Helai demi helai penderitaan semakin kusut
Mewarnai negeri yang diliputi karut marut
Rasa jemawa mengalir deras tiada surut
Menampakkan kepongahan yang berlarut-larut
Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tempayan waktu kian menipis
Gulungan peristiwa sengit masih berbaris
Menyapa setiap penghuni negeri yang melankolis
Berpeluk lara dalam terali kebijakan bengis
Alap diharap tak mampir barang sejenak
Kezaliman regenerasi kian beranak-pinak
Berbagai ide busuk meracuni benak
Mengadang tiap perjuangan menjelma sandungan dan onak
Helai demi helai penderitaan semakin kusut
Mewarnai negeri yang diliputi karut marut
Rasa jemawa mengalir deras tiada surut
Menampakkan kepongahan yang berlarut-larut
Agahan resolusi selalu diumbar
Seluruh kebijakan dilegalkan dengan begitu barbar
Sekuel kehidupan menjadi kidung liar
Dalam gelak tawa, janji-janji terus diumbar
Telah remuk redam seluruh negeri
Slogan kerja hilangkan bahaduri
Menafikan sebuah harga diri
Ajaran Islam dipandang laksana kenduri
Lempar batu sembunyi tangan
Kebijakan keliru main lempar-lemparan
Tudung solusi alip-alipan
Hanya tersisa secuil harapan
Agahan resolusi lepas begitu saja
Janji terenda dari lisan punggawa
Menganggap diri seorang gahara
Pada pohon yang kokoh menyaksikan sayembara
Kendang agahan resolusi ditabuh
Namun, penduduk negeri telah enggan berlabuh
Jamak diketahui suasana sedang keruh
Penyimpangan sudah terlalu jauh
Inilah lembaran baru dalam alam demokrasi
Tercecer remah-remah agahan resolusi
Suara lantang pejuang Islam dipersekusi
Namun, tiada gentar walau raga diintimidasi[]
Photo : Pinterest
Aku bener bener terkesima sama diksinya. Masya Allah barokallah ya mba
MasyaAllah terbaca dengan indah, namun beberapa masih belum tahu artinya
Diksinya luar biasa ya mbak. Tapi sayangnya, saya juga belum paham arti bbrp kata.
Tapi, masya Allah, tetap bisa merasakan keindahannya.