Agar Kecantikan Tidak Menjadi Fitnah

"Dewasa ini, kita bisa melihat bagaimana muslimah berpakaian jauh dari standar syariat. Hal inilah, yang mengantarkannya pada terkaman mata jalang lelaki asing yang tak pantas. Sehingga menyasar muslimah lainnya yang benar dalam menutup aurat. Inilah yang disebut, "karena nila setitik, rusak susu sebelanga." Gara-gara salah satu dari kita merusak kemuliaan wanita salehah, wanita taat pun ikut mendapat akibatnya."

Oleh. Ana Nazahah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Berbicara kecantikan, semua wanita pasti ingin tampil cantik. Tak hanya untuk ditampilkan di hadapan orang yang disayangi. Saat berinteraksi dengan orang luar pun, sebaiknya wanita muslimah menjaga penampilannya. Selama tidak menabrak nilai-nilai syariat tentunya.

Bayangkan, jika ada muslimah tampil awut-awutan. Kerudung miring, jilbab tak karuan, pokoknya sangat tidak rapi. Tentunya kurang enak di pandang, terlebih bagi yang aktif berinteraksi dengan banyak orang. Penampilannya wajib dijaga agar terkesan lebih baik sehingga orang lain pun nyaman. Namun, apa jadinya jika kecantikan wanita malah menjadi fitnah? Bagaimana jika eloknya tampilan malah mengundang mata-mata jalang yang menjadikannya objek pikiran liar?

Kebetulan, salah satu sahabat di dunia maya pernah menanyakan kepada penulis soal ini. Ia menanyakan tentang bagaimana caranya agar dijauhkan dari cowok-cowok penggoda, yang tak bisa menjaga kemuliaan wanita salehah. Dia merasa parasnya telah membuat para lelaki mengganggunya. Ditambah ia seorang aktivis yang sering berinteraksi dengan orang banyak, semakin menjadikannya sosok yang ditargetkan oleh lelaki yang mungkin kurang pemahaman agamanya. Hal itu sungguh membuatnya tidak nyaman.

Jika kita melihat dengan seksama, kondisi ini bukanlah hal yang baru ada di sekitar kita. Terlebih standar berpikir mayoritas kita telah dipengaruhi oleh pemikiran sekularisme yang begitu mengagungkan kebebasan berekspresi. Maka, orang-orang yang minim pemahaman agamanya akan menampakkan kebebasan yang kadang tidak sesuai dengan fitrahnya sebagai hamba.

Salah satunya, sikap kecenderungan terhadap lawan jenis yang sedang kita bahas ini. Istilah yang sering kita dengar dengan sebutan 'gharizatun nau'. Naluri ini, jika diekspresikan dengan cara yang benar tentunya akan menghasilkan ketenangan dalam kehidupan. Namun, jika diekspresikan di luar konsep syariat Islam, maka akan menimbulkan kekacauan dan ketidaknyamanan dalam kehidupan.

Lelaki yang tidak bisa menahan pandangannya saat melihat wanita cantik, tidak tahan mengganggu wanita yang dilihatnya menarik, adalah contoh sikap menyimpang dalam menyalurkan naluri kecenderungan terhadap lawan jenis. Dengan kata lain, tidak paham sama sekali bagaimana tata cara pergaulan yang benar dalam Islam. Tidak paham, bagaimana Islam memerintahkan para laki-laki untuk menjaga pandangannya.

Masalahnya, adalah kita tidak bisa mengatur mata orang dan tidak bisa mengendalikan pemikiran masyarakat kebanyakan. Maka, apa yang harus kita lakukan? Sementara, kita memiliki segudang aktivitas yang menuntut kita bertemu orang-orang? Haruskah kita berhenti beraktivitas, lalu mengurung diri di rumah demi menjaga diri dari lelaki pengganggu yang kita temui di sekolah, kampus atau mungkin kantor tempat kita bekerja?

Kondisi ini, mungkin pernah menjadi dilema bagi sebagian muslimah. Penulis sangat paham, karena penulis pun seorang muslimah yang selalu ingin dihargai saat di luar rumah. Tidak direndahkan apalagi dilecehkan walau hanya sekadar pandangan. Karenanya, penulis berpikir, di saat kita tak bisa mengubah keadaan. Maka, perubahan itu harus dimulai dari kita. Para wanita wajib senantiasa menegakkan apa-apa yang Allah telah wajibkan atasnya. Seperti menutup aurat, menjaga pergaulan, tidak berikhtilat atau kumpul-kumpul yang tidak berfaedah dengan lelaki asing. Berinteraksilah sesuai dengan standar syariat.

Dewasa ini, kita bisa melihat bagaimana muslimah berpakaian jauh dari standar syariat. Hal inilah, yang mengantarkannya pada terkaman mata jalang lelaki asing yang tak pantas. Sehingga, menyasar muslimah lainnya yang benar dalam menutup aurat. Inilah yang disebut, "Gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga." Gara-gara salah satu dari kita merusak kemuliaan wanita salehah, wanita taat pun ikut mendapat akibatnya.

Sayangnya, wanita pengumbar aurat ini ada banyak di sekeliling kita. Bahkan, mayoritas berbuat demikian. Di mana-mana kita bisa melihat wanita yang menjajakan auratnya. Di pasar, di kampus, papan iklan, bahkan televisi. Media-media visual bahkan tak segan menampakkan tubuh wanita yang hampir-hampir telanjang. Kondisi ini, semakin mengancam keselamatan wanita-wanita muslimah saat berada di luar. Ada yang memancing keinginan laki-laki asing terhadap wanita. Sehingga wanita yang taat pun tak luput jadi korbannya.

Kondisi ini memang membuat tugas muslimah semakin berat. Terlebih, wanita memiliki kewajiban yang sama di hadapan Rabb-nya sebagaimana laki-laki. Allah telah memerintahkan, baik laki-laki maupun perempuan untuk bersama-sama saling tolong menolong demi kemaslahatan umat. Berkarya dan berinovasi demi kebaikan zaman dan peradaban di masa yang akan datang. Tugas ini menjadi semakin berat kala para muslimah juga harus menjaga kehormatannya yang semakin terancam.

Karenanya, para muslimah wajib memperhatikan beberapa hal saat berinteraksi dengan orang luar. Pertama, senantiasa memastikan berhijab dengan benar saat berada di luar rumah. Tidak tabarruj dan berlebihan. Tampil dengan menjaga kehormatan dan maruahnya sebagai pribadi yang beriman.

Kedua, bertutur kata dengan baik, tidak dibuat-buat atau sengaja dibuat manja dengan suara mendesah. Berbicaralah hal yang penting saja dengan lelaki asing, setelah pembicaraan usai maka tidak ada lagi interaksi. Tidak bersenda-gurau dengan mereka, apalagi sampai mencurahkan masalah pribadi. Menghindari berkumpul, jika itu kurang berfaedah walaupun itu perintah dari guru, atau atasan di kantor.

Jika kedapatan ada laki-laki asing yang menaruh pandangan dan bahasa tubuh yang tidak biasa. Maka, respon dengan gerak tubuh yang tegas. Jangan merasa takut dan tertekan, kita memiliki hak untuk menjaga kehormatan kita. Perlihatkanlah kepadanya bahwa kita tidak senang. Jangan sebaliknya, cengengesan yang membuatnya lebih nekat.

Jika laki-laki tersebut masih meneruskan, bahkan lebih parah hingga sampai hendak menyentuh, maka ucapkanlah dengan tegas bahwa kamu tidak suka! Itu melukai kehormatanmu sebagai seorang muslimah yang sedang hijrah dan sedang menjaga kemuliaanmu di hadapan Allah. Maka, penulis pribadi yakin dia akan menghentikan tindakannya dan tidak akan mengganggu lagi.

Terakhir, tips dari penulis, kencangkan dakwah. Jika lisan kita hanya terpaut pada kebenaran, ucapan yang keluar adalah hujah, mengajak orang-orang di sekitar kita untuk berbenah, kembali kepada aturan Allah dan menjadi pejuang Islam yang mulia. Maka, penulis pikir tak ada yang berani menjatuhkan derajat kita meski hanya sekadar gurauan. Orang-orang yang mengenal kita senantiasa mengucapkan kalimat dakwah, tidak akan berani merendahkannya.

Perlu diketahui, bahwa laki-laki yang suka merendahkan wanita, sadar atau tidak semua terjadi atas dorongan setan. Setan paling tidak suka dengan orang-orang yang senantiasa mengajak orang lain agar kembali pada Al-Qur'an. Setan dan teman-temannya pasti sangat terusik jika dihadapkan dengan orang-orang yang berkata dengan hujah, terlebih mengajak kepada Islam kaffah. Setan pasti sangat tidak senang. Aktivitas ini hanya akan membuat mereka jengkel dan kepanasan. Karenanya, mereka hanya mencari muslimah yang lemah, yang dianggap mudah untuk dilecehkan.

Karenanya, sebagai pribadi yang begitu dimuliakan oleh Allah. Sudah sepantasnya, wanita muslimah menolak menjadi lemah. Menolak untuk direndahkan. Dengan mempertebal iman, semakin baik lagi dalam amalnya, dan yang lebih penting ikut terlibat langsung dalam aktivitas dakwah, demi perbaikan umat.

Inilah cara satu-satunya agar kecantikannya tidak menjadi fitnah yang menghalanginya untuk berkarya. Sebaliknya, membuat muslimah mampu dan lebih percaya diri, leluasa berkarya, bersama laki-laki bahkan seluruh kaum muslimin di bumi. Menjadi bagian dari mereka yang mengupayakan kebangkitan hakiki. Mempersembahkan upaya dan kontribusi terbaiknya demi menyongsong kejayaan Islam di masa yang akan datang. Sehingga kita layak mendapat rahmat-Nya, baik di dunia maupun akhirat. Aamiin.

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71)

Wallahu'alam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim penulis Inti NarasiPost.Com
Yana Sofia Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. Sangat piawai dalam menulis naskah-naskah bergenre teenager dan motivasi. Berasal dari Aceh dan senantiasa bergerak dalam dakwah bersama kaum remaja.
Previous
Pendidikan di Indonesia: Bukan Disubsidi, tapi Dipajaki
Next
Nestapa sang Pelita Berjuang Meraih Sejahtera dalam Sistem Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram