Adab Terhempas, Kemuliaan pun Terlepas

""Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, "Kembalilah!" Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. An-Nur: 28)

Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S
(RedPel NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Suatu siang saat aku sedang sibuk menyiapkan materi untuk mengajar daring, terdengar suara anak laki-laki memanggil-manggil nama temannya di luar, tepatnya di rumah tetanggaku. Ya, karena rumahku berada di dalam gang, sehingga suara-suara di luar terdengar cukup jelas. Apalagi lingkungan rumahku cukup sepi, tak banyak orang yang berkeliaran di jalan.

Suara anak lelaki itu berkali-kali memanggil nama temannya dari depan pagar rumah tetanggaku. Meski tak ada jawaban, ia terus saja memanggil dan menunggu di depan pagar. Semakin lama suara panggilannya semakin keras. Mungkin ada sekitar 20 menit dia terus memanggil. Sampai akhirnya suara itu tak lagi kudengar.

Dari dalam rumah, aku hanya bisa menggeleng sambil beristighfar. Lantas aku menjadi kian memahami, betapa adab amat penting diajarkan kepada anak-anak kita sejak dini. Sebab, betapa banyak orang yang sudah dewasa sekalipun, tetapi amat gagap dalam perkara adab.

Sikap anak lelaki tadi dalam bertamu mencerminkan sebuah ketidakpahaman akan adab bertamu. Dan mungkin bukan hanya anak itu, banyak juga orang dewasa di luar sana yang juga bersikap sama seperti si anak lelaki tadi. Bahkan mungkin ditambah dengan mengintip ke dalam rumah untuk memastikan ada atau tidaknya si penghuni rumah. Padahal hal tersebut jelas terlarang dalam Islam karena dapat mencederai kehormatan si penghuni rumah.

Islam sebagai sistem kehidupan juga mengatur soal bertamu. Adab bertamu dalam Islam di antaranya meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah sebanyak tiga kali. Jika tidak ada jawaban dari dalam rumah, maka diartikan tidak ada izin bagi kita untuk masuk. Dengan demikian, Islam memerintahkan kita untuk kembali lagi di waktu yang lain. Tidak boleh menunggu-nunggu di depan pintu, apalagi sampai memaksa masuk dengan menggedor-gedor pintunya. Jelas hal tersebut sangat dilarang dalam Islam.

Begitulah salah satu wujud kesempurnaan Islam, dalam bertamu saja ada aturannya. Terkadang banyak orang yang tidak memahaminya, akhirnya melanggarnya. Padahal Allah Swt telah mengingatkan kita dalam firman-Nya, "Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, "Kembalilah!" Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. An-Nur: 28)

Dan aku sangat prihatin, menyaksikan hampir di setiap permukiman, ada saja orang yang masuk ke rumah tetangganya tanpa izin. Meski sudah mengenal dekat alias sudah sangat akrab, bukan berarti bebas melepas adab. Aku jadi teringat dulu sekali, saat aku sedang menginap di rumah nenekku, aku sangat kaget tatkala kudapati seorang ibu tak kukenal sudah berada di area ruang tengah rumah nenekku.

Di tengah kekagetanku, si ibu dengan santainya bertanya, "Neneknya ada, Neng?", ternyata itu tamunya nenekku, tetangga nenekku lebih tepatnya. Rumah nenekku memang pintunya sering tidak dikunci, sehingga jika ada orang masuk bisa langsung saja. Sungguh aku kaget, untung saja dia perempuan karena aku sedang tidak menutup auratku. Bagaimana jika yang masuk kaum lelaki, Ah! Sungguh tak bisa kubayangkan betapa terhinanya aku.

Aku pun memanggil nenekku. Dan tak berapa lama kemudian, nenekku keluar dari kamar dan mereka pun mengobrol di teras. Setelah tamunya pulang, aku pun menyampaikan soal kekagetanku tadi dan memberi pemahaman soal adab bertamu kepada nenekku. Kata nenek, "Memang di sini mah biasa begini, asal masuk aja karena menganggap sudah akrab. Seperti saudara sendiri."

Kemudian nenekku menyampaikan bahwa sebetulnya beliau pun tak nyaman dengan hal tersebut. Akhirnya kuberikan solusi untuk selalu mengunci pintu, sehingga orang lain tidak sembarangan masuk. Bukan apa-apa, bagaimana kalau yang masuk adalah lelaki? Tentu aurat kita akan terlihat. Atau bagaimana jika yang masuk berniat jahat? Naudzubillahi min dzalik….

Benarlah adanya bahwa Islam adalah sistem hidup yang sempurna. Demi menjaga kehormatan dan kemuliaan seorang perempuan, Islam menetapkan aturan bertamu secara rinci dan jelas. Andai saja setiap orang memahami dan mengimplementasikannya dalam kehidupan, tentu saja akan terwujud tatanan kehidupan yang penuh kemuliaan.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Hana Annisa Afriliani, S.S Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Sejahtera dalam Sistem Ribawi, Ilusi!
Next
Prostitusi Anak Lenyap di Sistem Kapitalis? Bagai Mimpi di Siang Bolong!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram