Anak yang disayang
Kau tega nian memberi sakit hati padanya
Sanggup kau acuh tanpa kau tersentuh
Oleh: Indah Mustika Tanjung, S.Kom.
Hujan sudah membasahi bumi
Kulihat juga hujan di pipinya yang mulai keriput.
Ah.. aku tak sanggup menyapa
Aku tahu hatinya kemelut karena kami
Anak yang disayang
Kau tega nian memberi sakit hati padanya
Sanggup kau acuh tanpa kau tersentuh
Sadarlah..
Aku lihat kau bonceng wanita lain
Ibumu kau biarkan berjalan letih
Mencari penghidupan
Kau pun dinner bak adegan film roman
Dengan wanita yang kau puja
Dan ibumu saja tidak tahu
Sudah makan atau belum
Dia inginkan kau cepat pulang ke rumah
Hatinya Miris.. dia salahkan dirinya
Tapi doanya tak pernah putus
Untuk anaknya
Ibu mungkin merenung
Andai bisa memutar kembali rekaman tentangnya
Kau tak mampu hitung pengorbanan ibumu
kau tak mampu merawatnya seperti ibu merawat anaknya
sudahlah kau terlalu egois
Allah sudah perintahkan
Berbuat baiklah pada orang tua
Tapi sudahlah hidupmu
Sudah sombong hai anak muda
Rasul pun mengatakan padamu
Ibumu..ibumu..ibumu..
Sampai tiga kali tentangnya
Tentang betapa Ibu begitu mulia
Hatinya tetap luas walau kau sakitinya
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan Anda ke email narasipostmedia@gmail.com