Pesona Peradaban Islam

Tinta yang mengalir di laut lepas
Membuang sejarah yang bercahaya
Mengubur kebenaran dengan kelam
Tertelan dalam air yang tak terarah

Oleh. Sri Maya, Ummu Nabila

NarasiPost.Com-Allahu akbar!! Allahu akbar!! Allahu akbar!"
Dengan penuh semangat yang menggelora
Suara pekik takbir terdengar jelas
Tatkala kaum muslimin membela agamanya

Sungguh, perjuangan yang mulia
Membuahkan hasil yang gemilang
Mencetak generasi yang beradab
Beriman dan bertakwa

Begitu mudahnya Islam menyinari alam semesta
Memberikan cahaya ke dalam hati manusia
Yang keras seperti batu
Terpecahkan dengan pemikiran cemerlang

Siapa yang tak kenal
Al-Khawarizmi, pelopor angka 0
Ibnu Sina, Bapak kedokteran
Abbas Ibnu Firnas, penemu pesawat terbang
Muhammad Al-Fatih, penakluk Konstantinopel

Kisah beliau dikabarkan oleh Baginda
Yakni sebaik-baiknya pemimpin
Sebaik-baiknya pasukan
Yang menaklukkan Konstantinopel

Begitupun..

Dari kalangan sahabat Rasulullah
Khalid bin Walid, berjuluk pedangnya Allah
Khalifah Umar bin Khattab
Di mana setan takut mendekatinya

Dari kalangan muslimah
Aisyah, istri Rasulullah yang cerdas
Dengan hafalannya
Maryam Al-Asturlabi, penemu globe dunia

Namun, di balik itu..

Tatkala Eropa berada dalam kegelapan
Gaya hidup tak beraturan
Muncullah perubahan yang benar
Ar-Razi, ilmuwan muslim pelopor sabun

Memang, Eropa pada masanya
Buta pada tinta keemasan
Akal tak berjalan sempurna
Mengandalkan nafsu belaka

Hingga datanglah cahaya
Yang menghujam ke dada mereka
Membidik hati mereka
Menjadi umat yang berkarya

Umat dibina dengan lurus
Aqidah Islam asas kurikulumnya
Al-Qur'an kedudukan sumber hukumnya
Rida Allah tujuan akhirnya

Wahai kaum muslimin!

Cobalah untuk bertanya pada hati
Becermin pada diri
Sudahkah kita mengubah dunia?
Ataukah dunia yang mengubah kita?

Kadang kala manusia bertindak
Tanpa memikirkan aturan-Nya
Lupa akan keagungan-Nya
Sirna seiring berjalan waktu

Namun demikian..

Alam menjadi saksi pesonanya
Yang tak pernah padam dimakan waktu
Membekas di memori tinta sejarah
Walaupun dunia mulai melupakan

Tinta yang mengalir di laut lepas
Membuang sejarah yang bercahaya
Mengubur kebenaran dengan kelam
Tertelan dalam air yang tak terarah

Sejarah tak akan sirna
Sebab sejatinya, dia akan selalu ada
Tanpa diminta dan tanpa diundang
Dia akan hadir pada waktu yang tepat

Andaikata, memegang kepemimpinan
adalah sebuah permainan
Mustahil dia mencetak tinta emas
Beriman, bertakwa, dan berakhlak

Alam memperlihatkan pada manusia
Hukum yang tak bertuan
Takan pernah bisa memberantas
Apalagi menenggelamkan problematika

Pesona peradaban Islam
Memberikan arah tujuan suatu negeri
Mencetak generasi berbudi pekerti
Hingga paham arti mengasihi

Pesona peradaban Islam
Akan selalu teringat
Pada jiwa yang taat
Hingga maut memisahkan

Pepatah mengatakan
Bak tikus mati di lumbung padi
Jika negeri berhukum dengan benar
Umat takkan berpaling dari-Nya[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ummu Nabila Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Cinta Buta Berujung Bencana
Next
Ucap Syahadat, Taat Syari'at
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram