Muda Membaca, Muda Mendunia

"salah satu naskah Challenge ke-4 NarasiPost.Com dalam rubrik Teenager"

Oleh: Iranti Mantasari, BA.IR, M.Si
Founder Komunitas 1 Hour with Book Everyday

NarasiPost.Com-Not all readers are leaders, but all leaders are readers.” –Harry S. Truman (Presiden ke-33 Amerika Serikat)

Kutipan tersebut boleh jadi singkat dan begitu ringkas, tetapi maknanya sungguh mendalam.

“Tidak semua pembaca adalah pemimpin, tetapi semua pemimpin adalah pembaca.

Dari kutipan tersebut, mantan Presiden AS yang namanya dicatat oleh dunia sebagai pemimpin yang memencet tombol bom atom untuk dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 dahulu, seakan-akan ingin menyampaikan bahwa membaca adalah aktivitasnya para pemimpin dunia, dan tidak ada satu pun pemimpin di dunia yang meninggalkan bacaannya hanya teronggok di pojokan dengan diselimuti debu.

Sebagai umat dari diin yang begitu memuliakan ilmu, para ulama sebagai ahli waris para nabi pun ternyata mencontohkan hal itu, bahkan jauh sebelum pemimpin barat tersebut menyampaikan pernyataan demikian. Salah satu contoh yang cukup nyata adalah kebiasaan seorang pemikir muslim, Syaikh Taqiyuddin an Nabhani, yang kini dikenal namanya oleh dunia sebagai ulama dan mujtahid yang konsisten memperjuangkan Islam hingga akhir hayatnya.

Menurut sebuah buku yang ditulis oleh Reza Pankhurst yang berjudul, “Hizb ut-Tahrir: The Untold History of the Liberation Party”, dicatat bahwa Syaikh Taqiyuddin menamatkan 25.000 bacaan dalam kurun waktu enam tahun. Hal itu sama dengan 4.166 bacaan dalam setahun dan sekitar 340an bacaan dalam sebulan. Masyaallah! Fakta lainnya adalah bahwa itu hanya satu ulama, sedangkan umat ini memiliki ribuan, bahkan puluhan ribu ulama yang tentu memiliki kebiasaan membaca yang tak kalah luar biasa.

Bagi generasi muda muslim, aktivitas tersebut sepatutnya bukanlah hal yang tak mungkin untuk diteladani, mengingat kita memiliki waktu yang sama dalam sehari. Bahkan, para ulama tersebut dapat dipastikan juga aktif mendakwahkan ilmu yang beliau miliki, yang tentu itu menyita waktu sehari-harinya.

Bila direfleksikan pada hidup hari ini, sesibuk apa sih para pemuda muslim dalam satu hari? Apakah sebegitu sibuknya hingga untuk meluangkan waktu membaca saja kian susah? Astaghfirullahal ‘azim!

Jika benar umat ini merindukan kebangkitan dan kejayaan, serta kembali memimpin dunia sebagaimana yang sudah dilalui di masa lampau, maka layakkah para pemuda yang merupakan tonggak peradaban dunia itu ada di tangannya, masih memiliki 1001 alasan untuk membaca? Sungguh ini adalah sebuah pertanyaan yang seharusnya mengajak kita untuk merenungkannya secara serius, bahwa seberapa besar ikhtiar yang sudah kita usahakan demi tegaknya kemuliaan Islam di kancah dunia?

Betapa pentingnya aktivitas membaca ini sehingga para ulama rela berlelah-lelah untuk mengurangi waktu tidurnya demi melahap berbagai bacaan dan merengguk lautan ilmu. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Ustaz Felix Siauw di suatu kesempatan,

“Ilmu itu ada di mana-mana, pengetahuan di mana-mana tersebar, kalau kita bersedia membaca, dan bersedia mendengar."

Dunia yang sudah kian tua ini membutuhkan sosok-sosok pemuda muslim yang berintegritas kuat, memiliki tekad sekeras baja, yang tentu tidak akan ada pada mereka yang bermalas-malasan.

Para pemuda dalam rentang sejarah Islam pun tidak sedikit yang menorehkan tinta emas dalam kiprahnya di dunia. Sebut saja Muhammad Al Fatih, sang penakluk Konstantinopel, tentu memiliki maklumat yang tidak sedikit yang membuatnya mampu menetapkan strategi yang luar biasa untuk membebaskan Konstantinopel dari kekufuran. Maklumat-maklumat itu pasti didapat dari proses pencarian yang tidak sebentar dan dibarengi dengan keseriusan.

Membaca dan pemuda sepatutnya tidak menjadi dua hal yang jauh terpisah. Apatah lagi dari aktivitas membaca, khususnya bacaan-bacaan yang dapat meningkatkan tsaqafah dan kecintaan pada agama Allah ini, pahala yang berlimpah ruah sudah menanti untuk masuk ke dalam kantong amalan.

Begitulah spesialnya pemuda muslim, setiap aktivitasnya yang dibarengi dengan semangat taqarrub ilallah, tidak akan luput dari catatan pemberian pahala dari Allah Swt. Ditambah lagi dengan membaca yang rutin dilakukan oleh para pemuda perindu kejayaan Islam, dapat menjadi wasilah Allah Swt. menurunkan pertolongannya demi memenangkan Islam dalam percaturan dunia. Insyaallah wa bi iznillah![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Iranti Mantasari BA.IR M.Si Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
ASO : antara Urgensi dan Kepentingan Korporasi
Next
Baju Wakil Rakyat dan Derita Rakyat Jelata
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram