Mendamba Keluarga Sakinah Mawadah Warahmah

"Keberadaan keluarga ini harus memiliki nilai positif bagi masyarakat. Keluarga harus aktif berdakwah, menyampaikan ke tengah masyarakat, dan ini tentu harus dicontohkan oleh orang tuanya. Sehingga keberadaan kita mempunyai peranan penting untuk tegaknya Islam di masyarakat."

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap Narasipost.Com)

NarasiPost.Com-Tujuan pertama membangun keluarga adalah untuk meraih sakinah mawadah warahmah dalam kehidupan di dunia. Sakinah mawadah warahmah sendiri diartikan sebagai kedamaian, ketenteraman, di dalam keluarga yang didasari dengan rasa kasih sayang suami istri dan anggota keluarga. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Ar-Rum ayat 21.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah diciptakan-Nya untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) padanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Sungguh pada yang demikian itu adalah tanda-tanda (kemahaan-Nya) bagi kaum yang berfikir"

Sakinah berasal dari kata litaskunu, yang diambil dari ayat di atas. Arti sakinah menurut bahasa adalah kedamaian, ketenteraman, ketenangan, dan kebahagiaan. Pengertian sakinah dalam sebuah pernikahan adalah membina sebuah rumah tangga yang penuh dengan ketenteraman, kedamaian, ketenangan, dan selalu berbahagia, saling melindungi, serta suami-istri saling menjadi peneduh jiwa.

Sedangkan, mawadah menurut bahasa berarti cinta atau harapan. Rasa cinta merupakan hal penting dalam sebuah rumah tangga, yang harus ada dan selalu ada pada pasangan suami-istri. Mawadah maknanya adalah selalu mencintai antara suami-istri baik di waktu suka maupun duka. Menurut Imam Ibnu Katsir, makna mawadah adalah rasa cinta atau almahabbah.

Sementara warahmah dari kata dasar rahmah, yang bermakna kasih sayang. Yang memiliki kata sambung "wa". Maka wa-rahmah adalah hasil yang diperoleh dari sakinah dan mawadah berupa kasih sayang. Mawadah wa rahmah ini kemudian diimplementasikan dengan sikap saling melindungi, menjaga, menghargai, menghormati, saling membantu, serta saling memahami hak dan kewajiban masing-masing.

Akan tetapi, sakinah mawadah warahmah hanya akan tercapai ketika fungsi keluarga terlaksana dengan baik. Berbicara tentang fungsi keluarga, bukan hanya terkait keluarga muslim saja atau hanya bangsa tertentu saja, karena keluarga realitasnya bisa diindra, bisa dilihat, dan bisa dipahami oleh semua manusia.

Secara umum fungsi keluarga bisa berjalan jika ada institusi keluarga yang terlaksana. Ketika sebuah keluarga sudah dibentuk atau ketika pernikahan sudah sah, ada suami dan ada istri, kemudian ada anak-anak yang lahir. Setidaknya ada delapan fungsi yang harus terlaksana di dalam keluarga agar cita-cita sakinah mawadah warahmah bisa tercapai:

Pertama, fungsi reproduksi dalam keluarga. Fungsi ini ditujukan untuk melahirkan atau untuk melanjutkan generasi. Gharizah nau' atau naluri seksual yang ada pada pasangan, yaitu pada suami dan istri adalah fitrah dari Allah. Ketika seseorang menikah, baik perempuan maupun laki-laki, maka salah satunya ingin melahirkan generasi yang akan melanjutkan kehidupan manusia berikutnya. Fungsi reproduksi ini jika tidak berjalan, sedikit banyak akan memengaruhi kesakinahan dalam keluarga.

Kedua, fungsi sosial atau interaksi. Bagaimana ada hubungan di antara anggota keluarga, suami dengan istri, orang tua dengan anak, anggota keluarga ke masyarakat. Karena keluarga merupakan bagian dari masyarakat, ia juga harus melakukan interaksi sosial dengan masyarakat. Jadi tidak boleh dalam keluarga tanpa komunikasi, suami dengan istri tidak ada interaksi, tidak bertemu, tidak ada interaksi yang harmonis. Begitu juga tidak boleh antara orang tua dengan anak saling diam bagaikan perang dingin. Demikian juga dengan masyarakat, sebuah keluarga yang baik tidaklah mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat. Mereka dikenal oleh masyarakat, bergaul dengan mereka, bahkan memberikan kebaikan kepada masyarakat.

Ketiga, fungsi ekonomi. Manusia dalam hidup ini mempunyai kebutuhan primer, berupa kebutuhan sandang, pangan, papan. Keluarga yang baik adalah yang mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarganya secara makruf. Jadi anggota keluarga, suami, istri, anak-anak, bisa mencukupi kebutuhan pangan, pakaian, perumahan secara layak. Hal ini tentu tidak bisa lepas dari peran dan tanggung jawab negara.

Dalam Islam, negara menjamin supaya kepala keluarga bisa melaksanakan tanggung jawabnya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Di antaranya dengan menyediakan pekerjaan, yang layak bagi kepala keluarga, baik sebagai ayah maupun sebagai suami. Jika fungsi ekonomi ini tidak terpenuhi, maka akan mengganggu kenyamanan dan kesakinahan sebuah keluarga.

Keempat, fungsi edukasi atau pendidikan. Dalam sebuah keluarga yang menginginkan sakinah mawadah warahmah, maka pendidikan haruslah ada. Apalagi sebagai keluarga muslim, penanaman nilai-nilai agama Islam serta norma-norma kesopanan diterapkan di dalamnya. Tentu saja dalam hal ini dapat dilihat bagaimana orang tua mendidik anak-anaknya. Harapan orang tua adalah memiliki keturunan yang saleh dan salihah atau qurrata a'yun. Akan tetapi, anak-anak tidak mungkin akan menjadi saleh dan salihah jikalau dia tidak memahami mana yang benar dan mana yang salah.

Pemahaman mana yang benar dan mana yang salah akan dapat diraih oleh proses pendidikan. Demikian juga, ada kemungkinan pendidikan itu dibutuhkan oleh istri, karena ketika menikah boleh jadi istri belum memiliki pemahaman yang cukup. Maka, suami mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada istrinya, agar sang istri juga tahu mana yang benar dan mana yang salah. Namun, tidak menutup kemungkinan yang butuh pendidikan itu juga adalah suami, karena mungkin istri lebih dulu paham. Hal itu tidak masalah sebab di dalam Islam berlaku fastabiqul khairat, yaitu bersama-sama berlomba untuk meraih kebaikan. Sehingga boleh jadi yang paham terlebih dahulu terkait Islam adalah istri, suami, atau bahkan anak. Maka, merekalah yang menginisiasi pendidikan terhadap anggota keluarga yang belum paham.

Kelima, fungsi religi. Inti dari fungsi religi di dalam keluarga adalah bagaimana memaksimalkan peran Islam dalam mengarahkan keluarga pada tujuan berikutnya yaitu masuk surga bersama-sama. Karena tidak mungkin akan masuk surga bersama-sama tanpa keterikatan pada agama yaitu syariat Islam. Upaya menjadikan Islam sebagai center yaitu menjadikan syariat Islam sebagai pengontrol atau pengendali dalam keluarga. Sungguh tidak mungkin sebuah keluarga akan meraih sakinah mawadah warahmah tanpa peran Islam di dalamnya.

Keenam fungsi rekreasi, yaitu bagaimana setiap anggota keluarga dapat merasakan kenyamanan, relaksasi, santai, dan sebagainya. Jangan sampai kehidupan berkeluarga menjadi monoton, membosankan, atau bahkan terjadi konflik secara terus menerus. Bahkan, terjadi ketegangan antara suami, istri, anak dengan orang tua atau antara adik dengan kakak. Sebuah keluarga membutuhkan adanya rekreasi. Namun, rekreasi tak melulu butuh biaya besar atau wisata ke tempat yang jauh dan sulit. Rekreasi bisa terlaksana dan diciptakan di dalam rumah itu sendiri. Dengan mengobrol antara anggota keluarga, candaan dan gurauan, ada permainan dan lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun mencontohkan bagaimana beliau senantiasa bercanda dengan istrinya, serta dengan para sahabat.

Ketujuh, fungsi afeksi yaitu saling menghargai, mengasihi, mendukung, saling memperhatikan di antara anggota keluarga. Sehingga istri merasa dihargai oleh suaminya, merasa dibutuhkan, dimotivasi, disayangi oleh suaminya dan sebaliknya. Anak pun merasa diperhatikan oleh orang tua, serta merasa dihargai aspirasinya. Maka, hal ini sangat berpengaruh ke dalam keharmonisan keluarga.

Kedelapan, fungsi dakwah. Sebuah keluarga adalah bagian dari masyarakat. Kita memiliki tanggung jawab bagaimana menyebarkan Islam di tengah masyarakat yang dimulai dari mendakwahi anggota keluarga, saling menasihati, "watawashau bilhaq watawashau bishabr", dari anggota keluarga jika ada yang salah atau lupa. Sebagai manusia, wajar jika suami salah, istri salah, pun orang tua bisa berbuat salah, karena kesalahan tak melulu terjadi pada anak saja. Maka di sinilah fungsi dakwah, yakni fungsi amar makruf nahi mungkar harus ditegakkan. Demikianlah, keberadaan keluarga ini harus memiliki nilai positif bagi masyarakat. Keluarga harus aktif berdakwah, menyampaikan ke tengah masyarakat, dan ini tentu harus dicontohkan oleh orang tuanya. Sehingga keberadaan kita mempunyai peranan untuk tegaknya Islam di masyarakat.

Itulah beberapa fungsi keluarga yang akan memengaruhi terciptanya sakinah mawadah warahmah. Jika fungsi-fungsi ini terlaksana dengan baik, insyaAllah kenyamanan dan ketenangan akan diperoleh oleh keluarga. Sebaliknya, jika beberapa atau keseluruhan fungsi-fungsi tersebut terganggu, maka kesakinahan hanyalah harapan dan sulit untuk diwujudkan. Semoga Allah memudahkan kita untuk merealisasikan fungsi keluarga tersebut dan kita melaksanakannya semata-mata untuk mendapat nilai ibadah di sisi Allah. Serta demi terwujudnya penerapan Islam baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat.

Wallahu a'lam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Makan Kuaci di Bawah Pohon Trembesi
Next
Polemik PCR, Betulkah Menjamin Keamanan Ketika Berpergian?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram