Kehidupan Itu Bermula dari Rahimmu, Bu!

"Naskah pemenang ketiga Challenge ke-4 NarasiPost.Com dalam rubrik Parenting"

Oleh : Iranti Mantasari, BA.IR, M.Si.
(Ummun wa Rabbatul Bait)

NarasiPost.Com-Kehidupan adalah salah satu hal yang begitu mahal dan sangat berarti, terlebih di era pandemi yang banyak nyawa telah berguguran karena harus berjuang melawan ganasnya virus ini. Memang selama ini suatu hal akan dianggap begitu berharga ketika ia terancam keberadaannya atau saat ia telah hilang. Tak terkecuali kehidupan, yang Allah telah karuniakan kepada kita semua yang membaca tulisan ini hingga hari ini. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal.

Meski sedemikian berharganya kehidupan, tidak sedikit orang yang menganggapnya remeh bahkan tidak penting, sehingga dengan entengnya mereka memilih untuk mengakhirinya dengan berbagai cara. Masih tingginya angka bunuh diri, hingga kejadian bayi-bayi tak berdosa yang dihabisi nyawanya oleh orang tua tidak bertanggung jawab, tentu adalah bukti nyata fakta ini. Fenomena ini pun jelas menyalahi fitrah manusia yang ditetapkan Allah senantiasa ingin eksistensinya terjaga.

Adapun dalam Islam, kehidupan yang diberikan Allah menempati tempat yang penting, sehingga ia harus dipersiapkan, dijaga, dan diakhiri dengan sangat baik sesuai dengan titah-Nya, Sang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Lalu sadarkah kita? Pada makhluk yang diberi nama perempuan, nyatanya Allah telah memberikan kelebihan yang tidak dimiliki oleh mereka para lelaki.

Rahim, adalah salah satu kelebihan perempuan dibandingkan laki-laki. Dengannya, Allah perkenankan para perempuan untuk merasakan indahnya kehamilan dan melahirkan, dua proses yang menjadi titik awal kehidupan seorang manusia. Pemaknaan yang biasa saja terhadap keberadaan rahim pada diri perempuan ternyata memberikan dampak yang siginifikan. Mulai dari pengabaian mempersiapkannya untuk mengandung hingga kelalaian untuk melahirkan generasi yang kelak akan bangga menyebut dirinya sebagai bagian dari umat Muhammad Saw. Sudah terlalu banyak contoh dan bukti yang menunjukkan betapa perempuan yang tak memahami rahasia di balik rahim dalam dirinya -yang bahkan salah satu nama-nama baik Allah sama dengannya- malah melahirkan kefatalan.

Bila seseorang memahami makna agung di balik Allah menempatkan rahim pada diri perempuan, maka ia sepatutnya menyiapkan dirinya menjadi seorang ibu, yang di tangannya akan terpintal peradaban tinggi Islam yang dirindukan bersama itu. Khususnya para ibu muslimah, ia akan menyadari bahwa ia bukan sekadar memiliki tugas untuk membesarkan anak, namun lebih dari itu, merawat dan mendidik anak yang kelak membesarkan gaung Islam ke penjuru dunia. Kehidupan manusia memang berawal dari rahim, namun tak berlebihan pula jika dikatakan bahwa hidupnya peradaban Islam itu dimulai dari rahim seorang ibu muslimah. Masyaa Allah.

Bukanlah suatu hal yang picisan pun utopis, jika seorang muslimah mengidamkan dirinya mengandung, melahirkan dan mendidik anak-anak yang saleh dan salehah. Begitu pula keinginan untuk menjadi ibu dari putra-putri yang menyejukkan mata dan jiwa. Justru merupakan hal yang aneh bila dari lisan seorang muslimah tercetus keinginan untuk tidak “mengaktifkan” rahimnya dengan berbagai alasan yang tentu tak berorientasi pada akhirat. Kondisi yang demikian tentu merupakan tanda bahwa ia telah menyelisihi ketetapan Allah atasnya. Dapat dipastikan bahwa ia telah gagal dalam menangkap sinyal dari Allah akan kemuliaan dirinya.

Pemaknaan yang mendalam dan cemerlang akan keberadaan rahim pada diri muslimah, seyogianya membuat dirinya bersiap-siap mengisi rahimnya dan mengawalnya dengan banyak amal saleh, bahkan jauh sebelum tampak “hilal-halal”nya. Sepatutnya ia juga menjaga dengan segenap jiwa dan raga saat rahim itu telah Allah tiupkan ruh ke dalamnya, karena ia sadar bahwa kelak generasi kebanggaan dinullah ini lahir darinya. Tak lupa, ia akan mengakhiri kehidupan yang bermula dari rahimnya itu dengan berbagai perkara yang menyenangkan Rabbnya.

Begitulah seharusnya hakikat pemaknaan rahim, duhai ibu dan calon ibu! Fokus saja pada tujuan pemaknaan ini dan jangan hiraukan berbagai bisikan dan pembicaraan yang memunculkan sikap pesimis. Allah tahu betul kapasitas beban yang mampu engkau pikul dengan keberadaan rahim dalam dirimu, maka pantaskanlah dan siapkanlah diri untuk mengemban amanah agung atas setiap perempuan ini. Baarakallahu lana walakum. Wallahu a’lam bisshawwab.[]


Photo : Medical Source

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Iranti Mantasari BA.IR M.Si Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Minim Persiapan, Anak Didik pun Jadi Korban
Next
Islam Dinista, Umatnya Tak Berdaya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram