Tutupi Keburukan dengan Kebaikan

“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapat balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya hanya mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR. Bukhawri dan Muslim)

Oleh: Armina Ahza

NarasiPost.Com-Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Sertailah (tutuplah) kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus kejelekan, dan gaulilah manusia dengan akhlak yang baik.”
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam yang diriwayatkan oleh Imam Trimidzi.

Sebagai manusia biasa, tentu kita pernah melakukan kesalahan ataupun berbuat keburukan. Karena seusungguhnya itu tabiat manusia yang tidak sempurna dan mudah melakukan kelalaian. Tersebab sifat manusia yang tidak sempurna itu, Allah memberikan kabar gembira melalui lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Bahwa kesalahan-kesalahan, keburukan-keburukan, kelalaian-kelalaian, kemaksiatan-kemaksiatan yang pernah dilakukan akan dapat tertututpi oleh amalan kebaikan.

Dari sini menunjukkan adanya kemurahan Allah Subhanallahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya. Bahwa perbuatan buruk tidak lantas menjadikan diri terus terkungkung pada keburukan, karena merasa diri sudah menjadi pendosa seolah tiada ampunan. Namun, dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi di atas memotivasi kita untuk bersegera menutupi kesalahan-kesalahan, keburukan-keburukan, kelalaian-kelalaian, kemaksiatan-kemaksiatan dengan kebaikan. Agar keburukan bisa tertutupi. Insyaallah.

Hal ini menunjukkan betapa baiknya Allah. Sebab Allah memberikan kabar gembira untuk kita bahwa jika kita melakukan kesalahan maka bergegaslah untuk melakukan kebaikan. Agar diri bersegera mengganti kesibukan dengan mengisinya beramal saleh.

Ada seseorang yang terlepas berkata kasar, maka iringi dengan tobat dan amalan saleh seperti salat sunnah. Ada orang yang tidak menepati janji, maka meminta maaf dan kemudian tetap beramal saleh dengan berzikir. Mungkin di antara kita ada yang pernah berbohong atau melakukan kemaksiatan-kemaksiatan. Namun, meski begitu bersegeralah menggantinya dengan amalan kebaikan. Karena setiap amal akan dipertanggungjawabkan, setiap perbuatan akan ada nilainya. Bergegas pada amal kebaikan selanjutnya lebih baik daripada terfokus pada kesalahan yang membuat kita tidak bersegera melakukan perbuatan baik. Jika mengingat kesalahan untuk muhasabah dan untuk bertobat kemudian menyesalinya, maka itu tidak mengapa.

Terkadang kita merasa sangat bersalah, sedih dan menjadi sosok yang banyak dosa sehingga membuat kita sulit untuk melangkah ke depan menjalankan kebaikan-kebaikan selanjutnya. Ada beberapa hal yang bisa dicoba supaya dapat bergegas melakukan kebaikan, menutupi keburukan yang telanjur dilakukan dengan kebaikan.

  1. Menyadari bahwa kita adalah manusia. Manusia memiliki keterbatasan dan memiliki kekurangan. Manusia bisa lupa dan berbuat salah. Oleh karenanya, jika pernah melakukan kesalahan maka itu adalah manusiawi namun yang terpenting adalah bertobat dan berusaha untuk tidak lagi terjatuh pada kesalahan yang sama. Maka tidak apa-apa jika pernah berbohong, tidak mengapa jika pernah meninggalkan salat, tidak mengapa jika pernah menyekutukan Allah. Bersegeralah bertobat iringi dengan kebaikan. Setiap manusia bisa berubah dan berbenah.
  2. Memahami bahwa Allah Mahaluas ampunan-Nya. Seberapa banyak kita melakukan kesalahan Allah bersedia mengampuni. Seberapa besar kesalahan yang pernah kita perbuat Allah bersedia untuk mengampuni. Di saat kita masih hidup, itu artinya kita diberikan kesempatan oleh Allah untuk tobat dan memperbaiki diri serta memperbanyak amal kebaikan. Allah Swt. berfirman yang artinya:
    “Dan Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Qs. Thaha: 82)
  3. Mengetahui konsep pahala dan dosa. Semakin banyak amal yang kita lakukan akan semakin banyak pahala yang didapat. Semakin besar amalan yang dilakukan semakin besar pahala yang diperoleh. Selagi ikhlas dan benar tata cara melaksanakannya. Sebab Allah hanya mau menerima amalan yang hanya ditujukan untuk mencari wajah Allah.

    “Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapat balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya hanya mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR. Bukhawri dan Muslim)

Dan Allah hanya menerima amal yang dilakukan sesuai dengan apa-apa yang sudah diteladankan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam. Hal ini selaras dengan apa yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
“Barangsiapa membuat suatu pekara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya maka perkara tersebut tertolak.”

  1. Mengetahui pahala setiap amal yang Allah perintahkan. Hal ini akan dapat membuat kita lebih terpacu untuk melakukan amal saleh tersebut. mempelajari keutamaan salat tahajud, membaca Al-Qur’an, menghafalkan Al-Qur’an, sedekah, puasa sunah, berzikir, memiliki akhlak yang baik, dll. Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam bersabda:
    "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), Kecuali amalan puasa. Amalan tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku." (HR. Muslim).
  2. Mengingat tempat kembali di akhirat. Ingin ditempatkan di surga atau neraka? Jika inginkan tempat kembali yang membahagiakan maka memperbanyak amal kebaikan. Sebab setiap amal akan ditimbang dan bisa menjadi hujjah di hadapan Allah untuk mendatangkan rahmat-Nya hingga diizinkan memasuki surga. Selain mengharapkan surga, juga mengingat betapa pedihnya siksaan neraka. Dengan begitu, diri akan semakin lebih bergegeas melakukan kebaikan.

Semoga dengan kelima hal di atas membuat diri makin terpacu untuk menutupi setiap kesalahan dengan kebaikan. Membuat diri tidak ragu untuk melangkah melakukan kebaikan. Tidak perlu malu dan merasa paling hina. Karena sejatinya Allah menyukai hamba yang ketika ia berbuat kesalahan kemudian bertobat dan memperbanyak amal kebikan.
Wallahu’alam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Armina Ahza Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menjaga Kesehatan Mental Keluarga Muslim
Next
Data Pribadi Bocor, Alarm Sistem Perlindungan Data Pribadi Kendor
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram