Dana Fantastis di Balik Derasnya Arus Moderasi Beragama

"Padahal, yang lebih utama untuk digelontorkan dana besar adalah mengurangi angka kemiskinan dibanding moderasi beragama. Jika pemerintah benar-benar memperhatikan rakyat di tengah pandemi dan ekonomi yang belum stabil. Musuh Islam akan melakukan berbagai cara untuk merusak umat Islam dan mengutuknya menjadi manusia yang terjajah di tengah sumber daya yang melimpah."

Oleh. Sherly Agustina, M.Ag
(Penulis dan pemerhati kebijakan publik)

NarasiPost.Com-Melihat adanya berbagai upaya yang merusak pemahaman umat Islam, membuktikan firman Allah Swt. di dalam Al-Qur'an, di antaranya surat As-Shaf ayat 8, "Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya."

Pengarusutamaan moderasi beragama telah berjalan di berbagai level dan elemen. Anggaran yang digelontorkan pun tak main-main. Dilansir dari Republika.id, (28/9/21), pada malam peluncuran Aksi Moderasi Beragama yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) secara daring dan luring, Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto, mengatakan anggaran moderasi beragama lintas direktorat jenderal tahun 2021 mencapai Rp3,2 triliun.

Padahal, anggaran moderasi agama lintas direktorat jenderal sebelumnya adalah Rp400 miliar. Naiknya anggaran sangat fantastis. Pasalnya, kenaikan anggaran ini masih dalam kondisi pandemi yang belum usai dan kondisi perekonomian pun belum benar-benar stabil. Kemiskinan masih menjadi masalah di negeri ini, berdasarkan data BPS per Maret 2021 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 27,54 juta orang.

Moderasi Beragama Proyek Sekularisasi

Mengapa anggaran untuk pengarusutamaan moderasi beragama begitu fantastis? Begitu seriusnya pemerintah merealisasikan perencanaan yang sudah dibuat dengan rapi, berikut indikator keberhasilannya. Semua elemen diberikan pelatihan moderasi agama, di antaranya para guru, ulama, pengurus majelis taklim, dan lainnya.

Tentu pemerintah memiliki alasan atas kebijakan ini, yaitu dalih menjaga persatuan dan kesatuan NKRI dari rongrongan kelompok yang dianggap radikal oleh pemerintah. Katanya, agar tak ada celah merusak NKRI maka arus moderasi agama begitu deras. Lalu, sebenarnya siapa yang merongrong NKRI? Bukankah sumber daya alam yang melimpah di negeri ini banyak dikuasai oleh asing, sehingga kondisi rakyat Indonesia seperti kata pepatah, 'Mati di lumbung padi'.

Banyak aset negara yang dimiliki asing membuat rakyat gigit jari hanya menjadi kuli di negeri sendiri. Sementara di sisi lain, ada kelompok yang berusaha ingin melepas negeri ini dari jeratan penjajahan yang dilakukan oleh asing. Namun sayangnya, kelompok ini dilabeli radikal dan seperti diperangi oleh rezim karena terus menggaungkan agar kembali pada aturan Allah.

Sejatinya, program moderasi agama ialah virus yang disuntikkan ke tubuh umat oleh musuh Islam dan bagian dari proyek sekularisasi. Tujuannya agar umat tidak fanatik terhadap ajaran agama, inklusif, cinta damai dan toleransi versi musuh Islam. Sehingga umat tak ada yang protes jika ajarannya dinista, negaranya dijajah dan dieksploitasi oleh asing. Sayangnya, pemerintah sudah di-brain wash oleh asing agar mengikuti arahan mereka dengan dana yang tak sedikit.

Khilafah yang Ditakuti Musuh Islam

Padahal, yang lebih utama untuk digelontorkan dana besar adalah mengurangi angka kemiskinan dibanding moderasi beragama. Jika pemerintah benar-benar memperhatikan rakyat di tengah pandemi dan ekonomi yang belum stabil. Musuh Islam akan melakukan berbagai cara untuk merusak umat Islam dan mengutuknya menjadi manusia yang terjajah di tengah sumber daya yang melimpah. Ambisi para kapitalis menguasai dunia dengan bengis, hanya bisa dilawan oleh negara yang mengemban ideologi Islam. Karena Islam akan menghapus keserakahan, mewujudkan keseimbangan dan kesejahteraan yang merata dengan sifatnya yang membawa rahmat ke seluruh alam. Rival negara kapitalisme adalah negara yang mengemban Islam. Maka, mewujudkan wadah yang mengemban ideologi Islam menjadu sebuah kewajiban dan keniscayaan.

Selain itu, hal tersebut adalah janji Allah yaitu Khilafah yang pernah menjadi negara adidaya selama berabad-abad dan menguasai 2/3 belahan dunia. Ini yang ditakuti oleh musuh Islam, bagaimana caranya agar tidak terwujud. Paling tidak, mereka berusaha untuk memperlambat tegaknya Khilafah di muka bumi. Karena mereka belum siap hidup nelangsa jika rival mereka berdiri tegak suatu saat nanti. Ketahuilah, mereka mungkin bisa memperlambat tegaknya Khilafah, namun tak akan pernah bisa menghalanginya.

Mahabenar Allah dengan firman-Nya di dalam surat Ali Imran ayat 54, "Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."

Allahu A'lam bi ash Shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Sherly Agustina M.Ag. Kontributor NarasiPost.Com dan penulis literasi
Previous
Mewujudkan Keluarga Muslim Ideologis
Next
Edaran Ucapan Nataru, Aroma Menyengat Moderasi Berbaju Toleransi?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram