Mulai dari penurunan ekonomi karena PHK, penutupan akses ke fasilitas kesehatan, lingkungan yang kotor, masa cuti hamil dan melahirkan yang sangat singkat, hingga kurangnya perhatian para orangtua memantau tumbuh kembang anak. Sehingga negeri ini masih dihantui rasa khawatir terkait kasus stunting yang genting ini.
Oleh: Susi Ummu Ameera (Aktivis dan pemerhati generasi)
NarasiPost.com -- Stunting adalah masalah gizi kronis yang diakibatkan asupan gizi kedalam tubuh kurang memenuhi standar dalam kurun waktu lama. Hingga menyebabkan gagal tumbuh pada anak, yaitu pertumbuhan tubuh dan otak berbeda dari anak usia normal. Kondisi ini bisa terjadi dari anak masih di dalam kandungan karena kurangnya asupan gizi si ibu dan efeknya akan terlihat saat anak sudah berusia dua tahun.
Peneliti Madya Bidang kepakaran Pangan dan Gizi di Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna (P2TTG) lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Dr.Ainia Herminiati ST MS, Mengungkapkan bahwa permasalahan gizi anak merupakan salah satu risiko dampak sosio-ekonomi terhadap anak-anak yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19.
Herminiati juga mengungkapkan 24 juta balita Indonesia beresiko lebih tinggi mengalami kekurangan gizi atau gizi buruk saat adanya pandemi covid-19 dibanding sebelumnya tidak ada pandemi. Secara global diperkirakan terdapat penambahan 700 ribu kasus stunting akibat covid-19. Yang lebih mencengangkan lagi per juli 2020 Indonesia masih berada di peringkat ke empat dari Negara dunia kasus stunting tertinggi, India diurutan pertama disusul Pakistan kemudian Afrika Barat dikutip dari data Studi Kasus Gizi Balita Indonesia (SSGB). Ini menunjukkan bahwa ada 6,3 juta anak dari 23 juta anak Indonesia mengalami stunting (Metrotv.news, 07/2020).
Banyak faktor yang menjadi penyebab kasus stunting di masa pandemi covid-19 ini semakin bertambah. Mulai dari penurunan ekonomi karena PHK, penutupan akses ke fasilitas kesehatan, lingkungan yang kotor, masa cuti hamil dan melahirkan yang sangat singkat, hingga kurangnya perhatian para orangtua memantau tumbuh kembang anak. Sehingga negeri ini masih dihantui rasa khawatir terkait kasus stunting yang genting ini.
Anak adalah masa depan bangsa yang harus dijaga dan butuh perhatian serius. Memang negeri ini masih kesulitan memerangi pandemi covid-19 yang tak kunjung selesai, namun masalah stunting juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Jika anak sudah mengalami stunting kemungkinan besar masadepan mereka akan terganggu.
Meningkatkatnya kasus stunting di negeri ini sebenarnya telah menunjukkan kegagalan kapitalisme dalam mengurusi rakyatnya, Mulai dari penanganan pandemic covid-19 yang terkesan sepele dan Tarik ulur dalam menentukan kebijakan hingga bertambahnya masalah stunting yang signifikan. Seolah negeri ini kehabisan akal untuk mencari solusi dalam menangani masalah yang ada. Ini diakibatkan kegagalan sistem yang cacat yaitu sistem kapitalis demokrasi, Yang berlandaskan materi atau keuntungan, bukan karena adanya dorongan kemanusiaan yang ikhlas untuk mencari rida Allah SWT dalam mengurusi rakyatnya.
Berbeda dengan sistem Islam atau yang sering disebut dengan khilafah. Khilafah secara alami mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya hingga mampu mencegah stunting pada anak. Kesejahteraan yang dimaksud adalah terpenuhinya sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan yang diberikan oleh Negara secara cuma-cuma kepada seluruh warga negaranya baik yang Muslim maupun nonmuslim. Pengelolaan sumber daya alam secara mandiri oleh Negara akan menghasilkan pendapatan Negara yang melimpah ruah dan berkah hingga mencukupi semua kebutuhan rakyatnya. Negara tidak akan membiarkan SDA (Sumber Daya Alam) dikelola asing apalagi menjualnya.
Maka dari itu sudah sepantasnya kita beralih dari sistem kapitalis yang gagal menjamin kesejahteraan rakyat, seperti yang kita rasakan sekarang ini menuju sistem Islam yang sudah terbukti mampu menjamin kesejahteraan rakyat. Di dalam Islam penguasa adalah pengayom atau pelayan bagi rakyat, yang mana mereka akan takut dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT akan jabatan yang diemban. Sehingga menjalankan aktivitas hanya semata-mata mencari rida Allah SWT.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]