Meneruskan Risalah Agung

"Dari lisan merekalah gaung Khilafah terdengar seantero dunia. Dakwah yang diemban oleh mereka akan mengetuk dunia Islam untuk bersatu menegakkannya. Lisan-lisan penebar kebaikan di tengah redupnya cahaya kebenaran akan terus mengaung hingga Al-Khilafah yang merupakan janji Allah kembali memimpin dunia."

Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Istilah dakwah di sebagian benak orang adalah sebuah amal yang hanya dikerjakan oleh mereka yang bergelar ulama, ustaz, dai, dan kiai. Mereka lupa bahwa kewajiban dakwah telah Allah perintahkan kepada seluruh umat muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk mengemban amanah dakwah. Di dalam surah Ali-Imran ayat 104, dengan jelas Allah memerintahkan kita berdakwah. Dakwah yang dimaksud adalah perintah amar ma'ruf nahi mungkar.

Amal dakwah tidak hanya berada pada kewajiban mentauhidkan Allah Swt. Lebih dari itu, dakwah meminta kontribusi umat Islam untuk menegakkan kembali perisai yang telah terkubur dalam kungkungan sistem thagut. Agar tidak hanya tauhid yang sempurna di dakwahkan oleh umat melainkan juga syariat yang mengatur seluruh aktivitas kehidupan manusia juga wajib di dakwahkan.

Perisai itu adalah Al-Khilafah Ar-Rasyidah. Sebuah amal (perjuangan) wajib dilakukan oleh umat Rasulullah saw. akhir zaman demi kembalinya bisyarah mulia. Maka, mendakwahkan tegaknya Khilafah adalah wajib (fardu) sampai ia benar-benar tegak di muka bumi. Umat Muhammad harus punya visi yang tegas untuk melanjutkan kehidupan Islam. Melanjutkan kehidupan Islam tidak bisa dilakukan seorang diri. Maka, keberadaan kelompok atau jemaah dakwah adalah perkara wajib (fardu) sampai kehidupan Islam menyelimuti alam.

Kelompok atau jemaah dakwah inilah yang wajib menyeru kepada kebaikan, yaitu masuk ke dalam Islam secara kaffah dan mencegah orang-orang berbuat kemungkaran, yaitu mengambil hukum selain daripada hukum Islam. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Ahmad,

“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian menyeru berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar atau hampir-hampir Allah menimpakan terhadap kalian sanksi dari sisinya lalu berdoa kalian kepada-Nya dan Allah enggan menjawab doa kalian.” (HR Ahmad)

Dari hadis di atas tampak jelas bahwa dakwah (menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran) adalah wajib hukumnya. Di dalam buku Asy-Syakhshiyyah Al-Islâmiyah Juz III bab “al-Wâjib” dinyatakan: [Dari sisi pelaksanaan amal kewajiban (fardu), maka terbagi ke dalam dua kelompok: fardu ain dan fardu kifayah. Keduanya tidak ada perbedaan dalam hal kewajiban. Baik fardu ain maupun kifayah, masing-masing adalah tuntutan untuk mengerjakan (amalan dakwah) sebagai tuntutan yang tegas.

Keduanya hanya berbeda dari sisi individu atau kelompok. Artinya, fardu ain menuntut setiap individu melakukan amal wajib, sedangkan fardu kifayah menuntut seluruh kaum muslim. Apabila telah terpenuhi kecukupan pelaksanaannya maka kewajiban (al-fardu) itu telah eksis/terwujud baik tiap orang dari mereka yang melakukannya atau hanya sebagian saja. Jika pelaksanaannya tidak terpenuhi, maka kewajiban bagi setiap orang dari mereka melakukan amal itu hingga kewajiban itu eksis/terwujud].

Dalam buku Asy-Syakhshiyyah Al-Islâmiyah Juz II dinyatakan: (Penegakan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam hingga Khilafah eksis/terwujud adalah kewajiban bagi kaum muslim di mana tidak ada syubhat dalam ketetapan perkara ini. Perkara ini telah ada di dalam nas-nas syara' yang sahih. Terlebih keberadaannya sebagai kewajiban yang diwajibkan oleh Allah Swt. terhadap kaum muslim untuk menegakkan hukum Islam serta melindungi kemuliaan kaum muslim.

Perlu dipahami bahwa jika sebagian telah menegakkannya (Khilafah)maka kewajiban itu telah eksis/terwujud sehingga gugurlah kewajiban ini dari sebagian lainnya. Namun, jika sebagian tidak mampu menegakkannya, maka kewajiban itu tetap menjadi kewajiban bagi seluruh kaum muslim dan tidak gugur dari muslim siapa pun selama kaum muslim hidup tanpa adanya khalifah).

Meneruskan Risalah Agung

Dakwah akan menggiring manusia keluar dari kegelapan (zaman jahiliah) menuju cahaya terang benderang (Islam). Pengemban dakwah harus melakukan amal (perjuangan) dengan ikhlas, mengajak umat manusia kembali ke jalan yang diridai Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Hanya kebaikan yang senantiasa terucap dari lisan-lisan para pengemban dakwah. Mereka menyeru manusia dengan perkataan yang baik. Sebab lisan merekalah yang mampu mengubah kehidupan umat bahkan dunia.

Allah Swt. berfirman,

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (TQS. An-Nahl: 125).

Dari lisan merekalah gaung Khilafah terdengar seantero dunia. Dakwah yang diemban oleh mereka akan mengetuk dunia Islam untuk bersatu menegakkannya. Lisan-lisan penebar kebaikan di tengah redupnya cahaya kebenaran akan terus mengaung hingga Al-Khilafah yang merupakan janji Allah kembali memimpin dunia.

Oleh karena itu, tiap-tiap muslim adalah penerus risalah Agung, yaitu dakwah. Mereka akan melanjutkan estafet tugas Rasulullah Muhammad saw. dalam menyampaikan Islam melalui risalah dakwah. Allah Swt. dan Rasul-Nya tidak segan-segan memberikan pujian bagi para pengemban dakwah yang meneruskan risalah dakwah Islam.

Imam Hasan Al-Bashri menyebut sesiapa yang menyeru manusia ke jalan Allah, mereka itu adalah kekasih Allah, wali Allah dan pilihan Allah. Inilah pujian bagi mereka yang ikhlas menjalankan amanah dakwah. Mereka itu adalah golongan penghuni bumi yang sangat dicintai Allah sebab dakwah ila al-haq.

Tetaplah di Jalan Dakwah

Jangan pernah tebersit di dalam dada untuk meninggalkan tugas mulia dari penyampai risalah awal, yakni Baginda Nabi saw. Sebab melalui dakwah inilah umat akan kembali pada kedudukan yang mulia. Pengemban dakwah harus berdiri di garda depan melawan mereka yang menghadang dan menghalangi aktivitas mulia ini. Mengemban dakwah adalah perbuatan yang dicintai oleh Allah Swt. dan Rasulullah saw. Bahkan Allah Swt. menjanjikan surga bagi mereka yang syahid di jalan dakwah.

Tetaplah di jalan dakwah yakni jalan keimanan dan keislaman. Jalan hidup para pejuang tangguh nanti militan yang tidak gentar terhadap ancaman musuh. Tetaplah di jalan ini hingga ruh terpisah dari jasad. Tatkala gelombang fitnah akhir zaman semakin kuat menerjang, tetaplah kokoh sebab sunatullah di jalan ini ada kesulitan, namun tak segan jua ada kemudahan dari Sang Pencipta.

Keikhlasan dalam mengemban amanah dakwah akan menawarkan begitu banyak kemanisan hidup. Tetaplah berpegang teguh pada kitabullah dan sunah Rasul saw. serta pererat barisan dalam jemaah dakwah hingga lelah yang ingin mengantarkan lari dari jalan ini sirna sebab lillah dalam menjalaninya. Ingatlah ada surga yang menjanjikan beribu-ribu kenikmatan bagi mereka yang mengemban amanah fardu ini. Maka, jemputlah surga itu dengan keistikamahan, keteguhan dan kesungguhan dalam menjalankan amanah dakwah hingga kehidupan Islam dapat dilanjutkan. Wallahu a’lam bi as-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Miladiah al-Qibthiyah Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Menanti Detik-Detik Kebangkitan Islam
Next
Kemurtadan Mengundang Azab-Nya, Jangan Disombongkan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram