Berbagai usaha dilakukan dalam usaha menangani virus Covid-19 namun nyatanya sampai detik inipun tidak ada yang berhasil benar-benar memusnahkan pandemi Covid-19.
Oleh. Riannisa Riu
NarasiPost.Com-Kegagalan menangani pandemi Covid-19 rupanya tidak hanya dialami Indonesia. Sang negara adidaya, Amerika Serikat, disinyalir telah mendistribusikan sekitar 360 juta vaksin kepada warganya. Namun alih-alih menurun, tingkat infeksi virus Covid-19 di negara Paman Sam itu justru semakin meningkat melebihi 1000% dibanding bulan Juni lalu. Pernyataan ini dilansir dari cnbcindonesia.com ( 19/08/2021) dan beritasatu.com (22/08/2021).
Selama ini, masyarakat Indonesia secara umum menduga bahwa negara maju seperti Amerika Serikat pastilah lebih dari mampu untuk menerapkan sistem kesehatan yang mumpuni. Apalagi dengan kualitas nakes yang kompeten dan peralatan canggih yang belum tentu bisa dimiliki oleh negara berkembang. Namun, ternyata fakta bicara sebaliknya. Terbukti bahwa setelah begitu banyak pemberian vaksin Covid-19, rata-rata infeksi mingguan bukannya semakin berkurang, malah bertambah. Mengapa bisa demikian?
Tidak seperti Indonesia yang masih bersikukuh dengan penerapan pengaturan karantina tak jelas, AS memiliki pengaturan karantina yang lebih teratur seperti lockdown total di awal kemunculan Pandemi Corona. Namun, saat ini bertepatan dengan pertengahan liburan musim panas, dan sebagian besar masyarakat Amerika menganggap corona telah hilang, sehingga terjadilah pelonggaran-pelonggaran yang membuat publik mengabaikan protokol kesehatan. Umumnya masyarakat menganggap diri mereka aman setelah memperoleh vaksinasi, sehingga kembali beraktivitas seperti biasa. Membentuk kerumunan yang besar tanpa menyadari bahwa virus Covid-19 sebenarnya masih belum pergi.
Sementara itu, peningkatan infeksi yang signifikan tentunya membuat para tenaga kesehatan semakin kerepotan. Beberapa nakes di Hawaii bahkan telah menyatakan kekhawatiran mereka atas ketidakmampuan menangani pasien Covid-19. Hal ini adalah bukti akan kesombongan ilmu pengetahuan saat ini. Vaksin yang digunakan di Amerika Serikat adalah hasil karya terbaik perusahaan farmasi Amerika, Pfizer Inc. yang bekerjasama dengan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech SE. Tingkat kemanjuran vaksin tersebut diklaim lebih dari 90%. Namun ternyata vaksin tersebut tidak mampu melindungi dari infeksi virus Covid-19.
Manusia saat ini sangat bergantung pada ilmu pengetahuan, namun melupakan iman kepada Sang Pencipta. Mereka lupa bahwa virus tersebut hanyalah makhluk ciptaan Sang Pencipta, yang tentunya bisa musnah hanya dengan satu perintah dari-Nya. Karena itulah segala sesuatu pada dasarnya senantiasa memiliki solusi dalam Islam. Sebab hanya Islamlah agama yang diridai oleh-Nya.
Ilmu pengetahuan memang penting, namun bukan segalanya. Zaman kekhalifahan Islam telah membuktikan bahwa hanya jika manusia tunduk dalam keimanan, barulah ilmu pengetahuan mampu bermanfaat dengan kemampuan maksimalnya. Pernah terjadi ketika wabah Tha’un merajalela, Amr bin Ash r.a diperintahkan untuk menyelesaikan permasalahan wabah tersebut. Saat itu wabah Tha’un sangatlah ganas, bahkan lebih parah daripada Corona saat ini. Orang yang terinfeksi wabah di pagi hari, meninggal di sore harinya. Jika terinfeksi di sore hari, maka orang tersebut meninggal di pagi harinya. Masa inkubasinya jauh lebih cepat daripada Covid-19 saat ini.
Amr bin Ash r.a mengatasi wabah tersebut dengan cepat dan efektif. Karantina total adalah jawaban penyelesaian wabah tersebut. Selain itu, beliau juga melarang masyarakat berkumpul di satu tempat tertentu atau menciptakan kerumunan selama wabah masih berlangsung. Keputusan ini dilakukan secara tepat dan tanpa penundaan sedikit pun. Masyarakat pun menaati perintah dari pemimpin mereka tanpa merasa takut atau khawatir akan kebutuhan sehari-hari. Sebab, pemimpin di zaman kekhalifahan Islam senantiasa menjamin kebutuhan rakyatnya, mulai dari kebutuhan pokok hingga pendidikan dan kesehatan setiap rakyat. Semuanya disediakan secara gratis, sehingga masyarakat hanya perlu menjaga diri dan keluarganya dari wabah dengan bertawakal kepada Allah.
Dengan demikian, jelas bahwa sistem Islam adalah satu-satunya yang memiliki solusi untuk menangani pandemi Covid-19. Jika masih bersikukuh dengan sistem selain Islam, sudah terbukti bahwa dunia telah gagal menangani pandemi ini. Maka mengapa tidak segera beralih ke sistem Islam? Wallahu’alam bisshawwab.[]