"Sebab, pada hakikatnya, tujuan dari mempelajari ilmu ada dua. Yakni, mengamalkan dan mengajarkannya kepada manusia."
Oleh. Mariyah Zawawi
"NarasiPost.Com-Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah."
Mungkin, perumpamaan Arab ini sudah sering kita dengar. Sebuah perumpamaan yang menggambarkan bahwa ilmu yang tidak diamalkan itu tidak akan memberi manfaat. Seperti sebatang pohon yang tidak memiliki buah yang tidak mampu memberikan manfaat.
Ada banyak hadis yang mengingatkan kita tentang hal ini. Salah satunya adalah hadis dari Sulaik al-Ghathafani. Melalui hadis ini Rasulullah saw. menyampaikan,
إذا علم العالم فلم يعمل كان كالمصباح يضىٔ للناس ويحرق نفسه
"Apabila seorang alim yang mengetahui sesuatu kemudian ia tidak mengamalkannya, maka ia bagaikan lampu yang menerangi manusia dan membakar dirinya sendiri." (HR. Ibnu Qaani' dalam Mu'jam ash-Shahaabah)
Mengapa Rasulullah menyatakan hal ini? Sebab, pada hakikatnya, tujuan dari mempelajari ilmu ada dua. Yakni, mengamalkan dan mengajarkannya kepada manusia. Maka, saat seseorang mempelajari suatu ilmu, hendaknya ia mengamalkan ilmu tersebut. Tak cukup dengan hal itu, hendaknya ia juga mengajarkannya.
Dengan mengamalkan dan mengajarkannya, ilmu yang kita miliki akan terjaga. Bahkan, ilmu itu akan bertambah. Saat kita mengamalkan dan mengajarkan ilmu, kita akan mengetahui, mana yang belum kita pahami. Maka, kita akan berusaha untuk memperdalam pemahaman kita. Karena itu, Ibnu 'Abbad ra., seorang tokoh sufi dari Spanyol mengatakan, "Siapa saja yang mengamalkan ilmu yang diketahuinya, Allah akan menunjukkan pada apa yang tidak diketahuinya."
Ada banyak nash yang mencela mereka yang berilmu dan mengajarkannya, tetapi ia sendiri enggan untuk mengamalkannya. Di dalam Al-Qur'an Surat Ash-Shaff [61]: 3 disebutkan,
كبر مقتا عند الله أن تقولوا ما لا تفعلون
"Amat besar kebencian Allah jika engkau mengatakan sesuatu yang tidak kau amalkan."
Jika ada orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, tetapi ia sendiri tidak mengamalkannya, ia akan mendapatkan azab dari Allah. Rasulullah saw. bersabda,
اشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لا ينفعه الله بعلمه
"Orang yang mendapatkan azab paling berat pada hari kiamat adalah orang yang berilmu, yang Allah tidak memberi manfaat pada ilmunya."
Dalam sebuah hadis yang panjang dikisahkan, "Bahwa pada hari kiamat, ada seseorang yang didatangkan. Kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian, ususnya terburai. Orang itu berputar-putar seperti keledai memutari penggilingan yang diputarnya. Lalu, para penghuni neraka pun berkumpul di sekitar orang itu dan bertanya, "Wahai fulan, ada apa denganmu? Bukankah engkau dulu memerintahkan kepada kami untuk berbuat baik dan melarang kami berbuat mungkar?" Orang itu menjawab, "Memang benar. Aku dahulu memerintahkan kepada kalian untuk berbuat baik, tetapi tidak kukerjakan dan melarang kalian dari berbuat yang mungkar, tetapi aku sendiri melakukannya."
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari melalui jalan Usamah bin Zaid ini mengingatkan kita betapa besar azab yang akan diterima oleh mereka yang menyampaikan ilmu tanpa mengamalkannya. Inilah salah satu tanda ilmu yang tidak bermanfaat.
Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Al-Kabaair menyebutkan sebuah nasihat dari Ibnu Mas'ud ra. Ibnu Mas'ud ra. berkata, "Siapa saja yang mempelajari ilmu tanpa mengamalkannya, maka tidak menambah bagi dirinya kecuali kesombongan."
Nah, agar kita mengamalkan ilmu, maka kita harus melakukan dua hal ini. Yang pertama, kita harus mempelajari ilmu dengan metode talaqqiyan fikriyyan. Yaitu, metode belajar yang dilalui dengan proses berpikir. Dengan metode ini, ilmu yang kita pelajari tidak sekadar pengetahuan bagi kita. Namun, ilmu itu akan menjadi mafhum (pemahaman) di dalam benak kita. Dengan demikian, kita akan berusaha untuk mengamalkan ilmu tersebut.
Berbeda halnya jika ilmu itu hanya sebatas pengetahuan bagi kita. Kita tidak akan berusaha untuk menerapkannya. Sebab, kita tidak benar-benar meyakini kebenarannya.
Kedua, harus ada idrak sillah billaah. Yaitu, adanya keyakinan terhadap hubungan kita dengan Allah Swt. Dengan keyakinan tersebut, kita akan memahami bahwa di mana pun kita berada, Allah akan selalu mengawasi kita. Karena itu, kita akan berhati-hati dalam bertindak. Sebab, kita khawatir akan jatuh dalam kemaksiatan.
Di samping itu, kita juga harus senantiasa berdoa, memohon pertolongan dari Allah Swt. Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada kita beberapa doa agar kita dihindarkan dari ilmu yang tidak bermanfaat.
اللهم إني أعوذبك من علم لا ينفع ومن قلب لا يخشع ومن نفس لا تشبه ومن دعوة لا يستجاب لها
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan."
Semoga kita dihindarkan dari hal ini.
ربنا انفعنا بما علمتنا وعلمنا الذي ينفعنا وزدنا علما
"Ya Tuhan kami, berikanlah manfaat kepada ilmu yang Engkau berikan kepada kami. Dan berikanlah kepada kami, ilmu yang bermanfaat, serta tambahkanlah ilmu kepada kami."
Aamiin.[]