Big Dream Big Challenge

"Mimpi bagi seorang muslim itu bukan sekadar harapan masa depan, melainkan sebuah doa. Oleh karenanya, harus dikemas pula dalam bingkai kesadaran akan hubungan dengan Allah agar mimpi besar kita menjadi mimpi idaman, mulia nan agung."

Oleh. Ahsani Ashri

NarasaiPost.Com-Siapa yang belum kepikiran punya masa depan? Coba acungkan tangannya! Insya Allah, gen Z pasti mau punya masa depan yang gemilang kan? Kita bahas sedikit yuk, seperti apa sih masa depan idaman? Bagaimanakah cara mewujudkannya? Simak baik-baik ya.

Terjebak dalam Siklus yang Berulang

Pola yang sangat biasa dan sering kita temui, siklusnya terus berulang, dari bayi baru lahir, sekolah di taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, kuliah, lulus, sesudah itu kerja, menikah dan memiliki anak, siklus itu terulang lagi kepada anak-cucu kita. Jika Allah berkehendak dan masih memberikan kesempatan hidup, sayang rasanya kalau masa depan kita seperti kebanyakan orang, standar banget! Mengalir begitu saja seperti air, padahal kita hidup hanya sekali, dan kita berharap hidup kita bermanfaat, nggak hanya numpang bernapas saja kan? Hehehe..

Untuk itu, penting banget nih gen Z mulai memikirkan masa depan yang glowing, bukan sekadar kulit wajah yang glowing dan sibuk mencari sensasi, melainkan agar hidup kita lebih terarah. Hati hati ya, kalau kita hanya mengurusi perkara yang nggak penting, ngerinya jadi nggak punya masa depan yang glowing!

Sudah Siapkah Masa Depanmu?

Masa depan adalah sebuah kepastian. Kebayang ya kalau seseorang nggak punya mimpi besar, hidupnya dijamin garing, nggak ada semangat untuk menjadikan dirinya lebih hebat. Hidupnya nggak jelas, malah nggak punya tujuan, ibarat bunglon yang selalu merubah warna tubuhnya menyesuaikan lingkungannya, nggak punya pendirian alias ngikut saja ke sana kemari.

Membayangkan masa depan, kalau aku sih nggak mau jadi bunglon. Menurutku, nggak punya mimpi membuat hidup kita nggak berwarna dan nggak bergairah. Mereka yang punya big dream, senantiasa menyukai hal-hal yang bersifat kompetisi, menchallenge dirinya sendiri untuk mengukur seberapa besar kemampuannya menghadapi hal-hal baru dalam kehidupannya.

Merancang Big Dream Idaman

Merancang masa depan merupakan bentuk ikhtiar dan tawakal. Pengertian tawakal bukan dengan berdoa saja ya, Guys, yang semua denyut jantung pun diserahkan kepada Allah tanpa ada upaya seperti sangkaan orang-orang yang bodoh, karena syariat kita melarang tindakan ini. Sebaliknya, kita wajib bergerak untuk memperbaiki kehidupan kita di esok hari. Allah berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 18:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Syeikh Hasan Al-Banna pernah berkata, "Kenyataan yang terjadi hari ini merupakan mimpi hari kemarin, dan kenyataan esok adalah mimpi hari ini." Itu artinya, yang akan kita dapatkan ditentukan dengan mimpi-mimpi kita hari ini, Guys. Kalau hari ini yang kita lakukan sering membuang-buang waktu, hobi main game misalnya, kita akan memetik dampaknya di hari kemudian. Rugi kan?

Merancang big dream idaman, tentu saja nggak mudah, Guys. Oleh karena itu, kita perlu terus mengupgrade diri dengan hal-hal yang memacu kita untuk menemukan big dream idaman. Apa sih big dream idaman itu? Tentu saja bukan hanya mimpi yang bersifat materi atau hanya berorientasi pada kesenangan duniawi. Sebuah big dream idaman bagi seorang muslim harus tembus mencapai akhirat, berdimensi kemanfaatan bagi orang banyak dan juga merupakan urusan besar. Sebagaimana kata para ahli balagah, "Keinginan yang tinggi merupakan nikmat yang tak ternilai, jika jiwa seseorang itu besar maka akan dicapaikan dengan urusan-urusan yang besar pula."

Mimpi bagi seorang muslim itu bukan sekadar harapan masa depan, melainkan sebuah doa. Oleh karenanya, harus dikemas pula dalam bingkai kesadaran akan hubungan dengan Allah agar mimpi besar kita menjadi mimpi idaman, mulia nan agung. Masya Allah..

Saat kita merancang mimpi besar, bertanyalah pada dua hal, “Apakah mimpi saya bertentangan dengan Islam? Dan apakah mimpi saya berdimensi pada akhirat atau nggak sama sekali?" Dengan pertanyaan itu, tentu akan mengarahkan kita ke mana akan membawa mimpi besar tersebut.

Ketika seseorang mempunyai sebuah impian, maka sudah pasti akan ada tantangannya. Semakin besar impian kita, maka semakin besar pula tantangan yang merintang. Itu artinya, akan semakin besar peluang untuk menjadikan hidup kita lebih berarti dan memantik keluarnya potensi diri sehingga aktivitas kita jauh dari kegiatan yang minim manfaat.

Big Dream Idaman

Bagi seorang muslim, wabilkhusus generasi pemuda, sudah sepatutnya menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Ada yang lebih penting diutamakan dan akan disinggahi manusia selama-lamanya. Rasulullah pernah mengatakan bahwa harga kenikmatan dunia hanya beberapa tetes air laut, sedangkan harga kenikmatan surga adalah lautan itu sendiri. Maka sangat naif bila seseorang hanya menggantungkan cita-citanya yang berorientasi pada duniawi semata.

Inspirasi mimpi besar dapat kita teladani dari para sahabat nabi, ulama dan juga pemuda-pemuda muslim yang memiliki visi dan misi yang besar, mulia nan agung. Pernah dengar Muhammad Al-Fatih yang masyhur namanya karena berhasil menaklukan sebuah kota? Kalau belum pernah atau baru pertama kali dengar, cari tahu deh, Guys!

Konstantinopel adalah sebuah kota yang letaknya berada di jalur strategis pertemuan antara benua Asia dan benua Eropa. Kota tersebut sangat indah, makmur dan menjadi simbol kejayaan di mata Internasional. Memang nggak semudah upload video receh di tiktok untuk menaklukan Konstantinopel, bayangkan saja, upayanya telah dilakukan sebanyak delapan kali oleh umat Islam. Siapa sangka, ternyata kota tersebut berhasil ditaklukan oleh pemuda.

Al-Fatih memiliki mimpi sejak kecil untuk menaklukannya karena terinspirasi dari sebuah hadis nabi tentang penaklukan dua kota, yaitu Roma dan Konstantinopel, Al-Fatih pun memantaskan diri menjadi sang penakluk, mulai dari belajar mengatur strategi, melatih pasukan yang unggul, juga membina nafsiah (kepribadian) beliau dan pasukannya. Alhasil, pada tahun 1453 Masehi, kota Konstantinopel yang saat itu menjadi simbol peradaban Romawi Timur, berhasil takluk di bawah tangan seorang pemuda berusia 24 tahun.

Satu kisah lagi yang menjadi motivasi besar untuk meraih mimpi yaitu Mush'ab bin Umair, pemuda yang telah menggadaikan hidupnya untuk menempuh mimpi besarnya dengan berkontribusi dalam dakwah Islam. Mush'ab adalah gambaran laki-laki ideal masa kini yang hampir memiliki kesempurnaan. Ia memiliki paras yang tampan, bergelimang harta, cerdas dan juga keturunan bangsawan. Namun, setelah beliau memutuskan masuk Islam, Mush'ab meninggalkan semua atribut dunia dan rela dihapuskan namanya dari keturunan konglomerat bani Umair.

Seringkali, setiap impian atau cita-cita yang hendak kita raih tidak berjalan semulus jalan tol, pasti akan banyak rintangan dalam prosesnya. Agar tidak mudah menyerah, kita harus punya trik agar mimpi besar itu selalu fresh dan membakar semangat kita. Bagaimana sih caranya? Kuy, simak tips berikut!

Pertama, Luruskan Niat. Innamal a'malu binniat, niat itu mesti benar diawal karena niat adalah syarat sahnya suatu amalan. Niat yang benar itu hanya semata-mata karena Allah. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah pernah bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya."

Imam Bukhari dalam mukadimah kitabnya, tersirat bahwa setiap amal perbuatan yang tidak diniatkan karena mengharap rida Allah adalah sia-sia, tidak ada hasil sama sekali, baik di dunia maupun di akhirat.

Nah, rugi kan kalau impian besar kita yang sudah kita rencanakan dengan baik, lantas hanya sia-sia di mata Allah. Misalnya niat kita ingin kuliah dan menuntut ilmu setinggi-tingginya sampai S2, S3, es teler dan es-es lainnya untuk dipuji orang lain. Nyesek banget!

Kedua, caranya harus benar. Jika niat sudah diluruskan karena Allah, maka langkah selanjutnya pastikan cara yang ditempuh untuk mewujudkan sebuah impian itu benar. Apa standarnya? Tentu saja bukan mengikuti hawa nafsu semata ya, Guys. Cara yang benar yaitu sesuai dengan tuntunan syariat dan mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah saw., sebagaimana firman Allah, “Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya" (TQS. Al-Hasyr ayat 7).

Ketiga, buat skala prioritas. Dalam Islam ada kaidah aulawiyat, yaitu prinsip pengurutan amal. Ketika Allah menurunkan ahkamul khamsah (lima hukum Islam), maka seharusnya itulah yang menjadi urutan prioritas amal kita. Nah, Guys, agar waktu yang kita miliki menjadi produktif untuk menggapai impian besar, kita harus merinci segala aktivitas sehingga nggak galfok dalam memperjuangkannya. Gimana caranya? Berangkat dari kaidah aulawiyat, kita harus merunutkan dari yang kegiatan yang fardu (wajib) terlebih dahulu, kemudian baru deh yang sunah, dan kalau masih ada sisa waktu, bolehlah ke aktivitas yang mubah. Jangan terbalik ya!

Keempat, eksekusi. Nah, poin satu sampai tiga sudah ada dan tersusun rapi, selanjutnya adalah eksekusi. Ketika sudah terbayang apa mimpi besar kita, kemudian kita harus merancang bentuk impian yang jelas dan lebih spesifik. Misalnya, mimpi besar ingin menjadi ulama hadis, tulis sedetail mungkin gambarannya, tentukan misi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengingatkan kita. Amalkan dengan penuh semangat di setiap langkahnya, hadapi tantangannya, dan sabar dalam mewujudkannya.

Guys, bagaimana? Sudah jelas belum pembahasanya? Jangan takut untuk memulai kebaikan, yes! Ingat, bisa itu karena biasa. Yap, kita terbiasa meninggalkan kebiasaan membuang-buang waktu dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Mengisinya dengan skil-skil yang kita punya, dan juga beramal saleh sebagai bekal kehidupan di dunia dan akhirat.

Bayangkan mimpi besarmu dengan segala tantangannya telah berhasil tercapai, berapa besar peluang untuk kita menjadikan mimpi besar itu sebagai ladang pahala, dan jika kita berhasil istikamah dalam mengamalkannya, maka Insya Allah masa depan terindah kita adalah surga. Keep Fighting![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ahsani Annajma Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Tersandera Ekonomi Neoliberal, Harga Minyak Goreng Naik, Indonesia Tak Berkutik
Next
Feeling Lonely?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram