Ibu Rasa Bawang

Ibu Rasa Bawang

Ibu ibarat sumber mata air, cintanya tiada tara untuk kita anaknya. Ia memberi tanpa pamrih. Ia menjadikan pangkuannya sebagai ayunan. Memberikan semua kebaikannya. Marahnya tidak lain untuk masa depan saya. Cerewetnya tidak lain supaya kita tidak salah melangkah. Bawelnya tidak lain karena tidak ingin anaknya menginjak kesulitan di kemudian hari. Mungkin bisa jadi dikatakan kolot dan kuno tapi itu semata karena memikirkan surga untuk anak-anaknya.


By: Citra Dewi Anita

NarasiPost.Com-Belum lama ini kita memperingati hari pahlawan. Sejenak aku jadi teringat akan pahlawan sepanjang hayatku, ibu.

Bagiku ibu adalah pejuang sejati. Ia tidak pernah memikirkan kepentingannya di atas kepentingan anak-anaknya. Ibuku ditinggal wafat oleh suaminya sedari anak-anaknya masih kecil. Ibu berjuang seorang diri menghidupi ke 5 anaknya. Ahhhh….. jika mengingat itu rasanya seperti mengupas bawang 10 kilo. Mengingat kenakalan saya dulu rasanya sangat menyesal sudah sering membuat beliau terluka.

Ibu rela bangun tengah malam dikala yang lain terlelap. Ia pergi berdagang di pasar demi membiayai kami. Saat remaja dipenuhi sikap egois. Ego lebih menguasai saya dalam bersikap, lebih sering menuntut pada ibu, merasa ibu tidak memenuhi kebutuhan saya.

Dulu kami punya kebiasaan lucu, ketika akan pergi sekolah karena beliau sudah berangkat mencari nafkah, ibu sering menggantungkan uang jajan di depan kaca cermin. Kalau saya lihat tidak ada uang yang digantung, saya langsung marah. Padahal kalau diingat lagi sekarang, ketika sudah dewasa, rasanya seperti mengupas bawang 10 kilo. Sedih. Menyesal.

Saya tidak akan pernah bisa membalas setiap tetesan air susu yang ibu berikan. Saya juga tidak bisa membalas setiap tetesan keringat ibu ketika mencari nafkah untuk kami anak-anaknya. Hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikan dan pengorbanannya. Semoga Allah balas dengan surga di akhirat nanti.

Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ ‘Ibumu!’ ‘Ibumu!, ‘Kemudian ayahmu.’”
(HR. Bukhari: 5971)

Allah pun mengabadikan kemuliaan ibu dalam firmannya,

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa.
(QS. Al-Ahqaaf: 15)

Ibu ibarat sumber mata air, cintanya tiada tara untuk kita anaknya. Ia memberi tanpa pamrih. Ia menjadikan pangkuannya sebagai ayunan. Memberikan semua kebaikannya. Marahnya tidak lain untuk masa depan saya. Cerewetnya tidak lain supaya kita tidak salah melangkah. Bawelnya tidak lain karena tidak ingin anaknya menginjak kesulitan di kemudian hari. Mungkin bisa jadi dikatakan kolot dan kuno tapi itu semata karena memikirkan surga untuk anak-anaknya.

Ya Allah, bantu saya dan semua anak-anak di muka bumi ini supaya bisa memuliakan orang tua kami di dunia dan akhirat. Aamiin.

Wallahua'lam bishowab.[]


Photo: Google Source
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Mengajarkan Anak Syariat yang Aplikatif
Next
Partai Islam dan Jebakan Politik Kursi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

seorang ibu kuat, ia mampu bersabar atas berbagai sikap anak-anaknya..

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram