Semua ideologi ini, baik Komunis ataupun Islam, pernah diemban dalam bentuk kekuatan negara hingga keruntuhan masing-masingnya. Namun eksistensi ideologinya akan selalu ada. Sebab tabiatnya ideologi tak pernah mati, akan selalu ada selama masih ada para penganut dan pengikutnya. Termasuk Kapitalis yang sedang eksis, suatu saat pun akan runtuh. Pertarungan ketiga ideologi ini akan selalu terjadi. Peluang Ideologi Islam kembali memimpin dunia sangat besar, sebab hanya Islam yang mempu secara rinci menghadirkan solusi berbagai masalah kehidupan.
Oleh. Yeni Marlina, A.Ma
(Pemerhati Kebijakan Publik dan Aktivis Muslimah)
NarasiPost.Com-Ketakutan akan bangkitnya kembali Komunis di Indonesia bukan tanpa alasan. Rakyat Indonesia punya sejarah kelam masa lalu, betapa bengisnya kelompok ini. Partai Komunis Indonesia (PKI) telah merenggut banyak nyawa dan tragedi penuh darah. Wajar jika geliat yang sama, dikhawatirkan akan bangkitnya kembali Komunis di Indonesia, sementara kapitalis tetap eksis. Lalu mana yang lebih berbahaya? dan mana di antara keduanya yang harus diwaspadai.
Komunis atau Sosialis adalah sebuah ideologi, sama halnya dengan Kapitalis, begitu juga Islam. Sebab di dunia ini ada tiga ideolagi ( mabda). Mabda adalah sebuah keyakinan atau aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan untuk memecahkan dan mengatasi berbagai problematika hidup manusia, menjelaskan bagaimana pelaksanaannya serta tata cara menyebarkannya. Inilah tabiat sebuah mabda/ideologi.
Ketiga ideologi ini memiliki perbedaan dari berbagai aspek, baik dari aspek mendasarnya yaitu akidah, sumber hukum yang digunakan, cara pandang terhadap kehidupan dan bagaimana tata cara menyebarkan mabdanya masing-masing.
Ketiga ideologi ini pernah eksis di negara penganutnya ataupun berkuasa di dunia. Menyikapi masing-masing ideologi ini, tentu tidak cukup dari sisi nilai-nilai yang diusung, namun butuh perbandingan konsep yang mendasarinya.
Komunis Pernah Berkuasa
Ideologi komunis bersumber dari akal manusia, dasar akidahnya meterialisme (materi sumber dari segala sesuatu), menafikan adanya pencipta/atheisme. Begitu pun aturan yang dipakai bersumber dari akal manusia dengan tolok ukur materi semata. Secara praktis, pengendali sistem kehidupan dan pengaturannya berada di bawah kendali negara. Negara pemilik otoritas tertinggi, suara rakyat cukup terwakili melalui partai komunis yang ada di pemerintahan. Negara menetapkan standar perbuatan hingga kepemilikan dengan pembagian yang sama. Sama rasa-sama selera adalah jargon dalam kendali pengaturan kekayaan oleh negara. Dalam menerapkan berbagai kebijakan, negara menggunakan 'tangan besi'.
Dalam seruannya tentang masyarakat tanpa kelas, yang dikendalikan pemerintah dimana segala sesuatu dibagi secara adil, mengalami pasang-surut. Dimulai pada tahun 1917 di Rusia, menjadi revolusi global, berakar di negara-negara dari Cina dan Korea, Kenya, Sudan, hingga ke Kuba dan Nikaragua sebagai negara pengusung ideologi Komunis. Terakhir Uni Soviet sebagai salah satu negara adikuasa pemenang Perang Dunia II. Uni Soviet menjadi pusat aliansi negara Komunis Blok Timur selama perang dingin. Kekuatannya hanya bertahan hingga 69 tahun saja, sejak 1947-1991. Akhirnya runtuh pada Desember 1991, yang diawali dengan kemerosotan ekonomi.
Keruntuhan negara komunis ini, tidak membuat ideologinya mati. Indonesia termasuk salah satu negara yang pernah merasakan cengkeraman ideologi ini, seperti yang tercatat dalam sejarah kelam. Peristiwa berdarah dan kekejaman praktik-praktik Komunis dalam melenyapkan siapa saja yang berseberangan dengan ide ini. Peristiwa sadis dan tak berperikemanusiaan yang terjadi tahun 1948 dan 1965 khususnya. Wajar, masyarakat gelisah dan takut, sebab belakangan ini mulai tercium kembali aroma pro-Komunis di Indonesia.
Kapitalisme yang Sedang Berkuasa
Selain ideologi Komunis, sadar atau tidak sadar saat ini dunia sedang dililit oleh benang kusut ideologi Kapitalis. Semua praktik lini kehidupan ditata dengan aturan yang bersumber dari paham Kapitalisme. Sejak Amerika Serikat naik ke panggung utama sebagai negara adidaya, ia telah mampu memprakarsai negara-negara di bawah kendalinya untuk tunduk pada aturan Kapitalis. Kapitalisme juga merupakan mabda yang bersumber dari akal manusia, akidahnya Sekulerarisme memisahkan agama dari kehidupan. Manusialah yang berwenang membuat hukum atas dasar kemaslahatan, serta menanamkan nilai-nilai kebebasan. Kepuasan materi atau kapital sebagai puncak kebahagiaan mereka, jadi wajar para pemilik modal menjadi pihak yang berkuasa termasuk bisa mengendalikan kekuasaan yang dipilih melalui sistem demokrasi.
Asas manfaat menjadi ciri dalam kamus Kapitalisme, akan diperoleh dengan cara apa pun, termasuk menyalahi berbagai aturan yang telah dibuat, undang-undang akan berlaku jika membawa keuntungan bagi para oligarki, namun tidak berlaku jika rakyat yang dirugikan.
Penderitaan dunia di bawah digdaya Kapitalis tidak kalah berat dibandingkan Komunis. Sama saja, sebab kedua ideologi ini sama-sama lahir dari akal manusia yang terbatas yang tidak layak diberi ruang dalam membuat aturan. Menghalalkan segala cara jadi praktik biasa bagi mereka, asalkan ada peluang untuk tetap berkuasa.
Kapitalisme butuh hidup, imperialisme adalah salah satu modal mereka bisa bertahan. Maka negeri-negeri muslim menjadi sasaran penjajahan. Sumber daya alam dijajah dan dijarah habis-habisan, para penguasanya dijadikan boneka untuk legalitas mereka. Sementara mereka juga mati-matian membendung Islam, sebab bagi mereka ideologi Islam adalah ancaman. Wajar jika akhirnya muncul berbagai makar dan konspirasi jahat yang terselubung sebagai alat permusuhan terhadap Islam. Para pengusung ideologi ini tidak menginginkan umat Islam kembali bangkit memimpin dunia, walau sinyal tanda kehancuran Kapitalis mulai terbaca. Tak lama lagi kapitalis pun akan runtuh dengan sendirinya.
Siapa yang akan menata dunia? Ideologi Islam akan kembali tampil menjawab berbagai masalah yang ada. Menyelesaikannya dengan aturan yang bersumber dari Allah Swt. Allah yang telah menciptakan dunia ini dan seisinya, maka hanya Allah yang berhak mengaturnya. Ideologi Islam bersumber dari wahyu Allah Swt kepada Rasulullah saw atas dasar tauhid "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah". Tugas manusia sebagai makhluk berakal adalah diperintahkan untuk memahami. Sehingga segala perbuatan manusia wajib terikat dengan seluruh aturan Allah dalam rangka mencapai puncak kebahagiaan tertinggi, yaitu rida Allah. Hukum-hukum yang bersumber dari syariat Islam berdasarkan Al-Qur'an dan hadis yang dijamin pelaksanaannya oleh negara.
Islam sebagai ideologi memang sudah runtuh sejak tahun 1924, hasil upaya keras negara-negara kafir dalam waktu yang cukup panjang. Selama kekuasaan Islam dalam kurun 13 abad lamanya, dunia Islam mengalami kegemilangan, negara khilafah mampu memberikan keadilan dan perlindungan secara menyeluruh terhadap rakyat. Umat Islam tidak dijajah semena-mena, tidak diekploitasi, baik SDM ataupun SDAnya, bahkan negara memberikan perlindungan terhadap harta, jiwa l, dan kehormatan.
Kesimpulan
Semua ideologi ini, baik Komunis ataupun Islam, pernah diemban dalam bentuk kekuatan negara hingga keruntuhan masing-masingnya. Namun eksistensi ideologinya akan selalu ada. Sebab tabiatnya ideologi tak pernah mati, akan selalu ada selama masih ada para penganut dan pengikutnya. Termasuk Kapitalis yang sedang eksis, suatu saat pun akan runtuh. Pertarungan ketiga ideologi ini akan selalu terjadi. Peluang Ideologi Islam kembali memimpin dunia sangat besar, sebab hanya Islam yang mempu secara rinci menghadirkan solusi berbagai masalah kehidupan. Selain itu, Islam adalah agama fitrah, sesuai dengan akal manusia dan mampu menentramkan jiwa manusia. Hal ini tidak diperoleh dalam dua ideologi lainnya yang bersumber dari akal manusia, dan buktinya kedua ideologi ini tidak bertahan lama, seperti halnya Islam di masa silam yang mampu berjaya dan tersebar ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang sangat panjang. Sangat logis, selain kebutuhan, kebangkitan Islam kembali merupakan janji Allah. Jadi, Islam pun sebagai ideologi tak akan pernah punah.
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."(QS an-Nur : 55)[]