendisitis. Apa yang bisa kami lakukan untuk mencegah kasus serupa dengan saudara dan ibu di atas? Demikian pertanyaan saya, mohon maaf jika kurang berkenan. Jazakillah khairan.
Jawaban:
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Ukhti di Kutai yang semoga dirahmati Allah.
Terima kasih sudah mau berbagi ceritanya ke Rubrik “With dokter Nisa”, semoga saya bisa memberikan jawaban yang bisa menjawab kegelisahan Ukhti selama ini.
Sebelumnya saya akan menyampaikan disclaimer terlebih dahulu, bahwa untuk topik terkait kehamilan dan kista pada organ reproduksi sebenarnya masuk dalam bidang keahlian dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan (Sp.OG). Tapi saya akan coba menyampaikan informasi yang berhasil saya rangkum terkait hal tersebut, dan juga saya akan memberi tanggapan lebih lanjut terkait keluhan jantung karena masuk dalam bidang keahlian saya.
Untuk menjawab kemungkinan terjadinya kehamilan anggur pada Ukhti dan saudari lainnya, terlebih dahulu saya akan menjelaskan tentang faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena kehamilan anggur. Faktor risiko Mola Hidatidosa (kehamilan anggur) yang berpengaruh adalah riwayat hamil lebih dari tiga kali, riwayat kejadian hamil anggur sebelumnya, dan usia terlalu muda (<20 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun) saat mulai hamil. (etd.repository.ugm.ac.id)
Wanita berusia >35 tahun memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami kehamilan anggur, sementara wanita >40 tahun memiliki risiko 5-10 kali lebih tinggi mengalami kehamilan anggur. (emedicine.medscape.com)
Apakah faktor keturunan dari ibu akan memengaruhi?
Sejauh ini ada satu penelitian yang dilakukan di Jepang (jurnal Gynecology and Obstetric Investigation, Karger, 2015) yang mengungkapkan adanya mutasi genetik pada pasien yang mengalami kehamilan anggur secara berulang, yaitu terjadinya novel homozygous nonsense NLRP7 mutation dan adanya specific loss of maternal DNA methylation of DMRs (differentially methylated regions). Namun, mutasi genetik ini hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan khusus yaitu whole-exome-sequencing yang masih sangat jarang dapat dilakukan di Indonesia.
Diketahuinya adanya mutasi genetik tersebut sekalipun, bukan berarti menjadikan faktor keturunan akan langsung berpengaruh dalam terjadinya kehamilan anggur. Karena konsep dasar mutasi adalah adanya pengaruh kondisi manusianya dan lingkungan yang tetap berpengaruh besar. Sebagai contoh, pada penyakit gula darah tinggi (diabetes), walaupun orang tuanya diabetes maka anak-anaknya tidak kemudian ‘otomatis pasti’ memiliki diabetes. Karena jika anak-anaknya melakukan gaya hidup sehat, mengatur pola makan dengan baik, dan melakukan deteksi dini jika ada keluhan, tentu tidak akan jatuh kepada penyakit diabetes.
Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan kedua terkait, apa yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kehamilan anggur, yaitu kewaspadaan. Yang dimaksud dengan kewaspadaan adalah jika sedang hamil dan mengalami gejala-gejala kehamilan anggur, maka segera periksa ke dokter. Tanda-tanda kehamilan anggur yang peling sering adalah adanya perdarahan dari jalan lahir, muntah-muntah hebat, dan adanya gejala penyakit kelebihan hormon tiroid sehingga perlu pemeriksaan laboratorium dan USG. Selain itu, perlu juga hindari faktor risiko yang bisa kita kendalikan, yaitu jika usia sudah lewat dari 35 tahun dan sudah pernah hamil 3 kali, maka perlu dipertimbangkan pembatasan kehamilan dengan kontrasepsi yang sesuai.
Sementara untuk kejadian kista yang dialami kedua saudari Ukhti, saya tidak bisa menjawab lebih lanjut karena tidak ada keterangan lokasi kista dan jenis kista yang terjadi. Untuk lebih pastinya mengenai kemungkinan kista ini berulang atau tidak, sebaiknya konsultasi dengan Dokter ObGyn yang menangani. Terkait kelainan hormon yang diasumsikan menjadi penyebab kelainan-kelaianan ini, juga bisa diperiksakan berdasarkan saran dari Dokter Obgyn.
