International Muslim Lawyer Conference: Pembelaan Hakiki terhadap Kemuliaan Umat Islam di Seluruh Dunia adalah dengan Berjuang Menegakkan Khilafah"

Reportase International Muslim Lawyer Conference, "Pembelaan Hakiki terhadap Kemuliaan Umat Islam di Seluruh Dunia adalah dengan Berjuang Menegakkan Khilafah".

Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(Redaktur Pelaksana NarasiPost.Com )

NarasiPost.Com-Ahad, 3 Oktober 2021 diselenggarakan acara Konferensi Advokat Internasional (International Lawyer Conference) yang dimulai pukul 08.00-12.00 WIB. Acara yang disiarkan melalui live streaming channel Youtube IMLC ini mengundang narasumber dari beberapa negara, termasuk Indonesia.

Pembicara pertama adalah Mr.Abdul Rafee dari Amerika Serikat, beliau menyoroti persoalan muslim Rohingya. Beliau mengungkapkan bahwa muslim Rohingya mendapat perlakukan diskriminatif selama berpuluh-puluh tahun. Mirisnya mereka diperlakukan seperti itu oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis. Pemerintah membuat kamp militer. Mr. Abdul Rafee kemudian mengungkapkan bahwa hal tersebut disebabkan karena adanya penyakit nasionalisme. Padahal itu bertentangan dengan Islam. Terakhir beliau menegaskan bahwa hanya Khilafahlah yg mampu menghentikan genosida terhadap muslim Rohingya.

Pembicara selanjutnya dari Australia, yakni Mr. Ren Wiramie Hardja yang menyoroti soal Afganistan dan media Barat yang senantiasa membuat framming terhadap isu di Afganistan. Beliau melontarkan pertanyaan retoris, "Benarkah di bawah cengkeraman AS di Afganistan, nasib perempuan lebih baik?"

"Sebab terjadinya masalah ini adalah sejak runtuhnya Khilafah, Barat berhasil memecah belah negeri-negeri kaum muslimin. Barat juga melakukan penjajahan terhadap negeri muslim lewat perjanjian internasional." Ujarnya.

Selanjutnya beliau menyampaikan hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ahmad, "Barangsiapa yang mati karena ashobiyah, maka matinya adalah mati jahiliah."

Beliau juga mengutip hadis, "Innamal mukminiina ikhwah." Yakni bahwa setiap muslim itu bersaudara, mereka diikat dengan akidah Islam, bukan ikatan nasionalisme (ashobiyah).

Pembicaraan selanjutnya adalah Mr.Abdul Hakim Othman dari Malaysia. Beliau menyampaikan fakta terkait penindasan terhadap muslim Uighur di Cina. Beliau menyampaikan bahwa pemerintah Cina pernah mengirimkan surat terbuka kepada pemerintah Malaysia, isinya kurang lebih agar pemerintah Malaysia tidak mengembalikan muslim Uighur ke Cina. Jika mereka dieksekusi di Malaysia, itu lebih baik bagi pemerintah Cina.

Beliau pun mengatakan, "Cina adalah negara dengan kekuatan ekonomi yang besar, maka negara seperti Malaysia tidak berani membantah keinginan Cina. Cina juga merupakan negara terkuat secara militer, maka tidak ada yang berani terhadap Cina. Bahkan lembaga sekelas PBB sekalipun. Hanya Khilafah saja yang berani menghadapi Cina dan menghentikan kezalimannya terhadap kaum muslimin di sana."

Selanjutnya, Ustaz Ismail Yusanto selaku intelektual muslim menyampaikan bahwa umat Islam diberi predikat oleh Allah sebagai umat terbaik yang dilahirkan di tengah manusia. Maka, penting bagi kita agar predikat tersebut terwujud secara nyata. Tidak boleh ada setetes darah pun dari kaum muslimin bahkan manusia mana pun yang tertumpah tanpa hak.

Allah Swt berfirman:
" Siapa saja yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia membunuh manusia semuanya. Tetapi barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya." (TQS.Al-Maidah: 32)

Ini menunjukkan sebuah penghargaan Allah terhadap nyawa manusia. Karena semua perkara itu berpangkal dari kehidupan. Jika nyawa manusia saja begitu dihargai oleh Allah, apalagi nyawa seorang muslim.

Rasulullah saw bersabda:
"Hilangnya dunia itu lebih ringan di hadapan Allah daripada terbunuhnya seorang muslim tanpa hak." (HR.An-Nasa'i dan Timidzi)

"Tapi hari ini tampak begitu murahnya nyawa seorang muslim. Maka kita harus berpikir dengan sungguh-sungguh, apa yang mampu mewujudkan perlindungan terhadap nyawa seorang muslim?" Ujar Ustaz Ismail. Kemudian beliau menyebutkan, pertama, kita tidak boleh menjadi pribadi yang lemah dan penakut yang mudah dihancurkan oleh musuh.

Kedua, harus ada kekuatan umat, karena kita semua bersaudara. Kita ini merupakan satu tubuh. Maka, tidak boleh kita membiarkan ada yang terzalimi. Jumlah umat Islam ada 1,7 miliar, jika poin satu dan dua bisa diwujudkan, tentu saja umat Islam akan memiliki kekuatan yang besar.

Ketiga, hadirnya institusi yang menjadi pelindung umat. Amirul mukminin atau khalifah itu adalah junnah (perisai) atau tameng. Maksud dari tameng ini adalah karena ia akan melindungi kehormatan Islam serta jiwa kaum muslimin. Maka, institusi ini harus ada. Namun hari ini, institusi itu tidak ada. Umat Islam tidak memiliki kesatuan. Ditambah lagi tak sedikit umat Islam yang memiliki mental yang lembek, bahkan mereka menjadi bagian dari orang-orang yang melakukan kezaliman ini.

Maka, kita harus menjadi pribadi yang berani dan kita harus mewujudkan institusi yang menjadi junnah bagi kaum muslimin. "Setop kita berharap pada lembaga-lembaga internasional, karena nasib umat Islam tak akan berubah kecuali dengan hadirnya institusi Islam." Tegas Ustaz Ismail.

Beliau pun mengingatkan bahwa kita harus kerahkan tenana, waktu, bahkan nyawa kita untuk menegakkan izzah kaum muslimin. "Jadilah kita anshorullah, penolong agama Allah. Insyallah fajar kebangkitan akan terbit. Ingatlah, dunia tanpa hadirnya institusi Islam, maka umat Islam tidak akan pernah meraih predikat khoiru ummah." serunya.

Selanjutnya Prof. Suteki, S.H.,M.Hum. selaku pakar hukum menyampaikan terkait fakta hukum saat ini. Ada beberapa kejahatan yang bisa diadili di ICC (International Crime Court), di antaranya kejahatan perang, crime againt humanity atau kejahatan kemanusiaan, dan lain-lain. Apakah yang terjadi di Uighur terkategori crime aganint hummanity? Faktanya di Uighur terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan, terjadi pembunuhan, pemenjaraan jutaan warga Uighur yang tidak bersalah.

Prof Suteki juga menyampaikan soal penangkapan Yaqub Haji setelah memberikan donasi untuk membangun masjid pada tahun 2018. Dia dituduh sebagai ekstremisme. Kemudian dia ditangkap dan disiksa dalam waktu yang lama. Kemudian Yaqub Haji dikembalikan kepada keluarganya dalam kondisi sudah meninggal dunia.

"Sampai saat ini 1,8 juta warga Uighur yang masih ditahan oleh pemerintah Cina. Berdasarkan international report dinyatakan bahwa muslim Uighur diperlakukan sebagai musuh negara dan mereka ditahan di kamp konsentrasi karena agama mereka. Sungguh sangat represif!" Ungkap Profesor Suteki.

Beliau juga menambahkan bahwa pemerintah Cina menangkap siapa saja yang dicurigai terlibat kegiatan keagamaan ilegal bahkan mempersekusi ulama.

"Untuk membuktikan bahwa apa yang dilakukan pemerintah Cina adalah termasuk crime againt hummanity, diukur dengan 2 metode, yakni Actus Reus (tindakan/perbuatan) dan Mens Rea (Niat Jahat).

Indikator lain adalah berdasarkan pasar 7 ayat 1, statuta Roma kejahatan kemanusiaan diukur berdasarkan sifatnya yang meluas dan sistematis. Meluas artinya jumlah korbannya banyak. sedangkan sistematis dilakukan secara terstruktur oleh negara.

Dalam pemaparannya, Profesor Suteki akhirnya menyatakan bahwa kejahatan yang terjadi di Uighur harus dihentikan karena termasuk dalam crime againt hummanity. Namun, hanya Khilafah yang mampu menghentikan kejahatan tersebut.

Demikianlah acara konferensi daring ini berlangsung selama empat jam, ditutup dengan testimoni dari para advokat dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam konferensi ini terungkap fakta-fakta terkait dunia Islam saat ini dan bagaimana kita (kaum muslimin) harus melakukan pembelaan terhadap berbagai kezaliman yang menimpa muslim hari ini. []


Photo : Dokument pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Hana Annisa Afriliani, S.S Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kekayaan Penguasa Dipertontonkan, Rakyat Miskin Diabaikan
Next
Mahasiswi Dicabuli Dosen,Apa Kabar Pendidikan di Negeri ini?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram