Menjaga Bara Cinta Tetap Membara

"Menikah, berarti siap untuk menghadapi perbedaan. Yang perlu menjadi bekal tak hanya cinta, namun pengertian dan saling menghormati menjadi kunci dari keberhasilan menjaga bara cinta."

Oleh: Dia Dwi Arista
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Menikah pastinya adalah impian terindah, tak hanya bagimu namun juga bagi yang lain. Dengan menikah, dihalalkan apa yang diharamkan sebelum akad berlangsung. Terkadang, dunia seolah milik berdua. Itulah indahnya bersama dalam ikatan kuat pernikahan. Tentu keindahan ini berlangsung ketika ada cinta membara dalam setiap langkah bersama.

Sayangnya, keindahan pernikahan tak selalu membersamai sepanjang kehidupan. Ada fase-fase tertentu, di mana keharmonisan menjadi hambar. Dunia tak lagi sekadar milikmu dan miliknya. Apalagi ketika si buah hati telah hadir ke dunia, tak hanya satu namun terus bertambah. Karena sejatinya kehidupan sebenarnya baru akan dimulai. Bisakah kita menang dengan terus membarakan cinta atau kalah dalam kesibukan masing-masing, hingga bara cinta pelan-pelan padam?

Jenuh

Hidup bersama tak jarang membuat jenuh, aktivitas yang monoton selalu tersaji. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan hubungan suami istri menjadi hambar, gairah yang muncul pada awal pernikahan perlahan melaju tenang, bahkan dapat berhenti mengalir alias hambar.

Maka, suami istri harus paham apa yang dibutuhkan agar hubungan mereka kembali serasa indah dan penuh bahagia. Kejenuhan bisa diusir dengan we time, mencari waktu khusus hanya berdua. Bisa makan malam romantis, jalan-jalan berdua, bahkan hanya berdiam diri dan beribadah bersama, sembari mengingat tujuan dari pernikahan yang bisa mengembalikan rasa yang hampir sirna. Rasulullah pun tak segan berlomba dengan Aisyah untuk berlari agar menemukan kembali semangat dan kebahagiaan dalam menjalani hari.

Membarui penampilan juga akan menjadi percikan tersendiri karena fitrah bagi manusia untuk menyukai keindahan. Istri yang berpenampilan biasa pada hari-harinya hendaklah membarui penampilan dengan berhias, pun dengan suami juga harus menunaikan hak istri dalam berpenampilan yang baik. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 288 yang artinya, “…dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf…”

Ibnu Abbas ra. pernah berkata, “Sungguh aku suka berhias untuk istri sebagaimana aku suka ia berhias untukku, sebab Allah Swt. berfirman…(beliau menyebutkan surah Al-Baqarah ayat 288)…” riwayat Ibnu Jarir Ath-Thabari dan Ibnu Hatim.

Maka berhias bukan hanya tugas istri, namun istri pun juga berhak mendapat keindahan pada suaminya, agar cinta semakin terpupuk dan bersemi. Mengembalikan keharmonisan dalam rumah tangga yang telah lama membeku.

Menjembatani Perbedaan

Lika-liku kehidupan rumah tangga tak akan pernah habis untuk dikupas. Menyatukan dua manusia dengan perbedaan cara berpikir, lingkungan, dan kebiasaan adalah hal yang tidak mudah. Meski menyatu bukan berarti semua harus sama.

Menikah, berarti siap untuk menghadapi perbedaan. Yang perlu menjadi bekal tak hanya cinta, namun pengertian dan saling menghormati menjadi kunci dari keberhasilan menjaga bara cinta. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam riwayat As-Suyuthi, Al-Jami' As-Shaghir dari Abu Hurairah, "Sebaik-baik orang beriman adalah yang terbaik dalam akhlaknya. Dan sebaik-baik dari kalian, adalah orang-orang terpilih (akhlaknya) kepada para wanita."

Komunikasi yang baik antarpasangan sangat dibutuhkan dalam menjembatani perbedaan. Ingat! Harmonis tak harus sama. Toleransi kepada pasangan dengan perbedaannya adalah mutlak dibutuhkan. Tidak memaksakan kehendak, yang berakibat jurang perbedaan makin menganga.

Dengan komunikasi dan toleransi yang baik, pasangan akan mengerti kelemahan dan kelebihan masing-masing, hingga tak terjadi perseteruan yang hanya membuang energi. Adanya perbedaan malah akan menambah kekhasan dari pasangan.

Kehati-hatian dalam memperlakukan perbedaan juga akan menyalakan bara cinta. Bayangkan ketika suami tak menyukai rasa pedas pada masakan, namun sang istri jatuh hati pada cita rasa panas karena pedas. Ketika keduanya saling mengetahui dan berlomba dalam memberikan yang terbaik, suami mengalah mencicipi pedas, istri menahan keinginan makan pedas. Toleransi kecil ini akan memberikan percikan-percikan rasa pada hati masing-masing. Meski jalan tengah selalu tersedia, yakni masing-masing mempunyai menu sesuai selera.

Memahami Hak dan Kewajiban

Pernikahan terkadang tak diawali dengan adanya cinta. Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Namun, ketika suami istri memahami hakikat dan tujuan berumah tangga, maka mendatangkan cinta bukanlah perkara yang sulit.

Setiap pasangan yang hendak menikah harusnya paham tujuan dari pernikahan. Menikah tak melulu hanya menyatukan dua insan dan keluarga besar. Namun, harus dipahami jika menikah adalah perintah Allah Swt. yang diabadikan dalam surah An-Nur ayat 32. Menikah juga sunah Nabi Muhammad Shallallu ‘alaihi wasallam untuk menyempurnakan separuh agama, menghindari perzinaaan, bahkan mendapat keturunan yang saleh dan salehah.

Jika pasangan tak paham tujuan menikah, juga hak dan kewajiban, bisa dipastikan bahtera rumah tangga akan bergoyang bahkan karam. Karena pada waktu itu bukan keimanan yang bertindak, namun nafsu. Na’udzubillah.

Yang perlu menjadi perhatian, bahwa setiap hak suami yang ditunaikan istri, pastilah mendatangkan aliran pahala. Dosa akan diterima jika melalaikan kewajiban terhadap pasangan. Hal itu pun berlaku pada suami. Sebab dalam setiap hak, ada kewajiban yang terselesaikan. Pun dalam setiap kewajiban, ada hak yang tertunaikan. Ketika hak dan kewajiban masing-masing terselesaikan, insyaallah cinta akan terus membara. Tak hanya dulu namun juga nanti. Sebab dengan tertunaikannya hak dan kewajiban, ketenangan dan ketenteraman akan dicapai.

Sebagai seorang muslim, tentu yang paling dinanti adalah rida Allah dalam setiap aktivitas, pun dengan aktivitas berumah tangga. Maka fokus memperbaiki diri dengan berpedoman pada kalam Ilahi, dan sunah rasul-Nya. Insyaallah biduk rumah tangga tak bergoyang, meski riak-riak kehidupan menghampiri. Allahu a’lam bis-showwab.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Pandemi Datang, Pendidikan Melayang
Next
Keberkahan Al-Qur'an
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram