Berpulangnya Yahya Sinwar tidak akan memadamkan api perjuangan dalam membebaskan Palestina.
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan Penulis Derap Dakwah Umayah)
NarasiPost.Com-Yahya Sinwar, namanya terkenal di dunia dan di langit. Terkenal di kalangan pejuang Islam maupun para pembencinya. Terkenal di kalangan penduduk langit atas kegigihan perjuangannya, insyaallah. Sosok pejuang Islam berusia 62 tahun ini gempar setelah dikabarkan tewas dalam medan pertempuran di Palestina. Sudah sejak lama namanya menjadi incaran para musuh Islam lantaran sepak terjangnya dalam mempertahankan Palestina. Lalu, bagaimana kiprah juang perjuang Islam yang satu ini?
Kiprah Juang Yahya Sinwar
Yahya Sinwar (YS) lahir di Khan Yunis, pada 29 Oktober 1962. Sebuah kota yang menjadi ibu kota dari Kegubernuran Khan Yunis. Letaknya di bagian selatan Jalur Gaza. Kabar tewasnya YS tersiar pada 16 Oktober 2024. YS adalah politikus dan menjadi jajaran pemimpin Hamas di Palestina sejak Februari 2017.
Yahya Sinwar menjadi aktivis muslim sejak kuliah di Universitas Islam Gaza. Sebelum bergabung dalam barisan pejuang Hamas, YS mendirikan aparat keamanan di kelompok Ikhwanul Muslimin pada 1985. Kerasnya perlawanan YS dalam menentang penjajahan Israel membuatnya beberapa kali ditangkap dan dipenjara. Ia dihukum karena berpartisipasi dalam melawan Israel.
Pada penangkapan atas dirinya tahun 1988, YS dijatuhi hukuman seumur hidup ditambah 30 tahun penjara oleh Israel. Ia lantas keluar penjara pada 2011 saat Hamas melakukan pertukaran tahanan dengan Israel. Setelah keluar dari penjara, dirinya bergabung bersama Hamas dan menang dalam biro politik kelompok tersebut pada 2012.
Selama bergabung di Hamas, YS menjabat sebagai pemimpin pemerintahan dalam kelompok itu. Setelah tewasnya Ismail Haniyeh (IH) pada Agustus 2024, YS maju menjadi pemimpin baru menggantikan posisi IH pemimpin sebelumnya. Baru dua bulan menjabat, YS diketahui tewas di tangan Israel dalam serangan melawan Israel sejak 7 Oktober 2024.
Baca: Ismail Haniyeh Syahid, Perjuangan Terus Berkobar
Kegigihan dan perjuangan YS dalam melawan Israel terlihat hingga akhir hayatnya. Dari video yang beredar, sebelum tewas YS diketahui mengenakan rompi militer dengan lengan yang terluka dan melemparkan tongkat pada drone yang masuk ke dalam reruntuhan bangunan tempat penyerangan Israel dilakukan. Ia tewas sebagai pejuang sejati yang tidak mundur dalam medan perang.
Hasil autopsi YS tewas karena tembakan di kepala. Hasil itu juga menjelaskan bahwa sebelum tewas, YS telah mengalami luka parah pada lengannya. Ini disampaikan oleh DR. Chen Kugel, Direktur Lembaga Forensik Nasional Israel. (nytimes.com, 18-10-2024)
Perjuangan Tak Akan Berhenti
Sepeninggal Yahya Sinwar, anggota biro politik Hamas menyatakan bahwa Hamas adalah gerakan pembebasan yang dipimpin oleh mereka yang mencari martabat dan kebebasan. Oleh karena itu, Hamas tidak dapat dilenyapkan. (detik.com, 19-10-2024)
Hamas tetap hidup meski para pemimpinnya telah tiada. Sebab kelompok ini bergerak berdasarkan dorongan spiritual yakni dorongan ruhiyah, jihad fi sabilillah. Sebuah dorongan yang dilandasi akidah Islam. Dorongan yang dipenuhi keimanan kepada-Nya. Keimanan yang hakiki bahwa manusia sebagai hamba Allah harus tunduk dan patuh kepada seluruh syariat-Nya. Menegakkan kebenaran dan memberantas kemungkaran.
Perjuangan yang akan terus berlanjut hingga Allah memenangkan agama-Nya atau para pejuang harus menemukan syahid di medan jihad. Inilah yang telah ditunjukkan oleh kelompok Hamas atau yang lainnya. Jamak diketahui bahwa penjajahan yang menimpa muslim di Palestina puluhan tahun lamanya tidak pernah habis melahirkan para pejuang Islam yang istikamah dalam upaya pembebasan Palestina. Meskipun muslim di negeri-negeri lain mengacuhkan mereka, para pejuang Islam khususnya di Palestina akan terus melakukan perlawanan demi mempertahankan tanah Palestina yang menjadi milik umat Islam.
Mari Menyambut Seruan
Tak bergemingnya kelompok Hamas untuk melawan Israel setelah tewasnya Yahya Sinwar menunjukkan bahwa Allah akan senantiasa menghadirkan para pejuang Islam yang ikhlas dan tangguh untuk memegang bara api. Namun, di balik kejadian tersebut, Allah hendak melihat siapa saja mereka yang turut menyambut seruan perjuangan itu dan siapa saja yang mengabaikannya.
Maka dari itu, sudah saatnya umat Islam menyambut seruan Allah untuk menegakkan syariat-Nya. Membebaskan Palestina dan negeri-negeri muslim dari cengkeraman para penjajah. Setiap muslim memiliki andil dalam hal itu. Para pemimpin muslim, memiliki wewenang untuk mengirimkan tentaranya ke Palestina. Muslim lain memiliki kewajiban menegakkan amar makruf nahi mungkar dalam kehidupan. Menyerukan pembebasan Palestina, memberikan pemahaman terhadap ideologi Islam, dan menyadarkan masyarakat muslim agar memenuhi kewajiban untuk mengambil Islam secara keseluruhan.
Bukankah umat Islam semua bersaudara? Sebagaimana hadis Rasulullah saw.,
“Muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Tidak boleh menzaliminya dan tidak membiarkannya (dizalimi).” (HR. Mutafaq Alaih)
Sungguh, kelak setiap muslim akan ditanya oleh Allah Taala atas tanggung jawab kita kepada sesama muslim. Jangan biarkan sekat nasionalisme membelenggu umat Islam. Kini, umat Islam harus bersatu di bawah satu kepemimpinan. Yaitu kepemimpinan seorang khalifah yang akan menyatukan umat Islam dalam naungan Daulah Islam.
Wallahu a’lam bishawaab. []
Beliau telah menyelesaikan tugas mulianya di dunia dan kini kembali kepada Allah Sang Pemilik segala yang bernyawa. Menikmati kemuliaan di sisi Allah dan berkumpul bersama para syuhada lainnya.
Semoga Allah merahmatimu, wahai syuhada.
Pejuang boleh mati, tp perjuangan tidak akan berhenti.
Pejuang boleh gugur, tp perjuangan tidak akan pernah luntur.
Barakallah Mbak Firda..
Semangat membara dan perjuangn tiada pupus demi membela kehormatan saudaranya Di Palestina hingga beliau pun Syahid..barakallah mba Firda
Jazakumullah khoiron