Seharusnya kesabaran itu menjadi bahan bakar untuk semangat dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, serta melawan kedukaan juga kemarahan.
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sabar adalah hal yang paling mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Sering kita mendengar kalimat “sabar itu ada batasnya.” Bahwa kesabaran itu suatu saat akan mencapai batasnya dan habis. Ketika kita bisa menahan amarah, maka kesabaran itu masih ada. Namun, jika kita tidak mampu menahan amarah dalam menghadapi suatu masalah, kesabaran kita telah mencapai batasnya.
Sabar adalah sebuah istilah dari bahasa Arab yang kemudian diserap dan menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah shabara. Adapun bentuk infinitif atau masdar-nya adalah shabran. Menurut bahasa, arti sabar adalah menahan dan mencegah. Demikianlah, karena sejatinya manusia hanyalah harus bersabar dalam setiap kesulitan, karena yang dapat menyelesaikan masalah hanyalah Allah. Bahkan hal yang sering manusia lupa, bahwa Allah tidak akan membebani manusia di luar kemampuannya. Akan tetapi, manusia terlalu sibuk mengeluh, lari, yang akhirnya menyerah dan menyalahkan.
Dalam kitab Al-Fawa’id, hal. 95, Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Kedudukan sabar bagi iman layaknya kepala bagi seluruh tubuh. Ketika kepala telah terpotong, maka tidak ada lagi kehidupan bagi tubuh.” Demikianlah hakikat kesabaran, ia adalah puncak keimanan seorang hamba. Karena hakikat kesabaran sendiri adalah menahan diri dari rasa cemas, gelisah, dan juga emosi yang berlebihan. Kesabaran adalah bagaimana menahan lisan dari keinginan berkeluh kesah, serta upaya menerima ujian dari-Nya dengan hati yang lapang.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata dalam Syarah Tsalatsatul Ushul, hlm. 24, “Sabar bermakna meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahan diri dari perbuatan maksiat kepada-Nya, serta menjaga dirinya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi ketetapan Allah.”
Kesabaran bagi Seorang Mukmin
Kesabaran semestinya merupakan karakter utama bagi seorang mukmin. Bahkan tidaklah sempurna keimanan seseorang jika tidak disertai dengan kesabaran. Kesabaran harusnya melekat pada kehidupannya, di setiap saat dan tempat, situasi dan juga kondisi. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Imam Muslim, ''Sungguh mengagumkan perihal orang yang beriman, karena segala urusannya adalah kebaikan baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan ada melainkan hanya pada orang-orang yang beriman, yaitu ketika ia mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, sebab ia mengerti bahwa hal itu adalah yang terbaik untuknya. Dan apabila ia ditimpa musibah ia bersabar, karena paham bahwa hal itu merupakan yang terbaik baginya.''
Hadis di atas menjadi dalil bahwa Rasulullah memerintahkan umatnya untuk senantiasa bersabar, tanpa menyebutkan tentang adanya batas atas kesabaran itu. Ketika kesabaran memiliki batas, maka sesungguhnya ia adalah ketidaksabaran. Seorang mukmin harus selalu yakin bahwa dalam setiap kesulitan ada kebaikan. Dan yang harus ia lakukan hanyalah menghadapinya dengan kesabaran.
Macam-Macam Sabar
Para ulama menyebutkan bahwa sabar ada tiga macam. Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyebutkan dalam Syarah Tsalatsatul Ushul, hlm. 24 bahwa sabar itu terbagi menjadi tiga macam:
1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.
Karena keadaan iman seorang hamba tidaklah akan terus berada pada tingkat terbaik. Bahkan ia terkadang akan turun dan terjun pada level terendah sehingga untuk menjalankan ketaatan pun akan terasa begitu berat. Dengan demikian, ia memerlukan kesabaran dalam setiap situasi sulit itu untuk senantiasa memompa imannya agar terus berada pada jalurnya.
2. Bersabar untuk meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah.
Sebab setan tidak akan pernah beristirahat untuk tidak menggoda manusia agar terperosok dalam jurang kemaksiatan. Akan dibuatnya terlihat indah segala sesuatu yang dilarang oleh Allah. Di sinilah kadang manusia sulit untuk terus istikamah dalam ketaatan. Ketika ia sekali waktu sukses menghindarinya, maka akan datang lagi godaan itu terus menerus. Maka kesabaran menjauhi kemaksiatan sangat penting bagi seorang hamba agar tidak terjerembab dalam kemurkaan Allah.
3. Bersabar dalam menghadapi ketetapan Allah dalam hidupnya.
Karena hidup adalah ujian. Takdir Allah adalah ujian bagi manusia, dan ketetapan Allah itu bisa berupa hal-hal yang menyakitkan dan menyedihkan yang berasal dari dalam dirinya sendiri, juga gangguan eksternal yang berasal di luar kekuasaan manusia, ataupun gangguan dari orang lain.
Menguatkan hal ini adalah firman Allah dalam surah Al-Kahfi ayat 28,
“Dan bersabarlah kalian bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan kesenangan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang telah Kami lalaikan hati mereka dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya sehingga keadaan mereka itu melampaui batas.”
Ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keinginan berlepas dari orang-orang yang saleh yang senantiasa berdakwah menyeru agama Allah. Juga sebagai pencegahan dari keinginan mencari teman yang buruk yang terus melakukan kemaksiatan sehingga Allah melalaikan hati mereka dari mengingat nama-Nya.
Dalam mengupayakan kesabaran, seorang yang beriman haruslah senantiasa meneladan Rasulullah salallahu alaihi wasallam. Beliau adalah sebaik-baik teladan. Karena beliau adalah sebaik-baik manusia dan yang paling sempurna keimanannya. Sikap sabar beliau dalam menghadapi penolakan dengan segala perlakuan menyakitkan dari kaumnya, mendakwahkan Islam, serta dalam peperangan menghilangkan rintangan dakwah. Allah memerintahkan kepada orang beriman untuk senantiasa bersabar dengan kesabaran tanpa batas, karena Allah telah menyediakan balasan pahala yang tak terbatas bagi siapa saja yang mau bersabar. Kesabaran adalah bukti dari keteguhan iman seorang mukmin. Allah pun menjanjikan pahala tak terbatas bagi mereka yang bersabar. Salah satunya seperti firman-Nya dalam surah Az-Zumar ayat 10,
"Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."
Sabar Tak Bertepi
Jadi kesabaran seorang hamba yang beriman haruslah tanpa tepi, tanpa batas. Batas kesabarannya haruslah ketika kesabaran itu mengantarkannya menuju gerbang surganya Allah, ketika malaikat menyambutnya untuk memasuki surga dan memberi selamat kepadanya dikarenakan kesabarannya. Seperti yang Allah cantumkan dalam surah Ar-Ra'd ayat 24,
سَلَٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى ٱلدَّارِ
"Para malaikat mengucapkan, 'Salamun 'alaikum bima shabartum (keselamatan bagi kalian karena kesabaran kalian).' Maka betapa baiknya tempat kesudahan itu."
Oleh karenanya, sebagai seorang yang beriman, seharusnya kita berhati-hati dengan ucapan bahwa sabar itu ada batasnya. Karena ini bukanlah yang diajarkan oleh syariat Islam. Upayakan kesabaran itu, dengan senantiasa meminta pertolongan kepada-Nya dengan sabar dan salat sebagaimana yang diperintahkan oleh-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 153
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
''Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan salat, sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar.''
Dalam kitab At-Tafsirul Munir li Ma’alimit Tanzil, juz I, halaman 36, Syekh Nawawi menjelaskan tafsir ayat di atas, yaitu dengan sabar dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban-Nya dan meninggalkan maksiat kepada-Nya, serta ketika ditimpa ujian-Nya.
Sungguh, bukan kesabaran kita yang terbatas, tetapi kita sendirilah yang membatasi kesabaran dalam diri kita. Seharusnya kesabaran itu menjadi bahan bakar untuk semangat dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, serta melawan kedukaan juga kemarahan. Kita bersabar bukan bermakna kita kalah dan tak berdaya. Namun, kesabaran haruslah menjadi kekuatan kita dalam menghadapi ujian dan cobaan, baik dari dalam diri maupun ujian yang datang dari luar.
Wallahu a'lam bishawab. []
Sabarlah dalam bersabar..
Jangan batasi sabarmu..
Easy to say, but hard to do..
Don't worry because the pay is unlimited..
Masya Allah. Tulisannya rasa muhasabah. Kesabaran sebagai bahan bakar dalam ketaatan. Semoga kita bisa terus bersabar dalam setiap kondisi.
Yup, kesabaran itu tidak ada batasnya, namun kitalah yang selalu membatasi kesabaran itu sendiri.
Masyaallah, betul sangat. Kata sabar itu mudah diucapkan tetapi sulit dikerjakan, sebagaimana kata ikhlas. Tapi sebagai seorang muslim tetap harus belajar bersabar atas segala sesuatu, baik dalam ketaatan, larangan, maupun ujian.
Learning by doing ya mb..ya Allah mudahkanlah..
MasuaAllah, semoga kita tergolong orang-orang yang sabar tanpa tepi. Sebab, benar apa yang dikatakan mba Aya. Mudah dikatakan tapi sulit dilakukan
Aamiin yaa mujibassaailiin