Adapun terkait riwayat operasi usus buntu atau Appendisitis, adanya sinusitis, maag dan asma alergi, TIDAK BERKAITAN dengan kejadian kehamilan anggur atau kista. Sehingga fokus saja untuk menjalani pola hidup sehat, yaitu berolahraga, makan makanan bergizi, perbanyak buah, minum yang cukup, dan istirahat yang cukup serta sikap waspada seperti yang saya ungkapkan di atas.
Saya ingin mengomentari lebih lanjut tentang sumbatan pembuluh vena jantung dari hasil iridologi dan keluhan nyeri dada sebelah kiri yang dialami.
Sumbatan pada pembuluh darah vena TIDAK berkaitan dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri. Karena pada keluhan nyeri dada akibat sumbatan pembuluh darah jantung, yang tersumbat adalah jenis pembuluh darah arteri. Arteri dan vena adalah dua pembuluh darah yang berbeda, karena arteri mengantarkan darah “dari” jantung sementara vena merupakan pembuluh darah balik “ke” jantung. Sehingga pemeriksaan iridologi tadi, tidak dapat kita jadikan patokan untuk kondisi nyeri dada yang dikeluhkan.
Kapan keluhan nyeri dada perlu pemeriksaan lebih lanjut ke dokter adalah jika nyeri dada sebelah kiri terjadi lebih dari 30 menit, terasa menyebar ke lengan kiri, menjalar ke dagu, menembus ke punggung belakang, dan disertai mual, muntah, dan keringat dingin. Keluhan-keluhan ini disebut sebagi keluhan nyeri dada tipikal. Jika hanya sesekali terjadi dan hanya sebentar, belum termasuk nyeri dada tipikal yang perlu pemantauan lebih lanjut. Hanya saja, jika Ukhti memiliki faktor risiko penyakit jantung yaitu kegemukan, tekanan darah timggi, gula darah tinggi, penyakit kolesterol (dislipidemia) dan ada keluarga yang merokok, maka sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk investigasi lebih lanjut. Nanti selain melakukan pemeriksaan fisik jantung, Ukhti akan menjalani perekaman gelombang jantung atau yang dikenal dengan EKG (elektrokardiografi). Dari situ akan terlihat jika ada gelombang-gelombang abnormal yang menjadi petunjuk apakah terdapat sumbatan pembuluh darah arteri jantung atau tidak.
Namun, terdapat satu persamaan antara penyakit gangguan hormon dan penyakit sumbatan pembuluh darah jantung yang ditanyakan, yaitu sama-sama dapat dicegah dengan pengaturan makan yang baik menurut Islam. Hal tersebut talah Allah sampaikan dalam firman-Nya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah seitan; karena sesungguhnya seitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (Q.S. al-Baqarah: 168)
Makanan yang halal adalah yang zat dan cara mengolah serta mendapatkannya sesuai dengan syariat Islam. Sementara makanan yang baik adalah makanan yang sehat, bergizi, dan tidak mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh. Zat yang berbahaya ini di antaranya adalah golongan food additivis, yaitu zat yang di pakai dalam industri makanan untuk meningkatkan rasa, menjaga penampilan dengan memberikan pewarna tambahan atau bahan pengawet. Food additives ini banyak ditemukan pada sebagian besar makanan olahan dan makanan cepat saji (junk and fast food) dan terbukti menyebabkan gangguan biokimia dan fisiologi sebagian besar hormone dalam tubuh manusia. (https://ejhm.journals.ekb.eg)
Bahkan salah satu zat pewarna makanan Bernama Azoburine (AZ) terbukti sebagai penyebab penting terjadinya infertilitas (kemandulan), gagguan homon, menstruasi yang tidak teratur pada perempuan. (www.indianjournals.com)
Hanya saja, sistem kehidupan yang menggunakan sistem kapitalisme, menjadikan kita kesulitan makan makanan sehat saat ini. Semua industri difokuskan pada pencarian keuntungan, sehingga mengesampingkan keamanan Kesehatan. Food additive tadi digunakan untuk menjaga makanan agar lebih menarik dan lebih awet sehingga dapat lebih laku di pasaran. Padahal mengandung banyak zat yang berbahaya dan mengundang kemudharatan. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya, sungguh sebagai umat Islam seharusnya kita merasa beruntung karena dengan mengikuti syariat-Nya yang begitu lengkap hingga pada pengaturan makanan, kita akan mendapatkan kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat. Sehingga diperlukan penerapan syariat Islam secara menyeluruh dalam kehidupan manusia.
dr. Nisa Utami, Sp.PD[]