Mulai dari meningkatnya aborsi hingga bunuh diri akibat depresi karena kehamilan tak diinginkan. Begitulah implikasi akibat diabaikannya aturan Allah dalam kehidupan.
Oleh: Hana Annisa Afriliani, S.S (Aktivis Dakwah dan Penulis Buku)
NarasiPost.com -- "Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri."(HR. Al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani).
Hadist Rasulullah Saw nampaknya terbukti hari ini. Ya, saat zina dan riba merajalela dalam naungan sistem sekuler liberal yang diterapkan di negeri ini, berbagai azab Allah datang silih berganti. Azab tak hanya datang berupa bencana alam, tapi juga berupa kesulitan hidup yang tak berujung sebagai ekses merajalelanya kemaksiatan.
Fakta terpampang di depan mata, bahwa dalam naungan sistem sekuler-liberal, zina menjadi sesuatu yang dianggap biasa. Bagian dari Hak Azasi Manusia (HAM) yang perlu dilindungi. Pelampiasan syahwat di luar ikatan pernikahan dianggap sebagai pilihan setiap diri dan merupakan bagian dari kebebasan berperilaku sebagaimana yang diusung demokrasi. Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh seorang anggota DPR Dapil Bali, Arya Wedakarna, yang menyatakan bahwa seks bebas itu boleh asalkan pakai kondom, di hadapan siswa-siswi SMA pada saat acara sosialiasasi pencegahan HIV/AIDS Januari 2020 lalu (Liputan6.com, 02-11-2020).
Terang saja apa yang disampaikannya menuai kontroversi, bahkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena sejatinya seks bebas merupakan budaya Barat yang bertentangan dengan norma di Indonesia.
Seorang pejabat publik semestinya memberikan pernyataan yang mampu mengarahkan generasi milenial ke dalam kebaikan, bukan sebaliknya. Karena hakikatnya seks bebas bukan hanya melanggar norma, melainkan juga agama. Seks bebas alias zina adalah aktivitas maksiat. Bahkan Allah SWT menyebut hal tersebut sebagai sesuatu yang keji.
Jika ingin menyelamatkan generasi negeri ini dari HIV/AIDS, semestinya bukan menyarankan menggunakan kondom saat berzina, tapi melarang aktivitas zinanya itu sendiri. Karena bagaimana pun juga, pelegalan zina akan mendatangkan azab yang pedih dari Allah SWT.
Terbukti, saat ini ketika aktivitas zina begitu merajalela, berbagai kerusakan pun terpampang nyata di depan mata. Mulai dari meningkatnya aborsi hingga bunuh diri akibat depresi karena kehamilan tak diinginkan. Begitulah implikasi akibat diabaikannya aturan Allah dalam kehidupan.
Allah SWT telah melarang aktivitas mendekati zina, yakni pacaran. Karena pacaran menjadi pintu gerbang terjadinya zina. Mulai dari aktivitas khalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis, saling menatap dengan syahwat, saling bersentuhan, dan membuka aurat di hadapan lawan jenis. Semua itu merupakan hal-hal yang dilarang dalam Islam.
Islam menetapkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan dengan mekanisme syar'i yang jauh dari hal-hal yang mampu memantik bangkitnya syahwat. Islam memerintahkan bagi seorang laki-laki untuk menundukkan pandangan di hadapan perempuan nonmahram, sementara perempuan wajib menjaga kehormatannya di hadapan lelaki non mahrom, yakni menutup auratnya secara sempurna, tidak bertabaruj, tidak mendayu-dayu dalam bersuara, dll.
Begitulah aturan Islam dalam mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan. Sehingga dengan itulah tercipta kehidupan masyarakat yang beradab dan penuh kemuliaan. Sangat berkebalikan dengan interaksi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan liberal hari ini, serba bebas dan serba boleh. Maka tak heran, wajah generasi hari ini dipenuhi debu-debu hitam kerusakan, jauh dari kualitas sebagai generasi unggulan pembangun peradaban mulia.
Maka sudah selayaknya sistem Islam diterapkan secara totalitas dalam seluruh aspek kehidupan. Karena sistem Islam memiliki seperangkat aturan yang bersumber dari wahyu Sang Maha Pencipta manusia. Tidak mungkin menyesatkan. Sebaliknya akan mengatur kehidupan manusia agar selamat dunia dan akhirat. Wallahu a'lam.[]
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]