Debat Ala Nabi SAW

"Sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah/mendebat."
( QS surah Al Kahfi 54 )

Judul Buku: Debat Ala Nabi SAW
Penulis: MR. Kurnia
Editor: Arief B. Iskandar
Penyunting: Luky B. Rouf
Penerbit: Al Azhar Freshzone Publishing
Tahun Terbit: Cetakan I, September 2003
Cetakan II, Mei 2015
ISBN: 978-602-7986-39-8
Tebal: 162 Halaman
Dimensi: 13,5 x 20,5 cm
Peresensi: Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com )

NarasiPost.Com-"Rasulullah Saw. telah memberikan tiga cara dalam menyampaikan Islam, yaitu argumentatif (hikmah), nasihat yang baik (maw'izhah hasanah), dan debat dengan cara yang baik (jidaal billati hiya ahsan)."

Kata "debat" biasanya bermakna negatif di benak sebagian orang. Banyak dari kalangan aktivis, politikus, hingga ibu rumah tangga sering melakukan debat yang tak berujung. Makna debat tak berujung ini diartikan sebagai sebuah debat kusir dan Rasulullah Saw. menganjurkan umatnya untuk menghindari yang namanya debat kusir.

Makna debat dalam Islam bukan untuk mendongkrak popularitas diri atau hanya sekadar pemuasan intelektual semata. Lebih dari itu, debat adalah salah satu uslub untuk merobohkan berbagai propaganda batil sekaligus menunjukkan kebenaran (Islam). Maka penting bagi setiap Muslim, khususnya para pengemban dakwah terlebih dahulu memiliki kedalaman pemahaman Islam sebelum berdiskusi atau bahkan berdebat dengan pihak lain.

Buku ini mengupas tentang debat menurut Al-Qur'an, menjelaskan cara debat Nabi Saw. hingga mengajarkan cara-cara debat yang elegan, yang tidak melanggar syariat, bahkan mengalahkan kebatilan. Buku ini bukan berarti mendorong seseorang supaya suka berdebat, akan tetapi lebih mengajarkan hal-hal yang patut diperhatikan saat berdebat agar tetap berada pada koridor syariat Islam.

Allah Swt. menjelaskan dalam Al-Qur'an ada dua jenis debat, yakni debat tercela dan terpuji. Debat tercela adalah debat untuk menentang kebenaran, sedangkan debat terpuji adalah debat yang menunjukkan kebenaran di hadapan para penentangnya. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Kahfi ayat 54 yang artinya, "Sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah/mendebat."

Buku ini juga menjelaskan tentang debat sebagai salah satu cara/uslub dakwah, yakni menyeru manusia ke jalan Islam. Yaitu dengan cara yang argumentatif, memberi peringatan atau nasihat yang baik, dan berdebat dengan cara yang baik. Berdebat dalam pandangan Islam adalah dengan mengungkapkan al-haq adalah haq dan al-bathil adalah kebatilan di hadapan orang yang "ngotot" dengan segala kebatilan dan penentangannya yang kuat. Caranya adalah dengan menyerang dan merobohkan argumen batil sekaligus menelanjanginya dengan argumen yang benar secara mengakar dan tepat.

Buku ini juga memaparkan berbagai contoh-contoh debat yang terjadi pada masa Nabi Saw. yang diabadikan di dalam Al-Qur'an. Hal ini memberi bukti bahwa Nabi Saw. sering didebat oleh kafir Quraisy dan beliau menghadapinya dengan kecerdasan berargumen di atas rata-rata. Nabi Saw. senantiasa menggunakan hujah untuk mematahkan bahkan membungkam para penentangnya. Di sisi lain, Nabi Saw. tak lupa menyodorkan Islam sebagai kebenaran dengan memuaskan akal sekaligus menyentuh jiwa mereka.

Buku ini juga mengajarkan Anda bagaimana memberikan pemaparan Islam yang komprehensif. Misalnya ketika Anda mengungkap pendapat lawan bicara Anda dan menjelaskan kekeliruannya, maka waktunya bagi Anda memaparkan pandangan Islam tentang hal tersebut dengan memberikan hujah dan sandaran baru (Islam) yang kokoh dan lurus. Bisa dengan metode fikriyah dan fithriyah, juga dengan kekuatan dalil, ijtihad, serta keimanan yang kuat.

Selain berpatok pada Al-Qur'an dan cara nabi berdebat, buku ini juga mengajarkan bagaimana membentuk kedewasaan jiwa dan kematangan berpikir ketika sedang berdebat. Yaitu dengan meluruskan niat semata karena Allah, senantiasa sabar, tidak emosional, tidak menjatuhkan personal namun merontokkan idenya, memohon kekuatan dari Allah di sepanjang debat, memakai kata-kata yang baik, tepat, cermat mewakili apa yang dimaksud, serta mengembalikan kebenaran mutlak pada Allah Swt.

Buku ini sangat direkomendasikan bagi para aktivis dakwah yang senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar di tengah kondisi zaman yang banyak sekali mengalami tantangan dan penentangan. Bahasa yang digunakan di dalam buku ini begitu mudah dipahami oleh siapa saja. Penulis menggunakan bahasa dan istilah yang ringan agar semua kalangan tidak kesulitan mencerna kata demi kata. Kehadiran buku ini akan sangat membantu Anda menjadi seorang pemikir yang cerdas dan elegan ketika berhadapan dengan lawan bicara Anda, bahkan membantu Anda untuk mengubah paradigma lawan bicara Anda yang sebelumnya berparadigma sekuler menjadi berparadigma Islam yang sahih.[]


Photo : Koleksi pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Miladiah al-Qibthiyah Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Perjalanan Pencarian Identitas di Balik Dinamika Taliban-Afganistan
Next
Wabah Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram