Koleksi Boneka Horor, Waspada Iman ‘Error’

"Tak bisa dimungkiri, dalam suasana kapitalisme dan sekularisme konten horor walau mampu mengikis akidah, namun memiliki daya jual dan membuat orang penasaran. Selain itu, jargon hak asasi manusia selalu menjadi dalih bebasnya setiap orang melakukan apa saja yang diinginkan."

Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Penulis dan pemerhati kebijakan publik)

NarasiPost.Com-Viral di jagat maya para kolektor spirit doll, mulai dari boneka yang biasa, lucu dan horor. Bahkan, ada boneka yang bisa dimasuki arwah dikoleksi layaknya boneka pada umumnya. Menarik perhatian, para kolektor boneka dari kalangan selebriti, selebgram, dan lainnya. Di mana perbuatan mereka selalu menjadi sorotan kamera dan media serta dikomentari para netizen. Bagaimana menyikapi fenomena koleksi boneka horor ini?

Koleksi boneka horor sebenarnya bukan hal yang baru, di beberapa negara di dunia ada kisah tersendiri tentang boneka horor. Bahkan, ada yang sampai dibuat film. Indonesia pun tak luput dari tren koleksi boneka horor, yang mengejutkan seperti dilansir dari Aksarajabar.com (6/1/22), ada selebgram yang mengoleksi lebih dari tiga ratus boneka. Di antara koleksinya adalah boneka horor, pemilik boneka ini memiliki gelar ‘mother spirit doll’.

Kapitalisme-Sekularisme punya Andil

Adapun alasan para kolektor mengoleksi boneka beragam, ada yang sekadar hobi, sebagai teman dan bisnis karena bisa diperjualbelikan. Bagi yang indigo jika bonekanya dimasuki arwah atau mungkin lebih tepatnya makhluk gaib, mereka bisa berkomunikasi dan ini dianggap hal yang biasa. Mereka menganggap hal tersebut tak memengaruhi keimanan, walau faktanya terkadang ada ramalan yang disampaikan oleh makhluk gaib lewat boneka tersebut dan ini mengganggu keimanan seseorang.

Apalagi sampai dibuat konten di kanal media, youtube dan semisalnya padahal isinya khawatir mengganggu keimanan. Seperti cerita horor atau mistis, ramalan yang akan terjadi, dan konten lainnya yang bisa menarik perhatian serta cuan. Tak bisa dimungkiri, dalam suasana kapitalisme dan sekularisme konten horor walau mampu mengikis akidah, namun memiliki daya jual dan membuat orang penasaran. Selain itu, jargon hak asasi manusia selalu menjadi dalih bebasnya setiap orang melakukan apa saja yang diinginkan.

Namun, sebagai umat Islam harus waspada terhadap fenomena ini yang sekarang menjadi tren. Karena khawatir manusia kebablasan masuk ke dalam perkara subhat dan haram, terlebih jika mengikis akidah sedikit demi sedikit. Manusia begitu mudah percaya pada apa yang disampaikan makhluk gaib melalui boneka arwah atau horor. Manusia takut pada perkara mistis dibanding takut kepada Allah. Manusia rela mengorbankan waktu dan terlena dengan boneka dibanding ibadah kepada Allah. Manusia pun lebih senang menonton konten horor boneka dibanding bersegera melakukan perintah Allah.

Hal ini memang tak lepas dari aturan yang ada, di mana sistem tak ikut campur pada ranah privat setiap orang. Termasuk mengoleksi boneka horor atau apa pun dan melakukan apa saja tanpa melihat halal dan haram, baik atau buruk. Bagi sistem saat ini, di mana ada keuntungan dan menghasilkan cuan akan didukung tak peduli agama melarangnya.

Pandangan Islam tentang Koleksi dan Hobi

Lalu bagaimana pandangan Islam tentang fenomena ini? Ada beberapa poin yang harus dibahas, yaitu:

Pertama, berkaitan dengan mengoleksi atau bermain dengan boneka. Karena yang digunakan adalah benda, maka mengikuti kaidah ushul fikih tentang benda. Bahwa, “Asal hukum benda boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya”. Perbuatan mengoleksinya kembali kepada kaidah ushul fikih yaitu, “Perbuatan itu terikat pada hukum syariat”.

Jika boneka yang digunakan bermain dan koleksi hanya boneka biasa saja, maka boleh. Akan tetapi, setelah selesai digunakan bermain segera dirapikan dengan baik. Untuk menghindari peluang makhluk gaib memasuki boneka dan mempermainkan keimanan manusia. Makhluk gaib itu memang ada di mana saja, Al-Qur’an pun jelas menyatakan bahwa makhluk gaib itu ada walau tak dapat dilihat kasat mata. Allah, malaikat, surga, neraka, jin, setan adalah gaib seperti yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an.

Kedua, jika membeli dan menggunakan boneka yang secara fisik horor atau menakutkan sebaiknya dihindari. Karana berpeluang makhluk gaib memperalat sebagai alat komunikasi bagi para indigo. Selain itu, menakutkan bagi orang lain yang tidak terbiasa melihat boneka yang menyeramkan. Hal ini dhoror atau bahaya pada psikis orang lain, tentu bukan bagian dari sikap seorang muslim karena seorang muslim yang berkepribadian Islam akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang di sekitarnya.

Lalu, jika melihat ada keluarga, teman, dan saudara mengoleksi boneka horor maka dinasihati. Terutama yang indigo, karena khawatir mengganggu keimanan. Jin atau setan memang tidak akan secara to the point menyesatkan hamba-Nya, cara mereka begitu soft. Maka sebagai umat Islam harus hati-hati dengan apa saja yang disampaikan oleh makhluk gaib, jin misalnya.

Di dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 85, Allah telah menjelaskan bahwa, “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” Perkara ruh atau gaib, hanya Allah yang lebih tahu. Manusia hanya bisa mengetahui sebatas apa yang sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an saja.

Apa yang disampaikan oleh jin belum tentu benar adanya. Allah Swt. Sudah menjelaskan di dalam Al-Qur’an surat Jin ayat 8-10 tentang dunia jin, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu), tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.”

Ketiga, hendaknya memiliki hobi yang positif yaitu yang bisa mendekatkan diri kepada Allah dan semakin taat kepada-Nya. Misalnya, mengoleksi buku dan karya para ulama untuk belajar dan berdakwah serta menjadi legacy pada anak-anak. Ingat, setiap perbuatan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawaban. Untuk apa uang, waktu dan tenaga yang digunakan selama di dunia, untuk taat atau maksiat.

Di dunia hanya sementara, akhirat tempat kembali yang abadi dan semua amal akan dihisab. Maka hendaknya segala perbuatan terikat dengan hukum syariat jika ingin selamat di dunia dan akhirat.

Keempat, butuh sistem yang mengondisikan setiap warga negaranya senantiasa menjaga keimanan dengan baik. Sistem yang mendukung hobi yang positif atau memfasilitasi untuk warga negaranya. Sehingga akidah umat terjaga dengan baik, suasana yang ada untuk taat dan dekat kepada Allah. Saling berlomba dalam kebaikan dan meraih surga. Kalaupun ada harta berlebih, disalurkan untuk sedekah sebagai bagian dari menanam benih yang akan dituai di akhirat nanti.

Betapa sebuah sistem sangat berpengaruh untuk bisa mengatur setiap warga negara berada di jalan yang benar serta menjaga akidah dengan benar. Sistem itu tak bisa jika yang membuatnya manusia, karena manusia memiliki kelemahan. Sistem itu tak lain harus dari Sang Pencipta manusia dan alam semesta yang lebih tahu apa yang terbaik bagi ciptaan-Nya.

Allahu A’lam bi ash Shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Sherly Agustina M.Ag. Kontributor NarasiPost.Com dan penulis literasi
Previous
Lonjakan Harga Sembako, Buruknya Distribusi menjadi Faktor Utama
Next
Cuitan Nista Dibela, Kenapa Bisa?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram