"Problem pengangguran di negeri ini saja belum menemukan solusi, ditambah wacana robot pengganti tenaga manusia. Maka, bisa dibayangkan akan semakin bertambah pengangguran."
Oleh. Meitya Rahma, S.Pd.
NarasIPost.Com-Menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah menjadi impian banyak orang. Menjadi PNS juga merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi para orang tua. Menjadi incaran para calon mertua. Sebab, sebagian orang menganggap menjadi PNS adalah jaminan kesejahteraan hidup. Gaji tetap, pengajuan kredit atau utang mudah. Tak susah payah, tinggal kerja saja, gaji datang rutin setiap bulan. Siapa yang tak tergiur menjadi ASN. Namun, saat ini harapan menjadi PNS sepertinya kecil. Karena kini ada wacana bahwa PNS akan digantikan dengan robot.
Wacana PNS akan digantikan dengan robot atau Artificial Intelligence (AI) ramai bergulir di media. Wacana tersebut muncul seiring dengan rencana Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang akan lebih banyak memanfaatkan kemajuan teknologi. Jumlah PNS akan dikurangi secara bertahap. Rencananya akan digantikan oleh robot AI. Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan reformasi birokrasi dan juga menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (detik.com,29/11/2021). Dengan demikian APBN tidak semakin terbebani, akibat tingginya kebutuhan untuk membayar gaji PNS, tunjangan PNS, dan pensiunan PNS yang juga ditanggung negara (cnbcindonesia.co.id 24/11/2021).
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakrullah mengatakan PNS berkualitas memadai tidak akan tergantikan dengan sistem kecerdasan buatan yang menggunakan mesin robot. Rencana pemerintah untuk menerapkan teknologi dalam sistem administrasi pemerintahan merupakan pemicu bagi seluruh ASN untuk meningkatkan kapabilitas mereka menjadi lebih mumpuni. Jika PNS tidak berkualitas, maka pasti tergantikan. Jadi ini untuk memotivasi dan memacu para ASN agar menjadi ASN yang berkualitas. (detik.com,2/12/2021).
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri tersebut mengatakan, "Beberapa sektor dalam lingkup instansi pemerintah masih memerlukan kehadiran ASN dalam bentuk Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam banyak hal, ASN tidak bisa tergantikan, seperti yang terkait dengan empati, kerja sama, dan kemanusiaan itu sampai saat ini belum bisa tergantikan oleh robot atau mesin," katanya.
Jika PNS yang digantikan oleh robot, sudah pasti angka pengangguran akan bertambah. Per Agustus 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 9,1 juta orang. (Indozone.com, 28/11/21). Jika nanti PNS benar-benar dikurangi dan digantikan oleh robot, pengangguran akan semakin bertambah. Pengurangan ini juga akan berdampak pula pada sistem perekrutan PNS. Kemungkinan besar, seleksi untuk menjadi PNS akan lebih diperketat dan formasi yang dibutuhkan juga akan terus menyusut.
Efeknya luar biasa bukan, jika robot menggantikan manusia. Tidak terbayang kita dilayani oleh robot. Seperti di negara-negara maju, Jepang misalnya. Jika mempertimbangkan efektif dan efisien memang dengan teknologi robot ini bisa dijadikan salah satu solusi. Tapi dampak terhadap masyarakat perlu dipikirkan oleh pemerintah. Problem pengangguran di negeri ini saja belum menemukan solusi, ditambah wacana robot pengganti tenaga manusia. Maka bisa dibayangkan akan semakin bertambah pengangguran. Inilah yang kemudian memicu kriminalitas di suatu negara.
Namun ada beberapa hikmah dibalik wacana ini, bahwa menjadi seorang PNS haruslah profesional. Jika tidak, maka siap-siap saja sang robot akan menggantikan perannya. Saat ini tidak sedikit ASN yang belum memiliki loyalitas terhadap pekerjaannya. Kurang memiliki kesadaran terhadap tanggung jawab atas pekerjaannya. PNS yang tidak amanah dengan pekerjaannya. Bahkan, ada PNS yang melakukan tindak korupsi. Setidaknya wacana ini dapat meningkatkan profesionalitas para ASN.
Revolusi Industri 0.4 telah dimulai di negeri ini. Era digital telah membawa perubahan di semua lini. Jangan hanya ingin dianggap menjadi bangsa yang modern karena menggunakan tenaga robot saja. Tapi perlu dipikirkan masalah selanjutnya apakah pemerintah siap menciptakan lapangan kerja baru? Perlu menjadi catatan, apakah dengan tenaga robot, anggaran yang dikeluarkan cukup? Dari biaya pengadaan, operator dan biaya perawatannya. Tentunya akan memakan banyak anggaran.
Dengan wacana ini, pemerintah sepertinya sedang mengikuti tren seperti negara-negara maju. Pemerintah melakukan berbagai pencapaian fisik dan kemajuan dalam teknologi. Namun, sebenarnya hal itu tidak memberikan pengaruh dan perubahan besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Seperti inilah solusi semu ala kapitalis sekuler. Tidak menyelesaikan masalah tetapi malah menimbulkan masalah baru.
Majunya bangsa bukan sekadar melalui keberhasilan dalam pembangunan, pencapaian fisik, dan majunya teknologi. Pembangunan fisik tercapai tetapi tingkat kesejahteraan masyarakatnya rendah, ini bukan ciri negara yang maju. Dalam Islam kemajuan bangsa tidak sekadar diukur dari pencapaian fisik dan kemajuan teknologi yang digunakan. Islam hadir di dunia sebagai problem solving, telah memberikan petunjuk bagaimana seorang pemimpin mengurusi rakyatnya. Dalam Islam, negara (penguasa) bertanggung jawab agar setiap individu memiliki kesejahteraan, terciptanya ketenangan dan stabilitas masyarakat. Tentunya untuk mencapai kesejahteraan rakyat melalui kebijakan-kebijakan yang memberikan maslahat bagi umat. Bukan kebijakan yang membuat rakyat sengsara, apalagi kebijakan yang berpihak pada kapital. Pemimpin yang amanah dalam mengurus rakyat hanya dibentuk dalam sistem Islam. Islam akan melahirkan pemimpin yang akan selalu memprioritaskan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Maka, dengan wacana penggunaan teknologi robot ini makin jelaslah ketidakmampuan sistem pemerintahan sekuler kapitalis dalam mengatasi persoalan di masyarakat. Bisa dikatakan bahwa robot sebagai pengganti ASN bukanlah solusi yang berbobot. Selama negeri ini masih berpegang pada sistem sekuler kapitalis maka solusi yang digunakan tidak akan menyelesaikan masalah. Sistem kapitalislah yang menciptakan para penguasa yang zalim, yang abai terhadap urusan rakyat. Saatnya masyarakat menyadari bahwa perlu adanya perubahan sistem, kebijakan yang mampu membawa masyarakat kepada kesejahteraan, stabilitas masyarakat. Maka sistem Islam akan menjadi jawaban dari segala permasalahan negeri ini. []