Mungkin kamu tak memaknai arti syukurmu
Di setiap tiupan angin itu
Terselip bahasa aku rindu
Syukur yang menjadi tameng untuk kehidupan
Hingga simalakama
Pergi tak mendapatkan harapan
Oleh : Putri Khadijah
NarasiPost.Com-Terbujur kaku tertimpa penyesalan
Sampai menuju di alam kesadaran
Susah menyatu dengan kenangan
Begitu hilang akhirnya tak lagi kunjung datang
Tergores harapan diujung sumbangan
Menuju jua pada timbal balikan
Tiada payah yang menjadi santapan
Aku hanya siap berdiri dengan hujan
Sia-sia ..
Jangan jangan hujan tak memberi keinginan
Percuma ada pucuk dicinta
Namun ulam tak pernah tiba
bukan manis yang sampai di lidah
Tapi nyata yang akhirnya pergi tanpa sisa
Kapankah
Mampu yang menghilang
Sudah tidak menghampiri
Bukan aku jatuh tak mau berdiri
Namun jingga menoreh luka akhirnya
Salam rindu pada malam
Bukan untuk menanti bayang bayang
Melainkan
Ketulusan yang dicontohkan kerlipan bintang
Aku tahu bukan sore yang ditunggu
Tetapi fajar yang menetap pada pagi
Hingga matahari mau menampilkan setitik cahaya
Bukan bahagia yang ditunggu
Tapi sakit yang menanti
Jangan menyesal pada kenyataan
Karena menunggu itupun ujian
Sungguh
Bagai buah simalakama
Seharusnya jingga di sore hari
Mengapa fajar menjadi pagi
Mungkin kamu tak memaknai arti syukurmu
Di setiap tiupan angin itu
Terselip bahasa aku rindu
Syukur yang menjadi tameng untuk kehidupan
Hingga simalakama
Pergi tak mendapatkan harapan
Bogor, Desember 2020[]
Photo : Google Source
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com