Peran muslimat dalam kebangkitan Islam tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih jika bergerak bersama jemaah dakwah Islam.
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan Penulis Derap Dakwah Umayah)
NarasiPost.Com-Muslimat adalah satu kata yang penuh makna. Ia bukan sekadar perempuan yang memeluk agama Islam. Lebih dari itu, ia memiliki peran penting dalam lajunya arus perubahan untuk kebangkitan Islam. Ya, dalam benak umat Islam yang paham akan perjalanan risalah Islam, peran muslimat selalu hadir dalam pergerakan dakwah. Sayangnya, setelah runtuhnya Khilafah dan adanya arus pemikiran sekuler, banyak dari mereka yang kehilangan jati dirinya. Baik dalam mengetahui tujuan hidupnya atau dalam membangkitkan masyarakat dengan peran yang dimilikinya.
Lantas, bagaimanakah gambaran peran muslimat pada generasi awal risalah Islam? Bagaimana pula perjuangan mereka saat ini? Ke mana arah perjuangan mereka yang seharusnya dilakukan?
Muslimat Generasi Awal Risalah Islam
Sejak Rasulullah saw. diangkat menjadi nabi dan rasul terakhir, perjalanan dakwah yang dilakukan tak lepas dari peran muslimat. Sebut saja Khadijah binti Khuwalid, Fatimah binti Muhammad saw., Ummu Aiman, Aisyah binti Abu Bakar, dan Sumayah Ummu Ammar bin Yassir. Mereka adalah para perempuan yang memeluk agama Islam pada masa awal risalah Islam. Disusul oleh perempuan lain seperti Asma’ binti Abu Bakar, Ummu Imarah, Ummu Sulaim, dan yang lainnya yang tak kalah besar dalam memberikan kontribusi kepada dakwah Islam.
Ya, sejak Islam hadir dalam kehidupan mereka, tiada hari yang mereka lewati tanpa perjuangan untuk menyerukan tegaknya kalimat Allah Taala. Meskipun ujian dakwah datang dengan sangat hebat sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, hal tersebut tidak membuat mereka gentar. Perjuangan tangguh mereka yang harus kehilangan harta, sanak saudara, dan nyawa sudah sepatutnya menjadi teladan bagi perempuan muslim saat ini.
Keimanan dan keyakinan mereka akan kemenangan yang Allah berikan atas setiap perjuangan menjadi dasar keteguhan mereka dalam memeluk agama Islam. Mereka tidak silau atas kenikmatan dunia dan tidak takut atas tekanan para pemimpin kabilah saat itu. Semua hidupnya didedikasikan untuk Allah semata. Masyaallah.
Perjuangan Muslimat Saat Ini
Sayangnya, semangat juang muslimat pada generasi awal terus mengalami kemunduran sejak Khilafah yang berpusat di Turki runtuh oleh tangan Mustafa Kemal Ataturk. Umat Islam banyak mengalami penderitaan bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Perempuan muslim pun terkena imbasnya. Mereka tak lagi mendapatkan kehormatan dan kemuliaan seperti saat Khilafah hadir dalam kehidupan.
Parahnya, sebagian perempuan muslim yang menginginkan kebangkitan justru diarahkan kepada perjuangan yang salah oleh para kafir penjajah. Mereka diarahkan kepada perjuangan semu bahkan rusak dalam memperjuangkan hak mereka melalui feminisme, kesetaraan gender, HAM, liberalisme, pemberdayaan dan investasi perempuan, serta yang lainnya. Alhasil, penderitaan perempuan muslim makin bertambah.
Banyaknya muslimat yang terjun ke ranah publik, sedikit banyak membuat tingkat keharmonisan keluarga terganggu. Angka perceraian meningkat, hilangnya peran domestik perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, adanya kekerasan yang menimpa perempuan, hingga perdagangan manusia yang juga melibatkan perempuan sebagai korbannya. Sungguh sangat memprihatinkan!
Oleh karena itu, perjuangan muslimat saat ini tidak boleh merujuk kepada sistem sekularisme yang hadir saat ini. Sistem sekularisme tidak akan mampu melindungi dan menyejahterakan perempuan karena hanya berpihak kepada para kapitalis. Perempuan hanya dijadikan pelaku dan objek untuk menghasilkan keuntungan bagi para kapitalis.
Lihat saja, bagaimana perempuan dieksploitasi kecantikannya untuk menarik daya beli berbagai produk yang dihasilkan. Lihat pula bagaimana perempuan muslim didiskriminasi dalam berbagai negara ketika mereka hendak melaksanakan syariat Islam dalam menutup aurat, menjalankan ibadah, atau yang lainnya.
Muslimat dan Kebangkitan Islam
Syahdan, perempuan muslim adalah sosok mulia yang dihormati dalam Islam. Kemuliaannya terjaga karena adanya sistem Islam yang diterapkan dalam kehidupan. Maka dari itu, tak ada jalan lain untuk mengembalikan kemuliaan perempuan kecuali dengan kembali menegakkan sistem Islam. Perjuangan muslimat harus diarahkan untuk kebangkitan Islam ini. Yaitu dengan tegaknya negara penerap Islam atau Khilafah yang sesuai dengan manhaj Rasulullah saw.
Untuk menyongsong kebangkitan Islam, setidaknya ada lima hal yang harus dilakukan oleh muslimat sebagai berikut :
Pertama, perjuangan harus dilandasi akidah dan tsaqafah Islam yang benar. Tujuan dari perjuangan bukan untuk meraih keuntungan materi. Melainkan untuk menerapkan semua hukum Allah yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim (lihat QS. Al-Baqarah ayat 208).
Kedua, perjuangan harus dilakukan secara berjemaah bersama kelompok dakwah yang mengikuti metode kenabian. Kelompok dakwah ini harus memiliki fikrah dan tarekat dakwah yang jelas disertai ikatan yang benar antaranggota jemaah yang bergabung bersamanya (lihat QS. Ali Imran ayat 104).
Ketiga, perjuangan dilakukan demi tegaknya Islam secara menyeluruh. Perjuangan untuk kebangkitan Islam tidak boleh dilakukan secara bertahap. Umat harus disampaikan konsep pemahaman Islam yang utuh dalam semua aspek kehidupan, sebab Islam telah diturunkan Allah secara sempurna (lihat QS. Al-Maidah ayat 3).
Keempat, perjuangan dilakukan secara sistematis dan terorganisasi dengan baik. Bergabungnya seorang muslimat dalam kelompok dakwah tidak cukup tanpa melaksanakan instruksi dakwah yang diberikan oleh pemimpin jemaah yang menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladannya.
Kelima, perjuangan harus bersifat politis. Makna politik di sini adalah segala hal yang meliputi urusan umat. Bukan makna politik dalam sistem demokrasi. Dakwah secara politis akan membuka pemahaman masyarakat bahwa Islam adalah solusi atas semua permasalahan.
Keenam, perjuangan harus senantiasa dibarengi dengan kedekatan kepada Allah Swt. Sesungguhnya, manusia hanya bisa berusaha sedangkan Allah adalah penentunya. Menggantungkan harapan hanya kepada Allah mutlak harus dilakukan. Jika seseorang mendapatkan hidayah melalui dakwah yang kita lakukan, itu merupakan hadiah dan karunia Allah yang diberikan kepada kita.
Penutup
Peran muslimat dalam kebangkitan Islam tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika pada masa awal risalah Islam muslimat yang ada mampu menunjukkan kiprahnya dalam dakwah, pun hal yang sama dapat dilakukan oleh muslimat saat ini. Perjuangan akan memberikan kontribusi besar jika dilakukan secara terorganisasi bersama jemaah dakwah Islam yang menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan dalam metode dakwahnya dan Al-Qur’an sebagai pedomannya.
Allah Swt. berfirman,
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ
“Dan Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad saw.) kitab (Al-Quran) dengan kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya dan sebagai penjaganya. Maka putuskanlah perkara di antara kalian dengan apa-apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS. Al-Maidah : 48)
Wallahu a’lam bishawab. []
Setuju. Peradaban Islam memang tak lepas dari peran para muslimah. Jika hidup dalam sistem yang baik, pasti akan lahir pula para muslimah yang menampilkan kiprah yang luar biasa dalam dakwah.
Barakallah mbak Firda
Wa barakallahu fiik
Suka sekali dengan kalimat ini: Jika pada masa awal risalah Islam muslimat yang ada mampu menunjukkan kiprahnya dalam dakwah, pun hal yang sama dapat dilakukan oleh muslimat saat ini.
Setuju banget!
Semoga kita bisa memberikan kontribusi terbaik untuk dakwah. Aamiin
Masyaallah keren naskahnya mba Firda. Semoga banyak yang tercerahkan
Aamiin
Shohih, dalam setiap sejarah, selalu ada peran perempuan. Termasuk dalam perkembangan Islam. Di sekeliling Rasulullah, terdapat para perempuan yang turut berperan serta dalam dakwah Islam. Suatu peran yang agung dan meninggalkan jejak jariyah. Sayang, peran ini sudah tidak banyak dilirik muslimah saat ini. Semoga dengan dakwah Islam kaffah, semakin banyak muslimah kembali pada jati dirinya.
Aamiin.. untuk menyadarkan kembali peran muslimat maka dibutuhkan dakwah kepada mereka.