Islamic Self Love

” Sayangnya, konsep self love yang dijajakan hari ini tidak memiliki akar yang benar. Ia bertentangan dengan fitrah manusia. Hari ini kita disuguhi konsep self love ala Barat.”

Oleh. Keni Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Siapa sih yang gak pernah insecure? Aku yakin kamu pasti pernah merasakannya. Aku juga, kok. No problem! Itu tandanya kita manusia. Wajar banget kalau ada rasa minder atau kecil hati. Ditambah, hari ini dunia digital sudah jadi makanan sehari-hari. Orang bersosialisasi tidak perlu keluar rumah, cukup memegang barang gepeng segenggaman tangan, kita sudah bisa menelurusuri dunia. Media sosial menjadi wadah manusia abad ini untuk saling bertegur sapa.

Sudah menjadi tabiat bahwa setiap pengguna media sosial akan mengunggah postingan terbaik miliknya. Entah konten jalan-jalan, barang baru, circle menyenangkan tentu saja dipilih yang kualitasnya terbaik untuk disajikan. Di sisi lain, gaya hidup hedonistik ala pemengaruh seolah menjadi role model yang paling layak untuk diikuti. Dari cara berpakaian, berpikir, bertutur kata, belanja, dan lainnya dijadikan patokan keberhasilan para pengguna media sosial. Inilah jalan lahirnya hati-hati ciut yang jengah dengan zaman. Mereka insecure, merasa dirinya tak berarti apa-apa.

Secara fitrah, perasaan insecure ini meniscayakan lahirnya keinginan untuk bangkit. Sejak BTS digandeng PBB 2018 lalu, diksi self love semakin ke sini semakin mendunia. RM dan member BTS lain berhasil mengampanyekan hidup bahagia melalui lagu Love Myself. Sejak saat itu, kesehatan mental dan self love menjadi bahasan santer di kalangan pemudi abad ini, yang katanya banyak menanggung mental illness.

Sayangnya, konsep self love yang dijajakan hari ini tidak memiliki akar yang benar. Ia bertentangan dengan fitrah manusia. Hari ini kita disuguhi konsep self love ala Barat. Intinya, jika kita mencintai diri sendiri maka kita bebas berekspresi apa saja. Tentu ini menyelisihi watak dasar manusia. Sejatinya manusia adalah makhluk, ia hamba, sudah selayaknya ia tunduk pada Sang Pencipta, yakni Allah Subhanahu Wataala.

Bagaimana bisa kita seorang muslim tetapi akrab dengan konsep yang bertentangan dengan akidah Islam? Pertama, kita harus paham dulu, tentang akar konsep cinta diri sendiri yang viral hari ini. Mendengar diksi “bebas” tentu tak jauh dari liberalisme dan sekutunya. Kebebasan adalah wujud dari ideologi kapitalisme di mana asas berpikirnya adalah sekularisme. Ketika agama tak lagi dijadikan pegangan, maka jadilah hidup ini penuh kebebasan. Self love hari ini adalah manifestasi ideologi kapitalisme.

Apa si kapitalisme itu? Ialah sebuah ideologi yang memandang bahwa hidup itu untuk mengejar materi, keuntungan, dan pengakuan. Jika seseorang berjuang mati-matian untuk meraih materi berlimpah dan mengharap pengakuan atas dalih mencintai diri sendiri, maka sejatinya ia sedang mememperjuangkan self love ala kapitalisme. Sadar atau tidak, jika materi dan pengakuan kita jadikan “Tuhan”, itu sudah menjadi tanda sederhana bahwa kita mengambil ideologi kapitalisme sebagai cara berpikir.

Kedua, dari mana seseorang mendapati pemahaman self love ala kapitalisme? Sadarlah, Bestie! Kita hari ini hidup di negara yang menjalankan kapitalisme sebagai sistem kehidupan. Sistem pendidikannya, sekuler. Sistem ekonominya, menguntungkan para kapitalis. Sistem kesehatan, transportasi, dan lain-lain diserahkan ke swasta dengan orientasi untung-rugi.

Islam tidak diajarkan secara sistematis oleh negara di bangku sekolah, melainkan hanya individu yang mau bersungguh-sungguh mendalami Islam. Label negeri mayoritas muslim tidak berdampak apa-apa, sebab rakyat tidak ada yang memedulikan aturan agama dalam kehidupannya. Inilah bentuk sekularisme sebuah negara. Muslim mayoritas rakyatnya, tetapi kebijakan pemerintah belum tentu mencerminkan.

Di sekolah, peserta didik tidak ditanamkan gambaran yang benar tentang hidup. Akidah Islam tidak diakarkan. Lahir generasi fomo (fear of missing out, takut ketinggalan zaman) yang melakukan tren apa pun tanpa pikir panjang. Di rumah, anak muda berinteraksi dengan para influencer melalui media sosial. Buah didikan kapitalisme, nilai yang disuguhkan para pemengaruh juga tak jauh dari sifat liberal. Belum lagi lagu, film, berita, dan iklan di televisi, semua mengkampanyekan nilai sukses ala kapitalisme. Seolah, bahagia adalah tentang harta dan tahta. Maka tak aneh jika self love para pemuda ya ala kapitalisme, sebagai bentuk penyesuaian dan pertahanan diri.

Sayangnya, tidak ada yang menyadari hal itu. Semua terjadi begitu saja. Hari dilewati sebagaimana contohnya. Jika arus berwarna biru, kita pun sama. Namun jika kuning, kita tak ada gagasan berbeda selain mengikutinya. Dan tentu saja ini berbahaya. Sebab sejatinya self love ala kapitalisme sangat merusak kita semua.

Kita disibukkan dengan diri sendiri, sampai lupa dengan tujuan hidup yang sejati. Manusia berbondong-bondong mengumpulkan harta hanya untuk menyambung nyawa. Padahal kita hanya budak roda kapitalisme di mana para bos besar menikmati kekayaannya. Kita bahkan cuek dengan kerusakan sekitar, menjadi individu berhati batu dari seruan ke jalan yang benar. Di antara para pemuda yang sibuk berzina, nge-riba, narkoba, aborsi, kita peduli apa dengan mereka?

Tidak bisa diam saja, kita harus ambil bagian. Dimulai dari diri sendiri, mari kita pahami hakikat hidup ini. Dalam pandangan Islam, menjalani self love harus sesuai dengan tujuan kita diciptakan. Jika benar kita mencintai diri sendiri, maka harusnya kita sibuk merayu Allah dalam setiap aktivitas kita. Kita tidak berjalan kecuali dalam rel syariat Islam. Sebab kita yakin bahwa hidup ini hanya perantara kehidupan kita selanjutnya. Maka mencintai diri sendiri harus terealisasi dengan persiapan terbaik untuk kehidupan indah di surga-Nya.

Tidak ada jalan lain untuk mendalami akidah Islam kecuali dengan duduk bermajelis, mengkaji ayat cinta Allah. Selain itu, kita harus berjuang melawan ideologi kapitalisme dengan duplikasi diri. Mari kita dakwahkan apa yang telah kita kaji ke tengah-tengah umat, supaya amanah perjuangan terasa lebih ringan. Harapan kita, umat akan membulatkan suara agar Islam nyata aplikatif oleh negara. Wallahua’lam bishowab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Keni Rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pro dan Kontra Wisuda, Ajang Unjuk Prestasi atau Gengsi?
Next
Menjadi Orang Hebat Meski Fisik Tidak Lengkap
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

10 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Keni Rahayu
Keni Rahayu
1 year ago

Waah ramai yang komen, nulis lagi ahhh

Neni Nurlaelasari
Neni Nurlaelasari
1 year ago

Self love yang diadopsi generasi saat ini tidak sesuai aturan Allah. Maka tetap akan ada dampak negatifnya. Hanya dengan mengkaji Islam secara menyeluruh, agar self love yang diadopsi sesuai syariat Allah.

Reva Lina
Reva Lina
1 year ago

Yups benar tidak ada jalan lain untuk mendalami akidah Islam kecuali dengan duduk bermajelis, mengkaji ayat cinta Allah. Selain itu, kita harus berjuang melawan ideologi kapitalisme dengan duplikasi diri. Agar generasi sekarang tak terjerumus jeratan dari dunia yang salah ini.

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Generasi zaman now memang harus diluruskan kepada makna self love yang benar

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Generasi zaman now memang harus diluruskan dari makna self love yang benar.

R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

Self love ialah ketika menjadikan diri sendiri yang jelas fana ini tunduk patuh sepenuhnya pada Rabb Yang Maha Kuasa.. bahkan tak lupa juga mengajak orang lain untuk berbuat hal yang sama..

Mimy Muthamainnah
Mimy Muthamainnah
1 year ago

Self love bablas ala Barat tak boleh terus dibiarkan mengerogoti generasi muda hari ini, harus ada upaya lebih mengembalikan hakikat self love yg hakiki. Dengan mennggencarkan dakwah Islam kaffah dan mengajaknya berpikir memahami tujuan hidupnya. Bila pola pikirnya bangkit bisa dipastikan menjadikan dirinya hamba yg bertakwa.

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
1 year ago

Ngeri...generasi z terkungkung dalam siatem kapitalisme liberal
Saatnya kita menasehati sejak dini,
Masih sulit membentuk masyarakat yg berfikir sama, sedihnyaa....

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

MasyaAllah, barakallah

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram