Cek Khodam, Bagaimana Islam Memandangnya?

Cek khodam

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas cek khodam sejatinya memiliki bahaya bagi akidah kita, Sobat, sebab sama dengan mendatangi peramal.

Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Halo, Sobat, apa kabar?  Semoga kalian baik-baik semua, ya. Oh ya, kalian sudah tahu belum bahwa akhir-akhir ini warganet sedang diramaikan dengan fenomena cek khodam? Kalimat ajakannya kurang lebih seperti ini, Sobat, "Ketik nama kalian di komentar, saya akan melihat apakah kalian mempunyai khodam pendamping." Ada juga begini, Sobat, "Silakan tap-tap layar dan berikan gift untuk cek khodam pendampingmu." Kalimat ini ramai menghiasi akun cek khodam di media online live TikTok dan kini merambah ke media Instagram dan X.

Sebagian orang yang merasa penasaran apakah mereka memiliki khodam pendamping pun ikut masuk ke dalam live dan tidak segan menuliskan nama mereka. Lantas, apakah kalian sudah tahu, Sobat, apa itu khodam? Bagaimana pandangan Islam tentang cek khodam tersebut? Yuk, simak penjelasannya, ya, Sobat.

Mengenal Khodam

Sobat, menurut beberapa sumber, khodam ternyata berasal dari bahasa Arab yakni dari kata khodama-yakhdumu-khodim yang artinya pembantu. Maksudnya adalah pembantu yang akan membantu manusia dalam urusan tertentu, bahkan disebut-sebut dia juga sebagai pelindung manusia dari mara bahaya. Sedangkan menurut petuah Jawa, khodam artinya prewangan, Sobat. Khodam umumnya berkaitan dengan hal-hal gaib atau mistis. Ia juga diartikan sebagai sosok gaib yang membantu manusia dari kalangan jin.

Tidak hanya itu, Sobat, khodam itu juga pada umumnya diartikan sebagai hubungan antara manusia dengan jin atau makhluk gaib. Siapa pun yang memiliki khodam ternyata dianggap bisa berkomunikasi dengan jin dan hal-hal mistis. Waduh, seram juga ya, Sobat. Selain itu, khodam juga diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan segala problem dalam kehidupan manusia, Sobat.

Nah, khodam ada yang didapatkan dari leluhur, seperti warisan dari nenek moyang untuk menjaga anak atau cucunya. Ada juga yang didapatkan secara mandiri, yakni mereka bersekutu dengan jin. Ada juga yang jin tersebut ikhlas mengikuti si tuannya tanpa diminta olen si pemilik. Bentuk khodam bermacam-macam, ada bentuk singa putih, harimau, burung, dan lainnya. Nah, itulah arti dari khodam, Sobat. Kalian sudah dapat gambaran, ya, apa itu khodam. Oke, lanjut.

Cek Khodam, Demi Cuan?

Sobat, kalian tahu tidak, akibat rasa penasaran dari netizen yang ingin mengetahui apakah mereka memiliki khodam atau tidak, akun cek khodam pun mulai menjamur, lo.  Banyak akun yang mengaku sebagai peramal dan mereka bisa mengecek khodam seseorang hanya dengan menuliskan nama mereka. Bahkan, ada beberapa akun peramal yang bisa memberikan khodam kepada netizen saat mereka tidak memiliki khodam.

Selain itu, Sobat, banyak akun-akun lain yang mereka mengaku tidak hanya bisa mengetahui khodam pendamping, tetapi mereka bisa mengetahui kecocokan pasangan dengan menyebutkan nama pasangan mereka. Kemudian, ada juga yang bisa membaca takdir baik ataupun buruk dalam hidup seseorang pada masa depan. Aneh, enggak, tuh?  Sudah kayak Tuhan aja, ya, Sobat.

Nah, menurut Psikolog Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusa) Maryam, banyaknya akun cek khodam yang bermunculan itu disebabkan mereka tergiur dengan gift yang diberikan oleh warganet. Memang sih, tidak dimungkiri bahwa ada beberapa akun peramal yang memasang tarif berupa gift pada live TikTok. Ya, lumayan ya, Sobat. Bermodal asal sebut saja sudah dapat cuan lewat gift. Namun anehnya, Sobat, tidak sedikit dari para netizen yang rela memberikan gift agar mereka tahu apakah mereka memiliki khodam ataukah tidak. Wah, rasa penasaran telah mengalahkan akal sehat mereka.

Bahaya Cek Khodam

Sobat, di sini ada yang ikut-ikutan cek khodam, tidak? Semoga tidak ada, ya sebab cek khodam atau meramal khodam sangat identik dengan memprediksi sesuatu di luar pancaindra kita. Begitu pula dengan aktivitas meramal, Sobat. Kedua aktivitas tersebut tidak jauh berbeda, lo.

Patut kita pahami, Sobat, bahwa hal-hal yang gaib atau sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh pancaindra manusia sejatinya hanya Allah yang bisa mengetahuinya. Manusia tidak memiliki kuasa akan hal tersebut.

Aktivitas cek khodam artinya sama saja dengan kita mendatangi peramal. Sedangkan mendatangi peramal untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi, apalagi hingga meminta perlindungan selain Allah, baik dalam keadaan serius maupun bercanda, dilarang oleh Allah dan Rasulullah, bahkan termasuk dalam dosa besar. Rasulullah bersabda, "Barang siapa mendatangi tukang tenung (peramal), lalu dia bertanya kepadanya suatu hal maka salatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam." (HR. Muslim). Astagfirullah.

Kemudian, ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya, "Dia mengetahui yang gaib. Lalu Dia tidak memperlihatkan yang gaib itu kepada siapa pun, kecuali kepada rasul yang diridai-Nya. Sesungguhnya Dia menempatkan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya." (QS. Al-Jin: 26-27).

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas cek khodam sejatinya memiliki bahaya bagi akidah kita, Sobat, sebab sama dengan mendatangi peramal. Apalagi sampai kita mempercayai bahwa khodam bisa membantu manusia dalam segala hal dan meminta bantuan kepada selain Allah. Ini sangat bahaya, Sobat. Oleh karenanya, ketika kita juga ikut-ikutan mengecek khodam, baik sekadar iseng maupun serius ingin mengetahui apakah kita memiliki khodam ataukah tidak itu bisa menimbulkan syirik. Oleh karenanya, yuk, jauhi hal-hal seperti itu.

Peran Penting Negara

Nah, Sobat, kalian tahu tidak, menjamurnya akun yang menyesatkan sejatinya itu semua akibat dari hilangnya fungsi negara untuk me-riayah urusan rakyat. Negara yang harusnya melindungi akidah rakyatnya justru abai terhadap hal ini. Hal ini tidak aneh, Sobat, sebab negara dalam sistem kapitalisme sekuler hanya memikirkan manfaat atau materi dari sebuah kepemimpinan.

Di sisi lain, akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler, asas kebebasan menjadi standar perbuatan mereka. Asalkan tidak membuat orang lain rugi maka hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Entah perbuatan itu bertentangan dengan hukum syarak ataupun tidak, mereka tidak peduli.

https://narasipost.com/teenager/07/2024/tren-cek-khodam-boleh-enggak-ya/

Selain itu, asas pemisahan agama dari kehidupan membuat kaum muslim jauh dari agamanya. Asal kalian tahu, sistem ini menggiring kaum muslim untuk menyandarkan kebahagiaan hidup pada dunia yang fana ini. Alhasil, mereka akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kebahagiaan yang saat ini standarnya adalah cuan. Ya, tidak dimungkiri, siapa yang memiliki uang banyak maka merekalah yang berkuasa dan bisa mendapatkan kebahagiaan. Tidak heran kalau banyak kaum muslim juga yang terjerumus pada aktivitas cek khodam. Wah, ini standar yang salah ya, Sobat, sebab merupakan standar ala kapitalisme.

Namun, hal ini berbeda dengan saat Islam dijadikan sebagai standar hidup dan aturan di segala aspek kehidupan, mulai dari ekonomi hingga perpolitikan. Islam mewajibkan seorang khalifah untuk menjaga rakyatnya dari berbagai hal yang dapat merusak akal dan mengancam akidah kaum muslim, serta segala sesuatu yang bisa menjerumuskan manusia dalam kekufuran, salah satunya aktivitas cek khodam tersebut.

Khalifah dalam Islam benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pe-riayah urusan rakyat sebab mereka tahu bahwa sebuah kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat oleh Allah. Dalam aktivitas penjagaan akidah Islam, khalifah akan memfilter berbagai media dari konten-konten yang tidak bermanfaat. Jika terdapat konten ataupun akun yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan akal manusia, seperti aktivitas cek khodam, negara akan memblokir akun tersebut secara permanen.

Tidak hanya itu, Sobat. Negara Islam juga akan memberikan sanksi tegas bagi oknum-oknum yang melanggar aturan tersebut. Kalian pasti tahu bahwa sanksi dalam Islam itu sangat menjerakan, dia juga adil bagi seluruh rakyat. So, pasti akidah kaum muslim terjaga dengan penerapan Islam dalam bingkai Khilafah Islamiah. Wallahua'lam bishawab. []

#MerakiLiterasiBatch2
#NarasiPost.Com
#MediaDakwah

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Siti Komariah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Adiksi Judol Mengancam Generasi!
Next
Bansos dan Judol: Kalah Menang Tetap Untung Tetap Buntung
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
4 months ago

Miris deh. Konten-konten semacam ini yang jelas berbahaya untuk akidah kok viral. Begitu deh kalau kehidupan yang jauh dari Islam, segala macam dilakukan.

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
4 months ago

Sistem yang rusak membuat umat Islam makin jauh dari agamanya.

novianti
novianti
4 months ago

Revolusi teknologi yang tidak didasarkan pada agama membawa pada revolusi kemaksiatan. Sanga cepat dan masif. Dulu mau ke dukun, ga gampang. Sekarang, lewat medsos bisa mirip ketemu dukun. Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.

Siti Komariah
Siti Komariah
Reply to  novianti
4 months ago

Bener Mbak. Walaupun dengan alasan bercanda. Tapi tetap dosa. Makasih dah mampir Mbak

Desi
Desi
4 months ago

Viral bgt cek khodam ini yaa. Kemarin nyimak di ngaji subuh sekarang baca lagi tulisan mbak siti versi teenager nya... MaasyaAllah.. Semakin terasa kita betul" Krisis dalam hal aqidah.. Sudah sangat urgent hadirnya Khilafah.

Siti Komariah
Siti Komariah
Reply to  Desi
4 months ago

Viral Mbak. Saya buka tiktok berseliweran. Dan hampir semua kanal medsos ada. Bahkan web pun ada. Makanya banyak ustadz yang menjelaskan hukumnya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram