Mengukur Rasa Cinta kepada Rasulullah

"Islam adalah perkara yang harus kita imani dan syariah adalah perkara-perkara yang harus kita jalani. Maka keduanya harus kita pahami kemudian mengamalkannya sebagai bukti nyata kecintaan kita kepada Nabi saw."

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor Tetap Narasipost.Com)

NarasiPost.Com-Pada suatu hari datang seorang Arab kepada Baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sebagaimana dikisahkan dalam hadis riwayat Muslim, orang ini bertanya kepada Rasulullah kapan hari kiamat itu akan terjadi?

Alih-alih Rasulullah menjawab pertanyaan tentang kapan hari kiamat itu akan tiba, Rasul justru bertanya balik kepadanya, apa yang telah engkau persiapkan untuk menyongsong hari kiamat? Orang ini menjawab bahwa ia mencintai Allah dan Rasul-Nya. Maka Rasulullah pun mengatakan "anta ma'a man ahbabta" engkau akan bersama orang yang engkau cintai. Tentu kita tahu di mana Baginda Rasulullah berada di akhirat nanti. Kita yakin bahwa tidak ada tempat lain bagi Rasulullah kecuali di dalam surga. Jikalau Rasulullah berada di dalam surga nantinya, maka di mana orang-orang yang mencintai Baginda Rasulullah? Jika Rasulullah mengatakan anta ma'a man ahbabta, maka pasti mereka yang mencintai Rasulullah pun akan bersamanya di surga.

Maka saudaraku, terkait cinta kepada Baginda Rasulullah menjadi sesuatu yang sangat penting, karena cinta ini akan menentukan di mana posisi kita kelak di akhirat. Sungguh di akhirat kelak hanya ada dua tempat yaitu surga dan neraka. Karena itu, betapa sangat penting kita pastikan bahwa kita termasuk orang yang mencintai Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Bagaimana cara kita mencintai Baginda Rasulullah?

Pertama, bukti cinta yang paling sederhana adalah kita mengucapkan salawat kepada beliau. Salawat adalah satu amal saleh yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam Al-Quran surah Al-Ahzab ayat 56 Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا

"Sesungguhnya Allah beserta para malaikat-Nya mengirim salawat untuk Nabi saw. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi saw. dan ucapkanlah salam kepadanya dengan penuh penghormatan."

Tidak ada perintah Allah kepada kita yang Allah pun melakukannya kecuali salawat. Hal ini menandakan betapa luar biasanya salawat itu dan sekaligus menunjukkan kepada kita, betapa tingginya posisi Nabi di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Rasulullah adalah kekasih Allah. Sungguh salawat ini mempunyai keutamaan yang besar. Beliau bersabda, barangsiapa yang bersalawat kepadaku dengan sekali salawat, Allah akan bersalawat untuknya sepuluh kali. Allah berikan begitu besar penghargaan terhadap orang yang mengucapkan salawat. Bahkan disebutkan, siapa yang gemar melakukan salawat 10 kali pada pagi hari, lalu 10 kali pada sore hari, maka nabi mengatakan dia akan mendapatkan syafaat pada hari kiamat. Hari di mana tidak ada pertolongan kecuali pertolongan dari Allah. Tidak ada yang sangat kita harapkan kecuali syafaat. Di antara syafaat itu adalah kita mendapatkan syafaat dari baginda Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wasallam.

Kedua, menaati risalah beliau. Cinta nabi adalah cinta syariah nabi. Karena nabi diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kita untuk ditaati. Tidaklah Allah mengutus rasul-rasul kecuali untuk ditaati atas izin Allah. Cinta yang paling utama kepada nabi adalah dengan kita menaati risalahnya dan untuk dapat menaatinya tentu kita harus mengkajinya. Tidak mungkin orang menaati kalau dia tidak mengenal apa yang harus ditaati. Dengan mengkaji, kita bisa memahami dan menjadi tahu mana syariah mana yang bukan.

Mengkaji syariah adalah ketaatan pada syariah yang dibawa nabi. Sebelum kita mengkaji, tentu mengimani bahwa nabi adalah utusan yang membawa risalah Allah kepada kita. Sedang risalah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syekh Mahmud Syaltut mantan rektor Universitas Al-Azhar, bahwa syariat nabi intinya ada dua yaitu akidah dan syariat. Islam adalah perkara yang harus kita imani dan syariah adalah perkara-perkara yang harus kita jalani. Maka keduanya harus kita pahami kemudian mengamalkannya sebagai bukti nyata kecintaan kita kepada Nabi saw.

Hal yang aneh jika ada yang mengatakan cinta kepada nabi, setiap tahun hari kelahirannya diperingati, tapi pada saat yang sama syariahnya dijauhi, bahkan dimusuhi, sedang para pejuangnya dipersekusi dan dikriminalisasi. Maka cinta model apa ini? Karena sesungguhnya jika memang ia mencintai nabi, tentu ia tidak akan memusuhi para pengemban risalahnya.

Ketiga, membela kehormatan nabi. Rasulullah adalah manusia yang mulia. Manusia yang telah berjasa luar biasa mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya hidayah yang telah memberikan pengaruh luar biasa bagi peradaban dunia. Sebagaimana yang ditulis oleh Michael H. Hart, dalam buku 100 tokoh yang berpengaruh di dunia. Buku ini disusun dengan riset yang teliti dan panjang selama 28 tahun untuk memastikan seberapa akurat data dan pengaruhnya. Maka ia menempatkan Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wasallam pada urutan pertama, kedua Newton dan Yesus Kristus yang ketiga.

Begitu luar biasa jasa beliau pada dunia. Bahkan orang kafir pun mengakuinya. Maka, jika ada seorang yang mengaku muslim dan menghina dengan membandingkan beliau dengan manusia biasa, melecehkan simbol-simbol Islam, merobek-robek Al-Qur'an, dan sebagainya, maka tentu merupakan sebuah sikap kurang ajar dan kemungkaran. Lebih parahnya lagi, negara seakan abai dan terkesan membiarkan dengan tak serius memberikan sanksi yang tegas.

Keempat, memperjuangkan risalah nabi. Kita harus yakin bahwa risalah nabi akan memberikan rahmat, sehingga bisa diwujudkan dan dirasakan secara langsung dengan diterapkan secara utuh dalam sebuah institusi negara bernama Khilafah. Khilafahlah yang akan menjaga dan menerapkan seluruh hukum-hukum Islam. Melindungi umat dan menjaga kehormatannya. Khilafahlah yang akan menyatukan kaum muslim dalam satu kepemimpinan, hingga dapat kembali memimpin dan menebarkan rahmat ke seluruh penjuru alam. Maka harus diperjuangkan dan perjuangan ini adalah bukti cinta kita kepada nabi saw. yang paling esensial.

Di negeri ini, setiap tahun diperingati hari kelahiran Rasulullah, maka seharusnya tidak perlu ada hambatan dan halangan dalam memperjuangkan risalah beliau. Akan tetapi, fakta berbicara sebaliknya. Bagaimana bisa umat yang mengaku mencintai rasulnya malah membenci ajarannya? Maka pasti ada yang salah dengan cinta ini ataukah ini yang disebut cinta palsu?
Wallahu a'lam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
PAJAK
Next
Ketahanan Keluarga Kian Rapuh, Penerapan Islam Kaffah Solusi Ampuh
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram