"Wanita adalah tiang negara, jika ia baik, baik pula negara itu, tetapi jika perempuannya buruk, buruk pula negara tersebut."
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Islam memiliki pandangan yang khas terhadap perempuan. Islam tidak memandang kaum wanita sebagaimana agama dan peradaban lain memandang perempuan. Ketika peradaban lain menganggap perempuan sebagai manusia kedua, atau bahkan sebagai aksesori semata, maka Islam mempunyai pandangan yang sangat kontradiktif dengan hal itu. Perempuan di dalam Islam mempunyai kedudukan yang mulia dan terhormat.
Di dalam Islam, perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Bahkan Islam mengangkat derajat perempuan sedemikian rupa hingga mempunyai kedudukan dan kontribusi penting bagi kehidupan manusia. Sedari awal kehidupan seorang manusia tak bisa dilepaskan dari peran seorang ibu atau perempuan. Oleh karena itu, Islam memberinya tugas penting untuk mempersiapkan generasi unggul penerus estafet kepemimpinan dalam peradaban, yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga.
Sebagai ibu, perempuan berperan paling utama dalam setiap napas diri seorang manusia. Dari mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, mengasuh hingga mendidik dan mengarahkan pandangan manusia terhadap kehidupan. Di sinilah kita mengenal ibu adalah madrasah al-ula, yaitu sebagai pendidik pertama manusia. Di tangannya, manusia mulai mengenal Tuhannya, mengerti hakikat penciptaannya, memahami tugasnya sebagai khalifah di muka bumi, serta sebagai pewaris kepemimpinan Islam.https://narasipost.com/opini/09/2022/hanya-islam-yang-memuliakan-perempuan/
Selain itu, perempuan juga sebagai pengatur rumah tangga suaminya. Suami adalah nakhoda dalam sebuah bahtera rumah tangga, dan perempuan atau istri adalah sebagai partner yang setia. Ia akan menjadi teman yang senantiasa mendampingi kala riak ombak ataupun gulungan badai mengadang. Ia akan menjadi penyejuk mata pada saat suami penat dengan segala beban kepemimpinan. Dia akan menjadi secercah sinar mentari pagi yang menyambut suami ketika gundah dengan segala hiruk pikuk dunia. Dia tempat bersandar dengan kedalaman empatinya, tempat mencurahkan cinta dengan kelembutannya, serta tempat diskusi yang menyenangkan dengan kejelian berpikirnya.
Sungguh perempuan dalam Islam merupakan tonggak dibangunnya sejarah kehidupan. Dia seperti yang dikatakan dalam sebuah pepatah, "Wanita adalah tiang negara, jika ia baik, baik pula negara itu, tetapi jika perempuannya buruk, buruk pula negara tersebut."
Mengapa perempuan dianalogikan sebagai tiang? Jika kita renungkan, tiang merupakan komponen pokok dalam sebuah bangunan. Ia kadang tak terlihat, tetapi perannya sangatlah penting, dan keberadaannya sendiri adalah keharusan atau tak tergantikan. Jika sebuah rumah dibangun tanpa tiang penyangga, sungguh akan sangat riskan mengalami kehancuran. Dengan peran penting ini, seharusnya para perempuan muslimah menyadari betapa mulia kedudukannya dalam keberlangsungan sebuah kehidupan. Hal ini menjadikan tidak ada alasan baginya untuk menjadi hina dengan meninggalkan atribut kemuliaannya itu sembari meneteskan air liur memuja kebebasan ala wanita kafir.
Dengan kesadaran bahwa wanita memiliki kontribusi penting dalam kehidupan, harusnya para perempuan senantiasa malecut diri dalam kekukuhan akidah, dalam ketinggian adab, serta keluasan tsaqafah. Ketundukannya kepada Rabb-nya yang senantiasa membimbingnya dalam kemuliaan. Ia akan menjaga dirinya dari perilaku yang dapat merendahkan martabat dirinya, serta berusaha untuk terus membekali diri dengan ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu syar'i maupun ilmu duniawi.https://narasipost.com/opini/11/2020/keadilan-dalam-khilafah-bagi-perempuan/
Perempuan hebat akan menjadikan pahlawan-pahlawan Islam hebat sebagai teladan. Ia tak akan menjadikan perempuan-perempuan Barat pemuja kebebasan sebagai role model kehidupannya. Ia akan menjaga kemaluan, pandangan, serta harga dirinya, demi cita-cita agung sebagai ummu ajyal, atau ibu generasi. Ia akan mematut dirinya dengan pesona keindahan wanita pewaris surga, mengikuti dan meneladan mereka. Merekalah contoh nyata perempuan pembangun peradaban. Pesona kemuliaan mereka semerbak harum dalam balutan rida Tuhannya.
Berikut beberapa perempuan yang memiliki pesona luar biasa dalam menjalankan kontribusinya dalam kehidupan:
1. Khadijah binti Khuwailid
Beliau adalah seorang perempuan mulia dari kaumnya. Ia merupakan salah seorang tokoh elite, serta seorang pengusaha sukses Makkah. Kedudukan mulia ini bahkan ia bangun dan dapatkan sebelum menikah dengan Baginda Rasulullah. Setelah pernikahannya dengan Nabi, ia pun memainkan perannya secara cemerlang dengan mendukung serta ikut menyebarkan Islam. Kontribusinya untuk dakwah tak ada tandingan. Cintanya kepada Rasulullah, ia buktikan dengan pengorbanan yang besar, tak hanya hartanya yang habis di jalan dakwah, tetapi juga keikhlasan dan kesetiaannya dalam membersamai beratnya perjuangan Rasulullah pada masa-masa awal dakwah Islam di Makkah.
Cukuplah sabda Nabi berikut sebagai saksi betapa mulianya kedudukan beliau di dalam Islam. Sebuah hadis riwayat Imam Ahmad, 6:117, dari Ummul Mukminin, Aisyah ra. berkata ketika suatu saat ia cemburu kepada Khadijah, Rasulullah menyampaikan, “Allah tidak menggantikan Khadijah dengan seorang wanita mana pun yang lebih baik darinya. Ia mengimaniku kala orang-orang mengingkariku, ia membenarkanku saat orang-orang mendustakanku, ia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang menahan hartanya dan tidak membantuku, dan sungguh Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak ketika Allah tidak menganugerahkan kepadaku dari wanita-wanita yang lain.”
2. Fatimah al-Zahra’ binti Muhammad
Mendapatkan julukan Ummu Abiha atau ibu dari ayahnya menunjukkan tingginya kedudukan Fatimah di sisi Rasulullah. Ia adalah salah satu anak perempuan Rasulullah dengan Khadijah binti Khuwailid. Fatimah lahir dan tumbuh dalam pengasuhan rumah tangga kenabian, membuatnya mampu meraih derajat tertinggi serta kecemerlangan dan kefasihan sebagai perempuan. Kekukuhan cintanya, ia buktikan dalam sigapnya ia membantu dakwah Rasulullah setelah sepeninggal ibundanya, dialah yang merawat dan mempersiapkan keperluan Rasulullah.
Juga dengan pembelaannya terhadap ayahnya yang begitu luar biasa tanpa gentar, meski ancaman dan siksaan musyrik Quraisy terus ditujukan kepada keluarga nabi. Rasulullah pun begitu mencintai Fatimah. Beliau bersabda dalam hadis sahih riwayat Imam At-Thabrani dalam Mu’jam Kabir no.18446 berikut, "Sesungguhnya Fatimah merupakan bagian dari diriku, siapa yang menyakitinya, maka ia telah menyakitiku, dan siapa membuatnya marah maka ia pun telah membuatku marah.”_
3. Nusaiba binti Ka’ab al-Anshariyyah
Nusaiba merupakan salah seorang sahabiyah dari kaum Anshar, yaitu dari suku Bani Najjar dan termasuk yang paling awal masuk Islam di antara penduduk Madinah. Ia dikenal dengan sebutan Umm ‘Ummarah. Ia menyandang banyak keutamaan dan keberanian sebagai sahabiyah. Salah satu keberaniannya adalah ketika ia mengambil peran dalam Perang Uhud. Ketika dia membawa pedang dan perisai, berperang melawan kafir Quraisy dan menjadi tameng Rasulullah pada saat pasukan kaum muslim terpojok di bukit Uhud, yang menyebabkan lengan kirinya putus. Selama pertempuran itu, ia mendapat banyak luka tombak juga panah. Namun, hal itu tak menjadi alasan ia melarikan diri dan meninggalkan perang. Kesetiaannya menjaga Rasulullah menjadi bukti komitmennya terhadap Islam.
4. Aisyah binti Abu Bakar
Aisyah merupakan istri Rasulullah yang memiliki pengaruh paling besar bagi kaum muslim sepeninggalnya. Dialah wanita cerdas yang memainkan peran sentral dalam penyampaian ajaran Islam. Besar dalam asuhan keluarga Abu Bakar kemudian dilanjutkan dalam rumah tangga kenabian, menjadikan Aisyah menjelma menjadi wanita dengan kecerdasan yang tinggi serta keluasan tsaqafah. Dalam perannya mendampingi Rasulullah, banyak sekali pelajaran yang menjadi rujukan hukum bagi kaum muslim.
Dengan kecerdasannya, ia selalu berpikir kritis dan analitis dalam melihat suatu peristiwa. Ia telah menghafal sebanyak 2.210 hadis, terutama terkait permasalahan pribadi dan keluarga. Ia juga seorang yang sangat memahami mengenai pandangan-pandangan tafsir, fikih, kalam, literatur, dan juga sastra. Bahkan tak hanya dari aspek periwayatan saja, tetapi juga dari segi pemahaman.
Aisyah merupakan perempuan yang penuh dengan keingintahuan. Berbeda dengan wanita masa kini yang kepo terhadap gosip terkini, Aisyah sangat haus akan ilmu pengetahuan. Sebagaimana pepatah Arab menyebutkan, pengetahuan merupakan sumur yang teramat dalam, sedangkan embernya adalah pertanyaan. Menyadari hal tersebut, Aisyah banyak sekali bertanya kepada Rasulullah terkait setiap hal yang terlintas di benaknya. Aisyah pun senantiasa menggunakan kedalaman pemikirannya untuk membandingkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya dan bertanya kepada Rasulullah. Ia melayani umat selama 44 tahun sebagai kontribusinya dalam penyebaran Islam. Banyak sahabat yang mengunjunginya untuk menggali pengetahuan Islam kepadanya.
5. Fatimah Al-Fihri
Fatimah merupakan putri seorang pedagang kaya di Fez, Maroko, yaitu Mohammed bin Abdullah al-Fihri. Ia laksana permata dan simbol kuat aspirasi perempuan. Ia pun merupakan contoh pemimpin kreatif dalam sejarah muslim. Dengan harta yang diwarisinya dari ayahnya, ia mendirikan masjid sekaligus pusat pendidikan yang secara bertahap berkembang menjadi Universitas al-Qarawiyyin atau Al-Karaouine (University of al-Qarawiyyin) di Fez, Maroko, seratus tahun sebelum berdirinya Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir. Al-Qarawiyyin dianggap sebagai universitas tertua yang masih beroperasi, yaitu sejak tahun 861 telah meluluskan banyak tokoh penting dalam sejarah. Bahkan hingga kini masih rutin menggelar simposium dan debat rutin keilmuan.
6. Huma Hatun
Huma Hatun adalah ibunda Muhammad Al-Fatih atau Mehmed ll Penakluk Konstantinopel. Ia merupakan wanita yang salihah, seorang ibu istimewa yang fokus dalam mendidik anaknya. Hati dan perasaannya adalah cermin keteguhan iman, serta simbol kecerdasan akalnya. Ia mendedikasikan hidupnya dan mengerahkan segala potensi yang dimilikinya untuk melahirkan manusia besar dan mendidiknya untuk menjadi penjawab janji Rasulullah sebagai penakluk Konstantinopel. Setiap bakda salat subuh, ia akan keluar membawa putranya dan menunjuk Benteng Konstantinopel dan mendorong semangat putranya, meyakinkan dirinya bahwa dia layak menyandang gelar agung penakluk Konstantinopel, yang kemudian hari putranya ini menjadikan penaklukan Konstantinopel sebagai tujuan hidupnya.
Inilah beberapa teladan penuh pesona dari perempuan-perempuan hebat pembangun peradaban. Nama mereka harum sepanjang masa. Merekalah yang layak ditiru oleh perempuan-perempuan masa kini demi melahirkan generasi bintang pemimpin masa depan. Wallahu a'lam bi al-shawab.[]
Semoga semua mukminah mampu menjadi perempuan yang memiliki kontribusi besar untuk Islam dan peradaban manusia. Aamiin. Barakallahu fiik untuk penulis
Luar biasanya peran perempuan dalam Islam. Hebatnya lagi, Islam sangat memuliakan dan mengangkat derajat perempuan sangat tinggi. Maka, berbahagialah kita sebagai perempuan-perempuan muslim.
Masyaallah, wanita-wanita muslimah di atas benar-benar luar biasa ya.
Ibu adalah tiang negara, ungkapan yang menggambarkan peran ibu sangatlah utama. Contoh nyata dari para ibu terdahulu hendaklah bisa menjadi pelajaran berharga.
Kedudukan perempuan sangat mulia dalam Islam. Ketika syariat Islam ditegakkan perempuan luar biasa peranannya dalam kehidupan baik domestik maupun publik.
Luar biasa keberadaaan perempuan dalam Islam. Memosisikan perempuan di tempat strategis tanpa harus kehilangan peran domestiknya. Sungguh memesonakan dan begitu adil Islam menempatkannya.