Menggenggam Istikamah, Meski Dilempar Cerca

"Sekelumit cerita dari anak-anakku semakin membuatku percaya bahwa keterasingan saat menggenggam Islam secara sempurna memang pasti terjadi. Aku juga semakin percaya bahwa orang-orang yang terasing itu memang semestinya berbahagia. Sebab, berarti iman kita tengah diuji, sekokoh apa menghujam di diri meski kerap dilempar cerca."

Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(RedPel NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Suatu hari anak pertamaku yang berusia 11 tahun mengadu bahwa ada beberapa anak tetangga yang usianya sebaya dengannya melihat ke arahnya saat melintas dengan tatapan sinis, dari atas ke bawah, ke atas lagi dan ke bawah lagi. Anakku yang memang baperan pun merasa tersinggung. Merasa mereka tengah menghinanya.

Di waktu lainnya, anakku mengadu bahwa ada seorang anak tetangga yang usianya juga tak jauh beda darinya mengejeknya karena selalu memakai jilbab (gamis) dan kerudung jika keluar rumah, bahkan saat bermain bulu tangkis di lapangan dan lari pagi dengan ayahnya.

Suatu hari anakku yang nomor tiga pun ikutan mengadu, katanya teman sebayanya yang juga berusia empat tahun memprotes pakaiannya. "Kenapa sih kamu pakai kerudung terus kalau main?" Katanya.

Begitulah, dunia anak-anak di zaman sekarang sudah marak dengan bullying. Hanya karena berbeda, seseorang dihina bahkan dijauhkan. Bukankah sering kita mendengar anak berkebutuhan khusus yang diasingkan dari lingkungannya? Atau bukankah ada juga fakta anak yang dianggap culun, bodoh, atau bahkan dianggap buruk secara fisik dijauhkan oleh teman-temannya? Ini realita yang tak bisa kita dielakkan, khususnya di tengah kehidupan kota-kota besar hari ini.

Aduan-aduan anakku tadi mengingatkan aku pada hadis Rasulullah saw, "Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka, beruntunglah orang-orang yang terasing itu." (HR. Muslim)

Benarlah apa yang dinyatakan oleh Rasulullah dalam hadis tersebut, hari ini Islam sungguh kembali asing bahkan di kalangan pemeluknya sendiri. Mereka tak mengenal agamanya secara utuh, malahan mereka mencerca muslim yang taat, lantas melabelinya ekstremisme radikal.

Mungkin begitu pula yang menimpa anak-anakku, mereka dianggap "aneh" karena berpenampilan tak selazimnya anak-anak. Padahal mereka hanya sedang menjalankan didikan Islam dari aku dan suamiku. Aku masih bisa memaklumi sikap anak-anak tetangga yang membully itu. Ya, bisa dipastikan karena mereka memang belum dipahamkan soal berhijab sempurna oleh kedua orang tuanya. Bahkan aku pernah mendengar, suatu hari ada seorang ibu yang menegur anak balitanya yang hendak memakai kerudung saat bermain, "Nggak perlu! Pakai kerudungnya kalau mau pergi saja." Anaknya pun akhirnya mengurungkan diri memakai kerudungnya. Dan si ibu memang kesehariannya tidak menutup aurat, hanya saat pergi saja.

Begitulah, keteladanan orang tua merupakan faktor yang memengaruhi kesalihan ana. Maka, benarlah jika seorang pakar parenting pernah mengatakan, "Jadilah orang tua salih, sebelum menuntut anak salih."

Soal aduan anak-anakku kemarin itu, aku hanya perlu menguatkan mereka bahwa keterasingan saat kita taat syariat itu biasa, sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. Dulu, Rasulullah saw menyeru untuk menyembah Allah yang Maha Esa di saat masyarakat kebanyakan menyembah Latta dan Uzza. Tetapi Rasul tetap teguh di jalan Islam meski dihina, dicerca, diboikot, bahkan disiksa. Rasulullah saw tetap istikamah dalam ketaatan, tak mudah berbalik arah meski ditawari beraneka kenikmatan dunia: harta, tahta, wanita.

"Kasih tahu saja kepada mereka bahwa seluruh tubuh perempuan itu aurat, kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Makanya setiap keluar rumah wajib ditutup pakai kerudung dan jilbab." Ucapku kepada anak-anakku dengan bahasa yang mudah mereka pahami.

Mereka mengangguk-angguk, meski si sulung tampak belum terima atas perlakuan tak mengenakkan yang menimpanya.

"Nggak perlu sedih, mereka hanya belum memahami, jadi menganggap aneh melihat kakak pakai jilbab dan kerudung terus."ujarku berusaha menghiburnya.

Di lingkungan sekitarku memang tidak ada anak-anak yang berjilbab (gamis), kalaupun ada paling hanya berkerudung saja. Itu pun bisa dihitung jari dan pakainya pun kadang-kadang. Sedangkan anak-anakku selalu pakai hijab sempurna jika melangkah keluar rumah. Mereka sudah terbiasa sejak kecil dan mereka sudah paham soal kewajiban memakainya. Padahal mereka belum baligh. Namun, begitulah buah dari pembiasaan, secara otomatis keterikatan kepada syariat akan melekat secara alamiah kepada mereka.

Sekelumit cerita dari anak-anakku semakin membuatku percaya bahwa keterasingan saat menggenggam Islam secara sempurna memang pasti terjadi. Aku juga semakin percaya bahwa orang-orang yang terasing itu memang semestinya berbahagia. Sebab, iman mereka tengah diuji, sekokoh apa dia menghujam di diri meski kerap dilempar cerca.

Kelak Islam akan kembali tegak berdiri, memimpin dunia dan menghadirkan kemuliaan bagi umat. Di saat itu pula lah, Islam kembali didekap umat dan dijadikan rujukan dalam kehidupan. Tak lagi terasing. Bukankah Allah telah menjanjikan kemenangan yang nyata kepada umat Islam? Dengan kemenangan itulah kelak Allah akan menukar segala ketakutan menjadi rasa aman sentosa. Hal. Itu tertuang dalam ayat cinta-Nya di surat An-Nur:55. Maka, istikamahlah dan berbahagialah![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Hana Annisa Afriliani, S.S Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Istri Salihah Motivasi Suami Menuju Jannah
Next
Resolusi Dakwah: Pantang Menyerah Tetap Istikamah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram