Syafaat

"Aku adalah orang yang pertama kali memberikan syafaat di surga dan aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya. (HR. Muslim)"

Oleh. Firda Umayah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Umat Islam tidak asing dengan istilah syafaat. Bahkan, sebagian besar mengharapkan mendapatkan syafaat di hari kiamat. Besarnya pengharapan ini membuat sebagian orang menyibukkan diri untuk mempersiapkannya. Lantas, bagaimanakah sikap muslim terhadap syafaat?

Makna Syafaat

"Syafa'ah" berasal dari bahasa Arab yang berarti memohon untuk orang lain. Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, istilah syafa'ah bermakna permohonan untuk mengampuni dosa dan kesalahan. Sehingga syafaat biasanya diperuntukkan kepada orang-orang yang melakukan dosa dan berharap mendapatkan ampunan atas dosa yang dilakukan.

Pemberian syafaat merupakan otoritas Allah Swt. semata. Hanya atas izin dan rida Allah saja seseorang bisa mendapatkan syafaat. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surah An-Najm ayat 26. Allah Swt. berfirman,

وَكَمْ مِّنْ مَّلَكٍ فِى السَّمٰوٰتِ لَا تُغْنِيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اَنْ يَّأْذَنَ اللّٰهُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَرْضٰى

"Dan betapa banyak malaikat di langit, syafaat (pertolongan) mereka sedikit pun tidak berguna kecuali apabila Allah telah mengizinkan (dan hanya) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia ridai."

Namun, muslim juga meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. merupakan nabi yang bisa memberikan syafaat. Hal ini sebagaimana sabda beliau saw., "Ada sekelompok kaum yang keluar dari neraka karena syafaat Muhammad saw. Lantas mereka masuk surga dan diberi julukan 'Jahannamiyun' (mantan penghuni neraka Jahanam)" (HR. Bukhari dan Abu Daud)

Orang yang Mendapatkan Syafaat

Sekalipun syafaat merupakan hak mutlak dari Allah, maka perlu dipahami bahwa syafaat hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman namun berbuat dosa. Syafaat tidaklah diberikan kepada mereka yang tidak beriman. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah Swt.

لَا يَمْلِكُوْنَ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًا ۘ

"Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Allah) Yang Maha Pengasih." (QS. Maryam : 87)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa syafaat hanya diberikan kepada orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan (Allah) Yang Maha Pemurah saja. Perjanjian itu berupa kesaksiannya dengan mengatakan kalimat syahadat, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah". Lalu ia mengamalkan hak dari kalimat tersebut.

Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa orang yang mendapatkan syafaat hanyalah orang-orang beriman yang dipilih dan diridai oleh Allah Swt. Sehingga kafir atau nonmuslim tidak berhak mendapatkan syafaat. Karena kafir tidak bersyahadat dan beriman kepada Allah Swt.

Ini juga diperkuat dengan hadis Rasulullah saw. bahwa beliau saw. bersabda, "Setiap nabi mempunyai doa yang mustajab. Setiap nabi doanya dikabulkan segera. Adapun aku menyimpan doaku untuk memberikan syafaat kepada umatku pada hari kiamat. Syafaat itu insyaallah diperoleh umatku yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan apa pun." (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Sikap Muslim untuk Menyambut Syafaat

Dampak pemberian syafaat atas izin dan rida Allah sangatlah besar bagi umat Islam. Karena mampu mengeluarkan seorang mukmin yang telah melakukan dosa dari neraka menuju surga. Oleh karena itu, hendaknya muslim selalu menjaga diri dan aktivitasnya agar selalu berada dalam keimanan hingga akhir hayat.

Hal ini bisa dilakukan dengan senantiasa berada dalam ketakwaan. Yaitu menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena syafaat hanya akan diberikan kepada mereka yang menutup hidupnya dengan akhir yang mulia. Yaitu menutup usia dengan kalimat tauhid, "Laa ilaaha Illallah" dengan sepenuh hati dan jiwa.

Untuk menyambut akhir mulia tersebut, maka muslim tidak boleh mengabaikan syariat Islam sekecil apa pun. Muslim juga harus berusaha menjalankan syariat Islam tidak hanya untuk diri sendiri. Tapi juga untuk keluarga, masyarakat, dan negara. Karena muslim wajib hukumnya untuk menerapkan syariat Islam secara keseluruhan seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 208.

Selain itu, suasana keimanan yang tercipta di lingkungan masyarakat dan negara karena penerapan syariat Islam akan menjaga setiap muslim selalu berada dalam ketaatan kepada Allah dan meminimalisasi muslim untuk melakukan perbuatan dosa.

Sehingga, muslim akan senantiasa menjadi orang yang beriman yang bisa mendapatkan syafaat kelak di hari kiamat. Rasulullah saw. bersabda, "Aku adalah orang yang pertama kali memberikan syafaat di surga dan aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya." (HR. Muslim)

Wallahu a'lam bish shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Hidup Begitu Berharga
Next
Saat Bocah Terjerat Pornografi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram